The Man's Perfect Wife - Chapter 9 Part 1
Biarpun itu musim semi, malamnya terasa dingin. Setelah tiba-tiba saja terjadi gejolak yang hebat, Yuan hampir tidak berhasil menguatkan dirinya dan melihat ke sekitar. Ia tidak punya ponsel. Ia juga tidak bisa melihat telepon umum dimana-mana. Ia harus menghubungi Tae Kyung sesegera mungkin, tetapi tidak ada yang bisa dilakukannya.
Ia bergegas mencari satu jalan menjauh dari Sungai Han. Ia melihat underpass yang tertutup grafiti dan mulai berlari ke sana saat ia melihat ada taksi yang mendekat. Dengan cepat ia mengangkat tangannya dan menghentikannya.
"Kau mau kemana, Nona?" Si sopir taksi paruh baya itu menanyainya dengan suara yang ceria.
"Tolong antarkan aku ke lingkungan Samsung-dong. Dan maafkan aku untuk meminta, tetapi bolehkah aku meminjam ponselmu sebentar?"
"Apa?"
Ketika ia mendengar Yuan meminta ponselnya, ia menatapnya kaget melalui kaca spion.
"Aku kehilangan ponselku."
"Aigoo, bagaimana bisa kau ..."
Pria itu ragu-ragu sebelum ia memberikan ponselnya.
Yuan cepat-cepat memasukkan nomor telepon Tae Kyung dan mengiriminya sebuah pesan.
「Burung Kolibri.」
Tidak ada balasan. Jantungnya mendadak ciut. Apakah sudah terjadi sesuatu padanya?
Apa yang terjadi, Oppa?
Yuan mengigit bibinya. Ia harus menghubungi Tae Kyung, tetapi ia tidak bisa selalu meminjam telepon orang asing.
Vroooooom.
Tiba-tiba saja, ponselnya berdering. Wajah Yuan memucat. Kapanpun ia mengirimkan 'Burung Kolibri', kakaknya selalu merespon dengan 'Bicara'. Itulah yang mereka sepakati sejak awal. Mereka tidak pernah saling menelepon. Ini karena mereka tidak pernah tahu siapa yang akan mendengarkan di dekatnya.
Ketakutan, Yuan menurunkan ponselnya. Ia cepat-cepat menyerahkannya kembali pada si sopir taksi.
"Ah? Ada apa?"
"Aku rasa aku menelepon nomor yang salah. Seseorang menelepon balik, jadi bisakah kau beritahukan pada mereka, mereka salah sambung?"
"Huh?" Ekspresi si paman jadi aneh.
"Tolong." Yuan memasang ekspresi menyedihkan.
Sopir itu kebingungan, tetapi ia menjawab teleponnya. "Ah, halo?"
Kemudian, ia menurunkan ponselnya dan melihatnya. Ia meletakkannya kembali ke telinganya. Tampaknya, orang di seberang telepon sedang mengajukan sebuah pertanyaan padanya.
"Ah, aku rasa aku salah memasukkan nomor. Maafkan aku. Aku? Aku sopir taksi ... Huh? Siapa? Aku tidak tahu."
Mata si sopir taksi bertatapan dengan Yuan melalui kaca spion. Yuan mengigit bibirnya. Tiba-tiba saja, sopir taksi itu berbicara dengan suara yang nyaring. "Ah, maaf. Aku sedang mengemudi, jadi ... Baiklah, aku sibuk, jadi aku akan menutupnya."
Sewaktu ia memutus panggilannya, ia mendesahkan, 'Haa, apa-apaan ...' dan menenglengkan kepalanya.
"Maafkan aku. Juga, terima kasih."
Yuan mengigit bibirnya dan duduk kembali. Sesuatu pasti terjadi pada kakaknya. Apakah Joon Hun mengirimkan seseorang? Apa yang harus diperbuatnya sekarang? Ia mengepalkan tangannya. Kepalanya terasa berkabut.
Sementara ia melihat keluar jendela, ia dapat melihat semua toko dengan lampu mereka yang terang. Kamera pengintai sedang merekam di antara lampu-lampu lalu lintas. Orang-orang memiliki ponsel di tangan mereka. Bagaimana ia harus bergerak di kota ini tanpa tertangkap?
Mata Yuan berkilat. Ia mengangkat kepalanya dan berbicara pada si sopir. "Tuan Sopir, bisakah kau membawaku ke tempat lain?"
"Apa?"
Si sopir taksi menyesal sudah menemukan pelanggan ini hari ini.
***
Dengan musik heavy metal yang menggelegar di latarnya, seorang wanita sedang tidur melingkar di dalam selimut.
Tangan dan kakinya yang langsing terbentang. Rambutnya pendek dan hitam seperti rambut pria. Kaosnya yang usang memperlihatkan leher putih susu dan bahunya.
Bagaimana bisa ia tidur sebegitu damainya dengan jenis musik seperti ini yang menggelegar di dalam kamar, tidak ada yang tahu. Ia tidak bergerak satu inci pun. Ia bahkan mendengkur ringan.
"Erica! Eri!"
Bang, bang, bang, bang!
"Eri!"
Suara itu terdengar lagi, tetapi ia tidak terbangun.
"Hei! Tae Kyung-oppa ada di sini. Apa kau tidak akan bangun?"
Tae-Tae Kyung-oppa?
Matanya terbuka. Ia melonjak dan melihat ke sekitar. Sebuah lampu di sudut merupakan satu-satunya sumber cahaya di dalam kamar. Setidaknya, sepuluh monitor tergeletak di seluruh ruangan itu. Tiap monitornya memiliki unit PC-nya sendiri. Buku-buku dimasukkan di antara komputer-komputer ini bersama dengan sampah-sampah yang tidak diketahui.
Lantainya dipenuhi dengan sampah. Botol bir kosong, bungkus makanan kosong dari toko serba ada, bahkan mangkuk mi basi yang berkerak!
Bang, bang, bang!
"Eri!"
"Brengsek."
Eri mengguncangkan rasa kantuk dari tubuhnya dan mencoba untuk bangun. Tubuhnya tersangkut di dalam selimut, dan ia terjatuh. Sewaktu ia mencoba lepas dari jatuhnya, tangannya mendarat di dalam salah satu mangkuk mi basi. Suara gedoran pintunya mulai menghilang di dalam musik yang keras.
Ia selalu tidur dan bangun sesukanya, jadi ia tidak tahu jam berapa ini. Ia adalah orang yang tidur nyenyak. Ia barangkali tidak akan terbangun apabila seseorang menggendongnya di bahu mereka dan membawanya pergi. Namun, ketika ia mendengar 'Lee Tae Kyung', tubuhnya bergerak dengan sendirinya.
"Ah! Baiklah!" Eri mendadak berteriak dan meraih gagang pintu, tangannya masih berlumur saus mi. Namun, ketika ia membukakan pintunya, orang yang berdiri di sana adalah wanita yang benar-benar tak disangka-sangka. Ia mengenakan busana dua potongan berwarna biru dan tampak seperti ia adalah seorang putri kerajaan dari Inggris.
"Y-Yuan?"
Erica, juga dikenal sebagai Eri, mengangkat alisnya terkejut. Itu adalah Yuan. Itu sudah pasti adalah Yuan. Sudah satu tahun semenjak ia terakhir kali melihat teman baiknya satu-satunya.
"Pergi dan bayarkan sopir taksinya." Yuan meneriaki Eri. "Dan matikan musik sialan itu!"
Dengan itu, Yuan masuk ke dalam rumah. Eri melihat ke belakang dan melihat sebuah taksi di luar sana dengan lampu bahayanya yang menyala.
Ia mengeluarkan uangnya yang berharga dan memberikan pria itu 20.000 won dan itu hanya setelah Eri tawar-menawarnya turun 4.000 won. Setelah membayarkan si sopir, Eri masuk kembali ke dalam. Yuan sudah duduk di depan sebuah komputer.
"Hei, Min Yuan. Apa yang terjadi?"
Wajah ketakutannya membuatnya tampak seolah ia sudah hilang akal.
"Apa yang terjadi? Beritahu aku."
"Aku rasa, sesuatu terjadi pada Tae Kyung-oppa."
"Huh. Sesuatu selalu terjadi padanya. Pria itu adalah magnet untuk masalah." Eri menggumam tak percaya.
"Kali ini buruk. Eri, kumohon padamu. Kita harus menemukan Oppa sekarang juga."
"Aigoo, pria itu benar-benar menyita tahun-tahun hidupku. Apa yang diperbuatnya kali ini?"
Eri, atau Erica Jung, adalah teman Yuan. Dengan cepat ia menarik sebuah kursi dan menempatkannya di depan sebuah komputer. Ia duduk dan menyalakannya. Yuan sudah dengan ganasnya meretas ke dalam sebuah sistem pengawasan.
"Hei, kau sedang berusaha untuk masuk ke apartemen Tae Kyung-oppa, kan? Aku sudah membuat jalan untuk itu. Terlebih lagi, aku akan membawamu ke mode administrator." Eri berbicara dengan bersemangat.
Yuan dan Eri bertemu satu sama lain sepuluh tahun yang lalu di London. Mereka berdua menghadiri sekolah swasta yang sama, dan mereka sepenuhnya berlawanan.
Yuan merupakan seorang siswa teladan yang memastikan untuk mengikuti semua peraturan. Ia juga adalah perwakilan kelas. Eri adalah seorang putri tomboy dari seorang ibu orang Inggris dan ayah orang Korea, dan ia merupakan pembuat onar terbesar di sekolah. Yuan dan Eri merupakan musuh bebuyutan selama bertahun-tahun. Mereka selalu saling menjelek-jelekkan dan mengincar satu sama lain. Namun, ketika mereka masuk kuliah, mereka jadi sahabat dekat.
Ketika situasi keluarga Eri berubah jadi buruk, nasib membawanya ke rumah Yuan selagi ia mencari tempat untuk tinggal. Yuan punya kamar kosong yang tersedia, dan walaupun ia membenci Eri, London tetaplah sebuah tempat yang berbahaya bagi seorang gadis yang sendirian. Jadi, dengan penuh belas kasihan, Yuan menerimanya.
Sejak saat itu, sewaktu mereka berkuliah, kedua gadis itu tinggal di apartemen Yuan. Sementara mereka menghabiskan lebih banyak waktu bersama, mereka mulai membentuk ketergantungan terhadap satu sama lain. Yuan bertingkah arogan dan sombong, tetapi ia gampang merasa kesepian. Berkat Eri yang menyenangkan dan kurang ajar, ia bisa lebih banyak tertawa.
Sekitar waktu itu, Eri bertemu Tae Kyung. Itu juga adalah saat cinta tak terbalasnya untuk Tae Kyung dimulai. Saat Tae Kyung menolaknya, ia malah mulai menguntitnya.
Tentu saja, yang dilakukannya hanyalah memandanginya dari kejauhan. Penolakan Tae Kyung pada Eri begitu dingin hingga mereka yang menonton dapat merasakan dinginnya di udara. Sudah pernah dibakar, dibuang, dan ditolak, Eri sering kali mengintip Tae Kyung melalui monitornya. Ia tidak pernah mendekati pria itu.
Yuan merasa sangat kasihan meminta ini dari Eri, tetapi saat itu tentang mencari kakak lelakinya, Eri adalah satu-satunya hacker yang mampu melakukannya. Seperti penggemar fanatik idola, Eri melacak lokasi Tae Kyung kapan saja.
"Ketemu."
Sesuai dugaan, Eri menggumamkan ini setelah tak lebih dari sepuluh menit berlalu. Suaranya memecah rentetan pemikiran Yuan. Dengan tak sabaran, Yuan melihat ke monitor dan melihat kakaknya meninggalkan kantor sejam yang lalu.
"Aigoo, tampaknya ia baik-baik saja. Apanya yang diributkan, sih? Aku melihatnya pagi ini, dan ia keluar dari apartemennya bersama wanita yang bernama Hong Se Ryung itu lagi."
Hong Se Ryung? Yuan menggertakkan giginya. Tae Kyung-oppa masih memanfaatkan wanita itu?
Tiba-tiba saja, dua mobil hitam muncul di layar monitor. Empat pria melompat turun dan mengepung Tae Kyung.
"Gah!" Eri terkesiap. Yuan memucat.
"Apa yang sedang mereka lakukan? Hei, apa yang diperbuat kakakmu kali ini?"
Dengan cepat mereka membuka rekaman kamera pengawas lainnya dan berhasil mendapatkan nomor plat mobil itu dan menyelidikinya. Yang mengejutkan, lisensinya terdaftar di bawah perusahaan R&K. Kakaknya terlihat seolah ia sedang berusaha berbicara pada pria-pria itu sebelum diseret masuk ke dalam mobil.
"Hei! Mengapa Tae Kyung-oppa membiarkan mereka menangkapnya? Ia sudah berlatih seni bela diri. Seharusnya, ia memukuli mereka ... Tidak, bukan itu. Siapa orang-orang ini?! Oppaaa!"
Eri sedang tidak waras. Yuan juga sama. Ia mengabaikan rasa sakit kepalanya yang serasa membelah dan dengan panik melacak mobil tersebut. Mobil itu berpacu ke arah utara menuju ke lingkungan Pyeong Chang. Yuan merinding.
"Ini gawat."
Bibirnya mulai bergetar. Dengan cepat ia mulai meretas ke dalam ponsel Presiden Min. Ia begitu hancur sampai-sampai tubuhnya mulai bergoncang. Seberapa banyak ia mengetahuinya? Joon Hun tidak memberitahukan Presiden Min semuanya, kan?
Jika ia melakukannya, kakaknya sama saja dengan mati. Uang 500 miliar won itu saja sudah mempertaruhkan nyawa mereka, tetapi jika ia mengetahui soal identitas sebenarnya kakaknya, maka ...
Tidak.
Yuan menggertakkan giginya.
Kumohon. Ia ingin Tae Kyung untuk selamat.
Data dari ponsel Presiden Min mulai bermunculan di layar.
Mari jangan pikirkan tentang Seo Joon Hun lagi. Hubungan mereka sudah berakhir.
***
Bang!
Semuanya yang ada di atas meja berjatuhan ke lantai. Laptopnya benar-benar hancur, dan vas bunganya hancur berkeping-keping.
Tetap saja, Joon Hun tidak bergerak.
Yuan sudah menghilang. Ia menyuntikkan obat penenang ke lehernya dan melarikan diri.
Ia bahkan tidak sanggup mendeskripsikan gejolak, rasa pusing, dan amarah yang dirasakannya ketika ia terbangun. Emosi yang mendidih ini sudah lama melampaui kosakatanya.
Ia akan membunuh mereka semua. Min Yuan, Lee Tae Kyung. Ia akan mencabik-cabik mereka.
Tetapi ...
"Bagaimana bisa kau masih belum menemukannya?"
Ini tidak masuk akal.
Ia berbalik dan menatap Derrick. Derrick, si kepala keamanan jenius di Hyun Jin, dan seorang programmer komputer ternama dunia, tidak mampu menemukan petunjuk apapun mengenai keberadaannya.
"Aku sudah mengumpulkan semua rekaman pengawasan di area itu, tetapi kita tidak melihat ada jejak darinya."
"Ah, begitu? Jadi, kau sedang memberitahuku kalau ia berubah menjadi semacam hantu, begitu?"
Yuan berhasil melubangi sistem keamanan di rumah, tetapi kini ia keluar dan mengacau dengan sistem pengawasan publik? Mana mungkin itu benar?
Diam-diam, Derrick menyerahkan selembar kertas pada Joon Hun.
Kata-kata di atas kertas itu melaporkan sebuah skenario yang aneh. Dikatakan bahwa, istrinya, yang hanya dikenal sebagai seorang ilustrator, sebenarnya adalah seorang hacker ternama dunia bernama 'Osiris'. Program Osiris disebut dengan 'Buku Kematian' dan sebegitu kuatnya sampai-sampai itu mampu menembus program apapun di dunia.
"Osiris?"
"Iya, Osiris."
Apa ini masuk akal? Apa Derrick gila? Namun, Derrick tampak sepenuhnya sungguh-sungguh.
"Ha."
Joon Hun bergumam dan mundur ke belakang. Ini menggelikan. Segalanya ... Segalanya telah direncanakan secara saksama sejak awal. Ia menjalankan perannya begitu sempurna, dan menggenggam tangannya. Yuan menerima pelukannya demi memenuhi penipuan terakhirnya.
Ia berpura-pura tumbuh besar seperti seorang wanita kelas atas normal, sepenuhnya anggun dan elegan, tetapi Min Yuan adalah seorang kriminal. Kriminal kelas dunia.
Joon Hun membaca laporan itu lagi. Di laporan itu ada foto yang sama dengan yang dilihatnya dalam profil Yuan sewaktu ia menuju ke pertemuan pernikahan mereka. Gaun formalnya, rambutnya yang rapi, matanya yang jernih.
Satu-satunya perbedaan di antara dulu dan sekarang adalah bagaimana yang dirasakan Joon Hun saat ia melihat foto ini. Dulu, ia tidak merasakan apa-apa sewaktu ia melihat gambar Yuan. Kini, ia merasa seolah jantungnya dicabut dari dadanya.
"Pfft, hahahaha!" Joon Hun tertawa terbahak-bahak.
Ini benar-benar sebuah komedi yang meliuk-liuk.
"Joon Hun." Derrick mengerutkan alisnya dan mendekatinya.
"... Temukan dia." Joon Hun mendadak berhenti tertawa dan berbicara dingin selagi ia meremas laporan itu.
"Itu ..."
"Temukan dia. Lakukan apapun yang kau perlukan untuk menemukannya ... Ah, masih ada Lee Tae Kyung. Kau bilang kalau ia dibawa pergi oleh orang Presiden Min, kan? Tetap awasi. Yuan pasti akan muncul di sana."
Yuan mengatakan ia mencinta pria itu. Mereka mencapai prestasi besar ini bersama-sama. Mereka bersama sejak mereka masih muda. Lee Tae Kyung. Yuan pasti akan pergi dan mencoba untuk menyelamatkannya.
Joon Hun menatap Derrick dengan mata gelapnya yang dingin. Sementara ia mengepalkan tangannya, laporan itu renyuk di dalam tangannya.
(T/N : Update selanjutnya tanggal : 21 Juli 2020)
Makin penasaraaannn.....
BalasHapus