The Man's Perfect Wife - Chapter 4 Part 2
"Ayah Mertua mengirimkanku sebuah hadiah ulang tahun pernikahan." Joon Hun terkejut karena suaranya terdengar begitu tenang.
Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia marah besar sampai ke ubun-ubun, tetapi suaranya membawa nada yang sama seperti biasanya.
"Hadiah apa?" Istrinya sedikit memincingkan matanya.
Joon Hun tahu bahwa istrinya membenci ayah kandungnya sendiri. Meskipun Yuan tidak pernah mengatakannya, kapanpun ia berdiri di depan ayah mertuanya, tubuhnya akan sedikit menegang dan kaku. Ditambah lagi, Yuan tidak pernah menatap secara langsung pada ayahnya.
"Ia memberikanku kabar bahwa 500 miliar wonnya sudah disetujui oleh EUIB (European Union Investment Bank)."
Istrinya membeku.
Joon Hun tidak melepaskan tatapannya dari Yuan. Mata istrinya diliputi kebingungan dan keraguan. Biarpun ia tidak bisa melihatnya dari sini, Joon Hun tahu istrinya akan mengepalkan tangannya bersamaan di atas pangkuannya demi menenangkan diri.
Kabar mengenai kegagalan proyek Dubai mulai merebak tiga hari yang lalu. Bagaimana mereka bisa mendapatkan persetujuan dari EUIB?
"... Aku senang." Tidak ada lagi yang dapat dikatakan Yuan. "Tetapi, aku bertanya-tanya, bagaimana kau sanggup mendapatkan persetujuan tersebut."
"Itu karena aku menawari R&K sebuah kesepakatan."
"Kau menawarkan sebuah kesepakatan? Apa itu?"
Sebagai pewaris Hyun Jin, Joon Hun memiliki sekitar dua triliun won dalam asetnya.
"Setengah dari sahamku di perusahaan Hyun Jin."
Apa? Setengah? Kalau begitu, satu triliun? Satu triliun!
Bibir Yuan menganga syok. Itu mirip dengan ekspresi ayah Joon Hun ketika ia memberitahukan padanya hal yang sama di kantornya kemarin pagi.
Reaksi ayahnya patut dilihat. Ia menatap Joon Hun seolah ia sudah gila. Ia tidak salah. Tidak ada orang yang akan menggunakan setengah dari asetnya sebagai jaminan dalam kesepakatan bisnis. Namun, satu-satunya Seo Joon Hun mengatakan, ia akan melakukannya.
Dengan tenang, Joon Hun membujuk ayahnya. Kegagalan dari proyek Dubai menghasilkan lebih daripada kerugian finansial, dan hancurnya hubungan dengan R&K. Harga diri Hyun Jin sudah diinjak-injak di depan dunia.
Joon Hun telah merencanakan dan merancang proyek Dubai. Ia tidak mampu melihat proyek ini tergencet seperti ini. Ia akan menangkap pelaku yang mencuri 500 miliar itu, apapun yang terjadi. Ia akan mendapatkan uang itu kembali. Ia percaya diri akan ini. Ia akan mempertaruhkan segala yang dimilikinya.
Dengan satu triliun sebagai jaminannya, EUIB tidak punya alasan untuk menolak dana 500 miliar itu, hanya setengah dari apa yang ditawarkan Joon Hun.
Dengan Hyun Jin menangani begitu banyak masalahnya, R&K tidak bisa lagi merasa curiga pada mereka. Konfliknya terpecahkan dengan cepat, dan 'The Tropical' akan segera dimulai kembali.
Ini akan menjadi sebuah kesempatan bagi Joon Hun untuk mempertunjukkan keterampilan kepemimpinannya. Setengah dari asetnya akan pantas untuk kesempatan ini.
Namun, itu tidak membenarkan mengapa Joon Hun mengambil tindakan sedrastis ini.
Joon Hun duduk kaku selagi ia memandangi istrinya. Min Yuan memberengut membela diri padanya. Apa yang akan dikatakan semua orang jika Joon Hun memberitahu mereka bahwa ini semua adalah sebuah strategi untuk menghindari kehilangan Yuan?
Apa yang sedang diperbuat Joon Hun sekarang? Ia terus-terusan mengajukan pertanyaan ini pada dirinya sendiri selama tiga hari terakhir, dan ia masih belum bisa menemukan sebuah jawaban.
Bahkan setelah menempatkan setengah dari asetnya dalam risiko, Joon Hun tidak merasa itu sia-sia. Bahkan setelah ia mengetahui kalau Min Yuan sudah menyembunyikan sesuatu, ia tidak semarah yang diduganya. Sejujurnya, Joon Hun tidak mempedulikan sesuatu seperti uang. Asetnya sudah diberikan padanya semenjak ia lahir, jadi ia tidak merasa seperti ia punya kepemilikan asli atas itu.
Jika itu adalah uang, Joon Hun selalu bisa mendapatkan lebih. Ia sudah pernah melalui masalah-masalah yang lebih sulit daripada yang satu ini sebelumnya. Baginya, sebuah krisis selalu adalah sebuah kesempatan.
Namun, Yuan memiliki pria lain, ini berbeda.
Joon Hun terkekeh. Pria lain. Kalau saja Yuan mengetahui perubahan yang berada di hati Joon Hun ketika ia mendengar itu, Yuan tidak akan sebegitu santainya dengan ucapannya. Itu adalah sesuatu yang kejam dan menyeramkan. Kemarahan yang panas dan intens.
"Kau sudah gila?" Seketika, suara Yuan mengembalikan Joon Hun pada kesadarannya.
Di seberang meja makan malam yang indah itu, istrinya menatapnya dengan ekspresi tercengang.
"Kau mempertaruhkan satu triliun demi mendapatkan 500 miliar? Apakah kau tidak tahu seberapa banyak kerugian yang akan terjadi padamu jika proyek ini gagal?"
"Mengapa kau berpikir kalau proyek ini akan gagal?" Joon Hun bertanya selagi ia tertawa kecil. "Apa kau pikir aku akan gagal?"
Yuan tutup mulut rapat-rapat dan tidak mengutarakan satu kata pun.
"Atau ... kau ingin aku untuk gagal?"
Wajah Yuan memucat lagi. "... Tentu saja tidak."
"Beritahu aku, Yuan." Joon Hun mengambil satu botol keramik kecil berisi minuman keras dan menuangkan segelas untuk dirinya sendiri sewaktu ia berbicara. "Apa kau memberikan Lee Tae Kyung informasi di dalam Hyun Jin?"
Yuan berhenti bernapas saat ia mendengar pertanyaan tersebut. "Apa kau bilang?"
"Seperti yang kau ketahui, Hyun Jin meletakkan semua data bisnis mereka di dalam sebuah server yang terpisah. Kau mengetahui dimana server ini tersimpan."
Yuan tidak menjawab.
"Mengetahui tentang kecerobohanmu di saat seperti ini juga sangatlah aneh."
"Apa kau gila?" Jantung Yuan tenggelam sewaktu ia hampir tidak berhasil berbicara dengan natural. "Mengapa aku akan melakukan itu? Mana mungkin aku melakukan prestasi sebesar itu?"
Memindahkan dana sebuah bisnis kemana-mana adalah pekerjaan yang membuat frustasi. Dikarenakan perbedaan waktunya, mereka harus terus menggunakan Continuous Linked Settlement (CLS).
Penting pula untuk mencari tahu bank apa yang akan mentransfer uangnya selama waktu yang mana. Kali ini, catatan waktu dari kedua bisnis yang telah mentransfer dana mereka sudah bocor, membolehkan seseorang untuk dengan pintarnya meretas masuk ke dalam sistem.
"Tidakkah kau memberikanku terlalu banyak pujian?"
"Ada jejak dari seseorang yang merusakkan sistem keamanan. Tampaknya, itu dimulai dua tahun yang lalu, seseorang dengan jagonya, mengoperasikan sistem pengintaian. Kebetulan sekali, karena hari ini adalah ulang tahun pernikahan kita yang kedua."
Rasa dingin menyapu seluruh ruangan tersebut.
"Jadi, apa kau sedang mengatakan bahwa aku masuk ke rumah ini, dengan sukses meretas ke dalam sistem keamanan kalian dan merusak kamera pengintainya? Hebat ... sekali."
"Benar. Jika itu apa yang sungguh terjadi, itu hebat. Meskipun itu dirusak, sistem tidak menangkapnya ... Hebat sekali karena seseorang sanggup mendapatkan informasi rahasia baik dari Hyun Jin dan R&K. Hanya dari fakta ini saja, tidakkah kau berpikir kalau pelakunya ada hubungan dengan kedua keluarga?"
"Joon Hun-ssi, R&K adalah bisnis keluargaku."
"Hanya saja, tampaknya kau benar-benar menginginkan perceraian ini."
Yuan tidak mengatakan apa-apa. Mendadak, ia mulai terkikik. "Biarpun jika aku menginginkan sebuah perceraian, aku tidak akan bertindak sampai sejauh ini demi bercerai. Tidak, aku bahkan tidak akan bisa meski jika aku menginginkannya."
Apa itu benar? Tetapi kenapa Joon Hun terus merasa Yuan mencurigakan?
"Katakan padaku." Joon Hun meraih cangkir minuman keras itu, isinya bertumpahan, dan menegaknya habis dalam satu tegukan.
"Walaupun kau dan Lee Tae Kyung sangat dekat, selama dua tahun kita menikah, kalian berdua belum pernah saling berhubungan secara terbuka. Jadi, kenapa kalian saling berhubungan secara diam-diam seperti ini?"
Wajah Yuan yang memucat sedang menatap balik dirinya. Sejujurnya, Yuan merasa sangat kaget. Ia tidak pernah berpikir, Joon Hun akan menggali tentang hubungan mereka secepat dan seakurat itu. Itu hampir seperti Joon Hun selalu punya kecurigaannya, dan demi memastikan kecurigaannya, ia dengan sengaja menyebabkan rencananya jadi berbelok demi menempatkan satu jebakan.
Jangan goyah.
Yuan meraih cangkir minuman kerasnya dan berpikir pada dirinya sendiri.
Yuan dan Tae Kyung, sama-sama akan mati jika ia goyah sekarang.
"Haruskah aku memberitahukanmu kata demi kata?"
"Iya, aku harus mendengarnya kata demi kata, supaya paham."
Sial.
Yuan mengangkat cangkir minuman kerasnya dan menghabiskannya dalam satu tegukan. Entah apakah itu kekuatan yang ditemukan dalam alkohol atau kekuatan dalam kebohongannya, ia memerlukan lebih banyak dari itu sekarang.
"Ia adalah pria yang kucintai. Lee Tae Kyung."
Senyuman dingin menyebar di bibir Yuan.
"Aku meninggalkan pria yang kucintai demi menikahi pria lain. Bagaimana mungkin aku bisa menghubunginya begitu saja dengan santainya? Aku hanya menghubunginya karena ada kesempatan aku akan bercerai. Ponselku mungkin sudah disadap, jadi tentu saja aku menggunakan ponsel yang lain. Mencuri uang demi mendapatkan sebuah perceraian ... Aku tidak akan pernah sanggup melakukan sesuatu seberani itu. Maafkan aku, tetapi kau sudah membuat dugaan yang keliru, Joon Hun-ssi."
Wajah Joon Hun menjadi dingin. Namun Yuan tidak berhenti. Ia tidak boleh berhenti.
"Cinta?" Joon Hun bertanya seolah ia tidak pernah mendengar kata itu sebelumnya.
"Benar."
"Kau mencintai Lee Tae Kyung?"
"Iya, itu benar." Tangan Yuan yang sedang memegangi cangkir minuman keras mulai bergetar.
Dengan cepat ia menurunkannya kembali dan menjepitkan kedua tangannya. Ia membuat pernyataan yang berani, berpikir bahwa itu akan membuatnya lolos dengan selamat hari ini. Lagipula, Seo Joon Hun tidak akan pernah mengharapkan sesuatu seperti cinta darinya. Yuan nyaris tertawa akan pemikiran ini.
"Sekarang, kau yang beritahu aku sesuatu, Joon Hun-ssi. Kau tidak tinggal bersamaku karena kau menyukaiku, bukankah begitu? Kalau bukan karena pernikahan kontrak yang ketinggalan zaman ini, bukankah kau ingin hidup bersama dengan wanita yang kau inginkan?"
"Wanita yang kuinginkan?"
Ini berubah menjadi sebuah percakapan yang menyenangkan. Wanita yang ia inginkan? Siapa yang sedang dibicarakan Yuan? Jika Joon Hun mencoba mengingat-ingat seorang wanita yang diinginkannya, itu adalah ...
Wanita yang ada di depannya. Wanita yang sudah menjadi wanitanya. Tidak ada yang lain selain Min Yuan yang terpikirkan.
Tiba-tiba saja, cangkir minuman keras yang sedang terangkat ke mulutnya terhenti di udara.
Apa?
Apa yang baru saja dipikirkannya?
Apa yang ... barusan ini ...
"Aku sedang membicarakan tentang Sekretaris Yoon, Seo Joon Hun-ssi."
Suara yang kasar itu menembus keterkejutannya. "Apa?"
"Sekretaris Yoon. Kekasihmu, Yoon Hee Soo."
Apa yang dikatakannya?
Sekarang, giliran Seo Joon Hun yang menatap penuh kebingungan pada Yuan.
Yoon Hee Soo? Lelucon macam apa ini? Hee Soo dan Joon Hun adalah teman. Hanya teman. Seorang teman yang ia bahkan tidak memandangnya sebagai seorang wanita. Tak peduli seberapa cantik sosoknya ... Joon Hun tidak mau jadi kasar, tetapi Hee Soo bukan tipe orang yang bisa membuat kejantanannya berdiri meminta perhatian.
"Apa yang membuatmu berpikir kalau Sekretaris Yoon adalah kekasihku?"
Mendengar kata-kata bingung Joon Hun, wajah Yuan memerah. Joon Hun bahkan lebih tercengang lagi.
Yuan pikir, orang macam apakah aku ini?
Memang benar bahwa pernikahan mereka diatur. Namun, Joon Hun bukanlah tipe pria yang bermain-main dengan seorang wanita yang bukan istrinya. Ia memang bernafsu pada Min Yuan, tetapi lebih dari itu, ia sudah punya cukup banyak pekerjaan yang membuatnya gila. Ia tidak punya waktu untuk punya simpanan, memuaskan hasratnya dengannya, dan mengurusinya. Joon Hun tidak pernah melihat seorang pria yang membuat keputusan semacam itu dan menjalani kehidupannya dengan benar.
Joon Hun begitu terkejut sampai-sampai ia bahkan tidak terpikirkan kata-kata untuk diucapkan. Mulutnya terpilin. Ia jengkel dengan semua omong kosong ini. Ia sudah sakit kepala karena segala kegagalan Dubai, tetapi semua omong kosong cinta ini hampir menggelikan.
"Bukti apa yang kau miliki untuk membuat klaim ini?"
Yuan tidak bisa bicara lagi.
"Bukankah kau mengatakan ini karena kau punya sesuatu yang membelakanginya?"
Jika Yuan memberitahukan padanya kalau ia melihat Yoon Hee Soo meninggalkan kamar tidurnya malam itu, ia akan mengakui merusak sistem pengintainya.
Yuan menggertakkan giginya. "Itu hanya firasat."
"Apa? Firasat?"
Konyol sekali.
Namun, ada masalah lainnya. Sementara Yuan mengoceh soal ini, Joon Hun jadi semakin membahayakan.
Ah, apa Yuan tahu?
Joon Hun ingin menghancurkan ekspresi congkak itu. Ia ingin mendorong semua hidangan menggelikan itu dan menempatkan istrinya di atas meja. Ia ingin merobek bajunya. Di bawah cahaya yang terang ini, Joon Hun ingin menggasak ke dalam istrinya dan melakukan sesukanya pada Yuan untuk waktu yang lama.
Joon Hun ingin mengeluarkan seksnya dan mendominasi Yuan. Ia ingin menerobos Yuan dan menyetubuhinya tanpa henti.
Bibir Joon Hun menegang.
Nafsu seorang pria itu buas dan tak terbatas. Biarpun jika ia mengenakan setelan jas modern, duduk di set meja yang indah di sebuah restoran Jepang, dengan terperinci menggunakan sumpitnya, dan tersenyum sinis, ia masih seorang makhluk buas di dalamnya.
Ia tidak dapat melepaskan wanita yang merangsang nafsunya. Joon Hun menginginkan Yuan meski jika itu berarti ia harus bertarung demi itu ...
Bagaimana ia bisa merunduk sampai di level ini?
Seperti pria bodoh lainnya, Joon Hun menempatkan nyawanya sendiri dalam bahaya demi seorang wanita. Ia tidak dapat mempercayainya, tetapi Joon Hun menyadari ia menjadi pria semacam itu. Topengnya sebagai seorang pria modern yang halus, menyembunyikan sifatnya yang tidak rasional dan biadab di bawahnya.
Ia mulai menjadi semakin kesal. Ia mulai menjadi pria semacam itu. Seorang pria yang melupakan tentang tujuannya karena seorang wanita. Seorang pria tak berguna yang tersapu oleh perasaannya. Apakah ia benar-benar telah menjadi seorang pria yang menangis karana cinta atau kecemburuan?
Tidak. Tidak mungkin. Joon Hun hanya bergegas ke department store karena ia curiga akan keterlibatan Yuan dalam skandal di Dubai. Itu bukan karena pria lain. Itu karena ia curiga tentang hubungan Yuan dengan pelaku yang sebenarnya, yang mengguncang fondasi dari perusahaannya.
Ia hanya marah karena ia mengetahui soal komunikasi rahasia Yuan dan Lee Tae Kyung.
Itu karena 500 miliar won. Mana mungkin ia cemburu?
"Apa aku salah?" Yuan memiringkan kepalanya seolah ia sedang memprovokasi Joon Hun.
Itu sempurna untuk ulang tahun pernikahan mereka yang kedua.
Kali ini, Joon Hun mengangkat botol minuman keras dan menuangkannya ke dalam cangkirnya. Setelah bersulang dengan seorang istri yang mencintai pria lain dan seorang suami yang menyimpan selingkuhan di sisinya, Joon Hun melemparkan kembali tatapan itu. Ia meletakkan cangkirnya kembali ke atas meja.
"Kau benar, Min Yuan."
Minuman keras di bibir Joon Hun wangi dan mematikan.
"Apa?" Yuan mengangkat alisnya.
"Kita, masing-masing memiliki kehidupan pribadi yang tidak dapat dipedulikan oleh orang lain."
Mereka harus menghentikannya di sini.
Musim dingin itu, setelah Joon Hun melihat ekspresi istrinya di pesta gala tersebut, ia menerima file Lee Tae Kyung keesokan paginya. Semuanya dimulai saat itu.
Joon Hun merasakannya untuk pertama kali dalam hidupnya.
Seolah Joon Hun berada di dasar sebuah gunung es, dan tiba-tiba saja gunung itu terbelah.
Perasaan menjijikan dalam hati Joon Hun setiap kali Yuan menolak ajakannya.
Perasaan biadab ini, yang dirasakan Joon Hun ketika Min Yuan memberitahukan padanya bahwa ia mencintai Lee Tae Kyung.
Wanita ini berbahaya. Ia sedang berdiri di belakang garis yang berbahaya. Itu diluar kendali Joon Hun. Ia tidak ingin menghampiri batasan ini, dan secara naluriah itu membuatnya tegang.
"Entah apakah kau menemui Lee Tae Kyung atau entah apakah Yoon Soo Hee adalah kekasihku, itu bukan masalah."
Meski jika ada banyak kekasih di antara mereka, kodrat pernikahan ini tidak akan berubah.
Itu dibuat demi keuntungan yang akan diperoleh dari proyek Dubai. Itu adalah produk peringatan dari kontrak ini, tak kurang, tak lebih.
Namun, cinta sudah pasti tidak diizinkan.
Joon Hun tidak pernah mau menjadi seorang pria seperti itu.
Ia tidak ingin menjadi orang yang bodoh seperti ibunya. Ibunya jatuh cinta pada ayahnya, melanggar peraturan tertinggi di kelas atas, meskipun ia tahu seberapa besar ia akan dipermalukan dan diabaikan. Karenanya, Joon Hun tidak ingin menyerahkan dirinya sendiri pada orang lain dalam nama cinta.
Jadi, apa masalahnya jika Min Yuan menemui Lee Tae Kyung atau jika ia berselingkuh dengan Yoon Hee Soo?
"Baiklah, aku mengerti sekarang. Kalau begitu, bersenang-senanglah menemui Lee Tae Kyung, Min Yuan. Jangan hubungi dia di kamar mandi seperti itu. Itu tidak sesuai denganmu. Kalau kita merasa bosan dengan pasangan kita, bagaimana kalau kita mencoba threesome? Mungkin, kita bahkan bisa mencoba berganti pasangan. Aku akan mengatur itu jika kau merasa menginginkannya."
Yuan memelototinya, tidak sanggup bernapas dengan benar. Namun, Joon Hun tidak berhenti di sana. Setelah dengan sempurnanya menyembunyikan amukan dan amarahnya, Joon Hun mengangkat cangkirnya dan berujar dingin, "Namun, tidak akan ada perceraian. Itu tidak akan pantas, bagi kehidupan pribadi kita mengganggu bisnis. Aku akan mensukseskan proyek Dubai, dan kita akan terus hidup sebagai sepasang suami-istri selama yang dibutuhkan."
Rasa dingin menyapu mata coklat istrinya. Cantik sekali.
"Selamat ulang tahun pernikahan yang kedua."
Joon Hun kembali meneguk minuman keras itu dan tertawa pahit.
Ahh.....knp gk ngaku aja bambang...
BalasHapusMaklum, masih ngga sadar juga wkwk
HapusKenapaaa mereka berdua gengsi mengakui kalo sama sama ada rasa sih hadewww,
BalasHapusAnyways seneng bgt dpt kabar cerita ini translatenya dilanjut lagi, terimakasih. Semangat terus translatenya dan jangan lupa kasih tau di wattpad hehe
Masih saling anggap musuh sih :")
HapusIya, sama2, coba cek aja tiap dua hari sekali kemari atau langganan via email, saya takut lupa ngabarin di wattpad wkwk
Mungkin belum bener2 menyadari perasaan masing2. Masih ragu gitu
BalasHapus