The Man's Perfect Wife - Chapter 11 Part 1
Tae Kyung terbangun dalam kabut rasa sakit.
Sinar matahari merayap masuk ke dalam kamar di antara celah tirainya. Langit-langit yang tidak akrab, sepaket jarum suntik yang dapat terlihat jelas. Ia bisa mencium bau manis yang melayang dari suatu tempat. Ketika ia mencium bau yang akrab itu, ia memanggil nama adik perempuannya. Apa yang terjadi?
Ia sudah tertangkap oleh Priesiden Min. Ia ingat dipukuli, dicabik, dan dibiarkan untuk menderita sampai ia hampir mati. Meskipun itu tidak tampak akan berakhir, ia berusaha untuk bertahan sekuat tenaganya. Namun, Paman Woo Kyung tidak sanggup melakukannya. Tak tertahankan, menyaksikan Paman Woo Kyung runtuh dan ambruk di depan matanya sendiri.
Pada akhirnya, Tae Kyung menyerahkan rekening di Luxembourg untuk menyelamatkan nyawa Woo Kyung, tetapi Presiden Min tidak ragu untuk tetap membunuhnya.
Bangsat. Tae Kyung akan membunuhnya. Itu tidak lagi cukup, hanya dengan membuatnya berlutut. Kalau bukan karena Yuan yang menahannya, ia pasti sudah membunuh Min Dae Yup sekarang.
Apa yang terjadi?
Ia ingat melihat Yuan. Wajah adik perempuannya pucat selagi ia berlari turun untuk menyelamatkannya. Bagaimana adik perempuannya, yang selalu pingsan saat melihat darah, sanggup turun ke bawah sana? Yang lebih pentingnya lagi, bagaimana ia berhasil membawanya kemari?
Tiba-tiba saja, ia mendengar bunyi klik sewaktu pintunya terbuka, diikuti dengan suara adik perempuannya.
"Oppa ..."
Suara yang agak rendah, yang sangat dirindukannya.
Tae Kyung menolehkan kepalanya. Yuan mengenakan blus halus dengan celana panjang longgar. Rambutnya dibiarkan terurai. Dengan cepat ia mengamati adik perempuannya. Kelihatannya, ia tidak terluka.
"Aku menyuruhmu untuk tidak datang."
Mendengar perkataannya, Yuan tampak kecewa. Akhirnya mereka bisa bicara dengan layak setelah setahun tidak bisa bercakap-cakap, tetapi hal pertama yang dilakukannya adalah memarahinya. Tae Kyung juga tidak menyukainya, tetapi ia tidak bisa menahannya.
"Jangan konyol." Yuan menghampirinya dan menatap ke wajah pucatnya. "Apa kau tahu bahwa kau sudah tidur selama tiga hari?"
Tiga hari? Tae Kyung tidak menyadarinya. Ia tersadar dan pingsan, dan semuanya terasa seperti sebuah mimpi.
"Aku tidak tahu. Dimana kita?"
Tidak mungkin kan, kalau mereka berada di rumah Seo Joon Hun?
"Rumah kita."
Yuan mengatakan 'rumah kita'. Untuk beberapa alasan, kata-kata itu membuat Tae Kyung merasa kesal. Bagaimana bisa rumah Seo Joon Hun menjadi 'rumah kita' bagi Yuan?
"Apa?"
"Kata Joon Hun-ssi ..."
Yuan sedikit mengalihkan matanya. Itu adalah kebiasaannya kapan saja ia merasa canggung. Tae Kyung jadi gamang.
"Apa yang kau beritahukan padanya?"
Bibir adik perempuannya terkatup rapat.
Ia menolehkan kepalanya dan menatapnya. "Ia menemukan akta kelahiran Amerika milikmu. Tidak ada yang bisa kulakukan."
Akta kelahiranku?
Tae Kyung mengernyit. Wajahnya jadi tegang saat menyadarinya. Seo Joon Hun mengetahui semuanya. Ia tahu siapa ibunya, siapa dirinya, dan apa yang telah mereka perbuat.
Tetapi, ia membawaku ke rumahnya? Kenapa?
"Apa kau sedang memberitahukan padaku kalau entah bagaimana, kau membuat Seo Joon Hun membiarkanku tinggal di rumahnya?"
"Iya." Jawaban Yuan singkat.
Tae Kyung memincingkan matanya sementara ia memandangi adik perempuannya. Adik perempuannya sedang menghindari tatapannya. Keganasan yang selalu ditunjukkan adiknya kapan saja mereka membicarakan tentang Seo Joon Hun telah menghilang. Apakah ia ... Tidak. Tidak mungkin. Yuan mengetahui siapakah ayah Seo Joon Hun. Tidak mungkin ia membuka hatinya pada pria itu.
"Kenapa?
"..." Yuan tidak menjawab. Ia hanya mengepalkan tangannya.
Tae Kyung dapat melihat cincin kawinnya di jarinya. Tiba-tiba saja, ia memiliki firasat aneh dan mengerikan.
"Kenapa, Min Yuan?" Tae Kyung bertanya dingin lagi.
Akhirnya, menguatkan dirinya, Yuan pun mendongak. "Ia bilang, ia akan membantuku."
"Kenapa?"
"Mengapa kau menanyakanku itu? Ia mengetahui tentang dirimu, sehingga aku harus memberitahukannya kenyataannya."
"Kau memberitahukan padanya ... semuanya? Kamu memberitahukan padanya tentang apa yang dilakukan oleh ayahnya?"
Wajah Yuan memucat. Selagi ia memperhatikan wajah adik perempuannya mengeras, tiba-tiba saja, Tae Kyung merasakan sakit yang menusuk di sekujur tubuhnya. Ia tidak menginginkan bantuan apa pun dari seseorang seperti Seo Joon Hun. Hanya fakta bahwa ia adalah putra Seo Jae Hyuk saja, sudah menjijikan. Dirinya sebagai suami Yuan, membuat Tae Kyung merasa sangat mengerikan.
Kalau bukan karena rencana Yuan untuk memulai balas dendam mereka dengan proyek Dubai, ia tidak akan pernah menyetujui pernikahan mereka.
"Ia tidak mengetahui tentang itu."
"Mengapa kau tidak memberitahukannya?"
"Bagaimana bisa aku memberitahunya?! Ia adalah orang yang menyelamatkan nyawamu!"
Yuan berbicara dengan galak selagi wajah pucatnya menatap Tae Kyung.
"Aku tidak bisa membawamu keluar dari ruang bawah tanah itu sendirian. Itulah saat Joon Hun-ssi datang, dan yang dapat kulakukan adalah memohon bantuannya. Ia sudah mengetahui kalau kau dan aku mencuri 500 miliar won. Kita akan dibunuh oleh Presiden Min jika ia meninggalkan kita di sana. Bagaimana bisa aku tidak meminta pertolongannya?"
"Ah, jadi, apa yang kau katakan, Min Yuan? Bahwa ibumu meninggal di tangan Presiden Min, jadi tolong bantu kami? Dan ia menyetujuinya dengan patuh? Kenapa?"
Yuan hanya menatap balik dirinya dalam diam.
Tae Kyung tahu. Ia tahu bahwa Yuan tak berdaya. Yuan ingin menyelamatkannya, tetapi ia tidak melihat ada jalan lain. Tae Kyung tahu mengapa Seo Joon Hun memutuskan untuk menolongnya. Berapa banyak pria yang sanggup menolak wanita yang mereka cintai?
Cincin kawin itu. Tidakkah itu menjelaskan segalanya?
"Aku tidak membutuhkan bantuan apapun dari bajingan itu."
Hanya pemikiran itu saja membuatnya jijik.
"Ah, sungguh? Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Di saat kau meninggalkan rumah ini, Presiden Min akan menangkapmu lagi."
"Aku tidak akan menerima bantuannya, meskipun jika itu membunuhku."
"Kenapa kau seperti ini, Oppa? Tidakkah kau mengetahui situasi kita saat ini?"
"Kenapa kau seperti ini, Min Yuan? Setelah tinggal bersama putra kotor Presiden Seo, apakah kau sungguh jadi menyukainya?"
"Apa?"
Wajah putih Yuan menegang selagi ia menatap Tae Kyung mematikan.
Tae Kyung tidak bisa berhenti. Yuan, adik perempuannya, satu-satunya orang yang dicintainya di dunia ini, tengah mengutarakan omong kosong. Ia tidak tahan. Rumah kita? Rumah Seo Joon Hun tidak akan pernah menjadi 'rumah kita' bagi Yuan.
"Nyonya Muda."
Mereka mendengar suara seorang pria dan ketukan di pintunya.
Yuan tersentak dan menolehkan kepalanya. "Iya?"
Pintunya terbuka, dan mereka melihat wajah seorang pria paruh baya yang mengintip ke dalam. "Ada sesuatu yang memerlukan perhatian Anda di luar sana."
"Apa itu?"
"Seorang wanita aneh sedang mencarimu di luar rumah."
"Apa?"
Terkejut, Yuan menatap Tae Kyung.
Seorang wanita aneh? Siapakah itu?
"Eri?"
Mata Yuan membelalak mendengar suara dingin Tae Kyung.
"Kau seharusnya memberitahukan padaku apa yang sebenarnya terjadi pada kalian!"
Eri yang mengamuk pun mulai meledak penuh amarah di saat ia menginjakkan kaki ke dalam ruang tamu. Ia bertubuh kurus dan berambut pendek seperti anak lelaki. Ia mengenakan legging yang pas di tubuh dan jaket kulit yang senada. Ia memang terlihat aneh dengan banyak tindikannya dan sepatu bot tempurnya, tetapi ia masih tampak bergaya.
"Maaf. Aku tidak bisa mencari waktu untuk menghubungimu."
"Ah, begitukah? Kau sama saja dengan Tae Kyung-oppa! Kalian hanya muncul ketika kalian membutuhkan sesuatu, dan ketika tidak butuh, kalian melupakannya begitu saja."
"Bukan begitu."
Tae Kyung sakit sekali selama tiga hari. Selain itu, Joon Hun tidak pergi bekerja selama masa itu dan membuat Yuan gila. Saat akhirnya Yuan punya cukup waktu untuk menghubungi Eri, ia mengetahui bahwa uang di Luxembourg di bawah nama Tae Kyung-Oppa, telah menghilang, sekali lagi membuat Yuan jadi gila.
Uang itu sudah menghilang.
Ia tidak tahu apa yang terjadi, tetapi ia belum mengungkitnya pada Tae Kyung. Bagaimana uang itu, yang berada di bawah namanya, menghilang begitu saja? Sekarang ini, Yuan tengah memburu keberadaan uang tersebut.
"Terjadi sesuatu."
"Apa? Apakah terjadi sesuatu pada Tae Kyung-Oppa?"
"Oppa baik-baik saja. Ia baru saja tersadar."
"Ah, benarkah?"
Eri bercahaya penuh antisipasi dan baru saja akan berjalan pergi ketika tiba-tiba saja ia berhenti. Ia baru teringat, Tae Kyung memperingatkannya agar tidak pernah muncul lagi di hadapannya.
"Sialan."
Merasa kesal, Eri menjatuhkan diri ke sofa. Lampu lantai di sebelah sofa itu mulai bergoyang. Choi Myung, yang berdiri di dekat pintu, jadi sangat gugup. Namun, Eri tidak memperlihatkan kepedulian sama sekali.
Eri tidak tahu mengapa semua benda di sekitarnya gampang sekali rusak. Beruntungnya, ia menjaga komputer-komputernya dengan sangat baik.
"... Oppa akan baik-baik saja, kan? Keamanan di sini bukan main-main. Aku tidak bisa menyusup masuk sama sekali ..."
Yang hebatnya, kamera pengawasnya dimatikan, sehingga Eri tidak bisa mengintip ke dalam.
"Ia baik-baik saja, aku baru saja bertemu dengannya."
"Sungguh?" Tampak kecewa, Eri mengigit bibir bawahnya. Ia sedang menahan impulsnya untuk berlari menuju Tae Kyung.
Yuan berpikir bahwa, luar biasa karena ia bisa mencintai seseorang dengan sebegitu bersemangatnya. Yuan menghela napas dan duduk di sofa di seberangnya. Choi Myung membawakan teh.
"Silakan minum teh."
"Ah, aku tidak minum teh, Paman. Apa kau punya bir? Yang segar akan menyenangkan."
"Eri, cukup."
Dipelototi Yuan dan ditegur, Eri mengangkat bahunya. "Kenapa? Tidak semua orang suka teh. Aku minum cukup teh dulu di Inggris. Bir adalah yang terbaik untukku ..."
"Aku akan pergi dan mengambilkan satu."
Sesuai yang diharapkan, Choi Myung adalah seorang yang profesional.
Leher Yuan terasa tegang. Namun, sekarang karena Eri di sini ...
"Bagus. Minum bir dan kerja sedikit sebelum kau pergi."
Eh? Eri mengejapkan mata sewaktu ia meletakkan kakinya di atas meja.
***
"Masuk."
Sinar mentari tercurah melalui jendela-jendela yang tinggi, menciptakan bayangan gelap di sepanjang ruangan tersebut. Seorang pria sedang duduk di balik meja besar, berdiri dan menyambut Joon Hun.
Ia adalah presiden R&K, Min Dae Yup. Ia adalah ayah Yuan yang sah, sekaligus ayah mertua Joon Hun. Ia adalah pria besar berbobot sekitar 100 kilogram. Istrinya, Hong Se Ryung, juga ada di kantor. Ketika Presiden Min melihat Joon Hun masuk, ia bangkit dan menyapanya dengan gembira. Dari balik punggung Presiden Min, Se Ryung tersenyum aneh.
Se Ryung cukup terkenal di dunia keuangan. Sepuluh tahun yang lalu, ia adalah seorang hostess di sebuah bar di Gang Nam. Dalam satu sambaran, ia berhasil mengambil alih sebagai nyonya R&K. Ada rumor yang beredar bahwa ia hebat di ranjang. Ada omongan bahwa, seorang pria yang menghabiskan satu malam bersamanya, menyatakan kalau Se Ryung mampu mencuri jiwamu.
Rumor-rumor ini pastinya benar. Presiden Min yang seperti ular itu masih makan dari telapak tangan Se Ryung.
"Bagaimana kabarmu?"
Mendengar sapaan Joon Hun, Presiden Min menghampirinya dan menjabat tangannya. Tangan tebalnya lembap penuh keringat. Itu tidak menyenangkan, tetapi Joon Hun tidak membiarkannya terlihat.
"Terima kasih karena telah datang jauh-jauh kemari. Apa kalian berdua bersenang-senang saat ulang tahun pernikahan kalian?"
"Iya. Berkat dirimu, kami bersenang-senang."
"Kau mengirimkan hadiah yang luar biasa. Tidak mungkin mereka tidak menikmatinya."
Suara Se Ryung menginterupsi percakapan mereka. Mereka sedang membicarakan tentang kabar bahwa EUIB telah menyetujui untuk investasi 500 miliar ke proyek Dubai. Sepertinya, mereka sudah melupakan bahwa, EUIB setuju untuk investasi itu hanya karena Joon Hun telah menggandakan jumlah itu untuk agunan.
Seperti perusahaan lainnya, kantor pemimpin R&K berada di lantai teratas dari gedung mereka. Jendela-jendela yang tinggi itu tinggi dan lebar sekali hingga itu nyaris tidak bisa disebut sebagai sebuah ruangan sama sekali. Jendela itu nyaris lima meter lebarnya dan sepuluh meter tingginya. Seseorang dapat melongok ke bawah dan melihat pusat kota Seoul dan Sungai Han sekaligus.
Sebuah menara Babel yang didirikan di atas tumpukan uang. Kapan saja seseorang melihat R&K, itulah pikiran yang pertama melintas dalam benak. Apakah itu karena perusahaan ini adalah sebuah perusahaan investasi?
Dua puluh delapan tahun yang lalu, berkat penggabungan itu, perusahaan tersebut berhasil menggait banyak investor. Namun, performanya tidak bisa dianggap sebagai yang teratas. Sesungguhnya, anehnya mereka mengalami banyak kerugian pada awalnya. Setelah itu, mereka menyerap sebuah bisnis kecil yang kokoh yang bernama M&A.
Perusahaan-perusahaan yang Presiden Min investasikan, sementara waktu akan mengalami berbagai macam masalah, menyebabkan harga saham mereka anjlok. Dengan punggung mereka yang menempel di tembok, perusahaan-perusahaan ini kemudian akan secara enggan, terserap ke dalam R&K di bawah dalih sebuah investasi.
Kemudian, di bawah kedok restrukturisasi, mereka akan memecat sebagian besar karyawannya sebelum menjual teknologi inti dari perusahaan tersebut, atau hasilnya, kepada perusahaan lain untuk mendapatkan keuntungan.
Akan tetapi, masa lalu adalah masa lalu.
Belakangan ini, Presiden Min berusaha sangat keras untuk mengubah reputasi mereka menjadi sebuah perusahaan yang etis. Ia menghemat pajak dengan mendukung amal sosial. Ia mulai memilih proyek normal untuk diinvestasikan dan sepenuhnya menggunakan departemen hubungan masyarakatnya.
Di antara itu, keputusan terbaiknya adalah bermitra dengan Hyun Jin untuk membentuk konsorsium tersebut.
"Iya, ayahku juga sangat senang tentang itu."
"Aku yakin, ia pasti senang. Aku juga senang karena kita berhasil menghindari situasi yang kacau ini. Setelah 'The Tropical' dibuka, aku yakin, kedua perusahaan kita bahkan akan membentuk ikatan yang lebih kuat lagi."
Presiden Min berbicara selagi ia tersenyum lebar. Joon Hun dapat melihat gusi giginya, Itu hampir terlalu berlebihan untuk diterimanya. Joon Hun menurunkan pandangannya sebelum berbicara.
"Aku datang karena ada yang ingin kutanyakan padamu. Aku sedang bertanya-tanya, apakah kalian membuat kemajuan dalam mencari tahu apa yang terjadi pada insiden Dubai. Kami juga menyelidiki semua yang kami bisa, tetapi apa pun yang dapat kalian bagikan, akan sangat membantu kami."
Apabila Min Dae Yup sudah menangkap Lee Tae Kyung, mengetahui tentang dana mutual di Luxembourg, dan sudah mendapatkan lagi 500 miliar itu, bukankah seharusnya ia memberitahukan Hyun Jin? Namun, tidak ada omongan dari Presiden Min. Ialah orang yang menutup mulutnya dan menolak untuk mengatakan apapun.
Mendengar pertanyaan Joon Hun, Presiden Min ragu. Namun, si ulat tua itu hanya tersenyum ramah.
"Kami? Apa yang mungkin bisa kami temukan? Kami hanya menempatkan kepercayaan kami pada Hyun Jin ... Bukankah, kau yang memiliki sumber daya yang merupakan rival dari Layanan Intelegensi Nasional? Aku sedang menanti dengan cemas untuk kabar dari pihakmu."
Ketika Joon Hun melihat kilat di mata Presiden Min, ia menyadari bahwa Presiden Min sudah mengetahui segalanya. Namun, kedua pria itu menutup mulut mereka. Seolah mereka sudah mengetahui rahasia masing-masing, tetapi berpura-pura tidak mengetahuinya.
Dan jadilah, permainan menggelikan ini terus berjalan.
Jika Hyun Jin mengungkit soal 500 miliar won, mereka harus menyerahkan Lee Tae Kyung. Apabila mereka tidak menyerahkan Lee Tae Kyung, R&K akan terus menutup mulut mereka soal 500 miliar itu.
Sial.
Joon Hun menatap Presiden Min dingin. Ini adalah seorang pria yang menyembunyikan warna aslinya dan secara terus-menerus mengambil keuntungan dalam situasi apapun. Dan ia tahu dengan sangat jelas bahwa orang yang telah menyusup ke rumahnya dan membawa Lee Tae Kyung malam itu adalah Joon Hun. Apalagi alasannya matanya bersinar selagi ia memperhatikan reaksi Joon Hun?
Seperti seekor ular yang jahat.
"Haa, bajingan macam apa ... Benar-benar ... Kalau aku menangkapnya, aku rasa, aku akan mematahkan semua tulangnya dan menghancurkannya."
Setelah melemparkan ancaman tersebut, Presiden Min bersandar kembali dan menjatuhkan diri ke sofa kulit tersebut. Wajahnya bahkan bertampang kecewa yang berlebihan.
"Aku yakin, kau juga geram. Bagaimana kau bisa tidur setelah menempatkan sebanyak itu untuk agunan? Jangan khawatir. Kita akan menangkap pelakunya. Kami juga sedang mencari semua yang kami bisa. Haa, hanya saja, Dubai itu jauh sekali."
Aku yakin, kau melakukannya. Joon Hun menatapnya dengan wajah kosong. Setelah mengetahui apa yang terjadi pada Yuan dan Lee Tae Kyung, ia tidak bisa menyerahkan mereka pada R&K.
Akan tetapi, karena Joon Hun sudah meletakkan satu triliun asetnya untuk agunan, 'The Tropical' akan terus berlanjut. Jika ini terjadi, maka Hyun Jin akan jadi yang mengalami kerugian.
Apa yang harus kulakukan tentang bajingan ini?
Joon Hun tertawa.
"Ada apa?" Presiden Min bertanya padanya.
Joon Hun mengangkat matanya dan menatapnya. Ia tahu bahwa Hong Se Ryung sedang duduk di sebelah suaminya dan memperhatikan ekspresi Joon Hun dengan saksama.
"Bukan apa-apa. Hanya ..."
Demi menghindari tatapan tajam Se Ryung, Joon Hun mulai bersandiwara.
"Sejujurnya, aku khawatir setelah mempertaruhkan sebanyak itu untuk agunan dan kemari untuk mencarimu."
"Ayy, aku bilang padamu agar jangan cemas. Kita bukan orang asing. Bukankah kita keluarga? Semuanya akan beres, jadi jangan khawatir."
Tawa hangat Presiden Min cukup menjijikkan.
Tiba-tiba saja, ponsel pintar di atas meja berdering.
"Ah, tunggu sebentar."
Presiden Min bangkit berdiri dan menjawab panggilan tersebut.
"Apa?"
– Presiden, terjadi sesuatu.
"Apa yang terjadi?"
– Aku pikir, ada masalah yang muncul di jaringan kantor kita. Jangan matikan komputermu, apapun yang terjadi.
"Apa?"
– Ah! Bahkan ponsel pintarmu.
"Haa, apa yang sedang kau bicarakan, dasar bajingan?"
– Aku rasa, seorang hacker mungkin membobol masuk. Semua komputer perusahaan bertingkah aneh.
"Apa?"
Joon Hun agak mengangkat alisnya.
Peretasan?
Tiba-tiba saja, ia mendapat sebuah pesan dari Derrick.
(T/ N : update selanjutnya : 29 Juli 2020)
Bener2 rubah tua....licik dan menjijikan...cocok sma bininya
BalasHapusJijay banget kan ya sama dia 🙄
Hapus