Sabtu, 07 Agustus 2021

CTF - Chapter 118

Consort of A Thousand Faces

Chapter 118 : Bertemu Dengan Yun Ruo Feng Lagi


Dengan baskom kayu di tangan, Su Xi-er menuju ke arah sumur. Baju kasar lebih mudah dicuci ketimbang yang mewah, hanya perlu dicuci dan dibilas satu kali.

Setelah mencuci baju kasarnya, Su Xi-er menggantungkan bajunya di atas tiang bambu di samping. Kemudian, ia menepuk-nepuk keliman bajunya. Aku hanya bisa tetap tinggal dan bertingkah baik di rumah pos hari ini.

Meletakkan baskom kayu di dalam kamarnya, Su Xi-er menuju aula makan. Dengan cepat ia menyantap sisa bubur dan makanan pendamping sebelum menurunkan sumpitnya, menyadari kalau si juru masak wanita sudah masuk ke aula makan sambil tersenyum sumringah.

"Aku sudah menyuruhmu kemari untuk sarapan, tetapi hanya ada sisa bubur dan makanan pendampingnya. Datanglah lebih awal sore nanti. Aku akan khusus memasakkan satu hidangan untukmu." Si juru masak wanita berucap sementara membersihkan peralatan makan.

"Kau terlalu baik, Bibi, tetapi aku tidak pilih-pilih makanan. Aku makan apa saja, jadi kau tidak perlu sengaja membuatkan sesuatu untukku."

"Mana bisa begitu? Kau adalah gadis yang cerah dan cantik; aku sudah menyukaimu semenjak pertama kali aku melihatmu. Kalau saja tidak terjadi sesuatu dulu, putriku mungkin akan seusia denganmu." Pada saat ini, juru masak wanita itu mulai berduka.

Su Xi-er menghampiri juru masak itu dan dengan lembut menepuk pundaknya. "Bibi, makanan yang kau masak itu lezat. Aku akan datang lebih awal sore ini dan menantikan makananmu siap."

Juru masak itu tersenyum berseri dan mengangguk berulang-ulang. "Baiklah."

Su Xi-er tersenyum. Tak diragukan lagi, melihatku pasti akan mengingatkan Bibi tentang putrinya sendiri dan menyebabkannya jadi sedih.

Tepat saat itu, seorang pengawal masuk ke dalam aula makan. "Bibi, siapkan beberapa kue andalanmu. Pangeran Yun ada di sini, di aula utama rumah pos, dan Pangeran Hao sedang tidak ada sekarang ini."

Setelah mendengarkan kata-kata 'Pangeran Yun', si juru masak wanita pun langsung jadi serius. "Aku akan segera membuatkannya." Dengan begitu, ia menuju ke arah meja dan mulai membuatkan kue.

Mendengar Pangeran Yun ada di sini, Su Xi-er pun berpikir sendiri, Pei Qian Hao tidak ada di rumah pos, jadi kenapa ia tetap datang?

"Su Xi-er, Pangeran Hao sudah memerintahkan, kau tidak diizinkan menyelinap keluar dari rumah pos hari ini. Kalau tidak, kau akan dipukuli dengan papan setelah tertangkap." Pengawal itu memperingatkan Su Xi-er saat melihatnya.

Pengawal ini berbeda dengan yang ditemuinya pagi ini. Su Xi-er agak depresi. Semua pengawal mengulangi perintah ini saat mereka berjumpa denganku. Aku tidak akan menyelinap keluar hari ini. Mereka tidak perlu mengulangi perkataan ini tiap kali mereka melihatku, kan?

Melihat kalau perkataannya tidak memunculkan respon apa pun dari Su Xi-er, si pengawal bicara lagi, "Jangan bodoh dan mengabaikan instruksi Pangeran Hao. Walaupun kau tidak dihukum kali ini, masa depan tidak pernah pasti ...."

Tak sanggup mendengarkan omelannya yang tanpa henti, Su Xi-er langsung menyelanya, "Jangan cemas, aku tak akan menyelinap keluar lagi. Aku menerima perintah Pangeran Hao ke dalam hatiku. Kalian semua tidak perlu mengingatkanu berulang-ulang." Kemudian, Su Xi-er berjalan keluar dari aula makan.

Si pengawal pun terkejut. Mengingatkan berulang-ulang? Yang lain juga memberitahunya? Ia bisa memahami pengawal lainnya. Jika Su Xi-er membuat Pangeran Hao marah dan sampai mengamuk, amarahnya tak akan hanya terbatas pada menghukum Su Xi-er saja.

***

Aku hanya akan berada di dalam ruangan saja hari ini. Ia memikirkannya selagi berjalan ke arah kamarnya, tidak menyangka kalau ia akan berpapasan dengan Yun Ruo Feng hanya dengan beberapa langkah saja.

Semestinya ia ada di aula utama rumah pos, jadi kenapa ia datang ke halaman belakang?

Bisa ularnya masih belum sepenuhnya ternetralkan, bibir Yun Ruo Feng masih agak pucat. Saat ia melihat Su Xi-er, ia masih bisa membentuk senyuman lembut.

Cahaya keemasan matahari menyinarinya, lingkaran cahaya kecil berpadu dengan jubah putihnya. Seperti biasanya, raut wajah penuh senyumnya memberinya kesan kelembutan yang meluap.

Penampilannya ini punya aura yang sama saat pertama ia berjumpa pria ini. Satu-satunya perbedaannya adalah, bahan pakaiannya jauh lebih murah dulu saat ia baru seorang prajurit tingkat rendah yang tak jelas. Namun kini, walaupun pakaiannya tidak mencolok, bahannya mewah dan berkualitas premium.

"Betapa tak terduganya, bisa bertemu denganmu hari ini." Yun Ruo Feng tersenyum sumringah selagi ia berhenti sekitar satu meter di depannya.

Su Xi-er membungkuk sopan. "Hamba memberi hormat pada Pangeran Yun."

"Kau bukanlah warga Nan Zhao, dan Pangeran ini bukanlah Pangeran Hao. Kau boleh melepaskan formalitas di depan Pangeran ini."

"Hamba tidak berani. Pangeran Yun, mohon jangan mempersulit hamba."

"Apakah kau menjalani hidup tiap harinya dalam ketakutan selagi kau melayani Pangeran Hao?" tanya Yun Ruo Feng sembari tersenyum.

Meski hanya mengutarakan dua kalimat, tiap kalimatnya terkait dengan Pei Qian Hao. Apakah ia sedang mencoba menggali informasi dariku karena ia kira aku melayani Pangeran Hao sebagai dayang pribadinya?

Kalau memang demikian, maka ia akan kecewa sekali. Selain mengetahui bahwa Pei Qian Hao gampang berubah emosinya dan kadang kala aneh, aku tak tahu yang lainnya.

Su Xi-er langsung menatap Yun Ruo Feng dan melafalkan kata-katanya dengan lambat, "Pangeran Yun, mengapa Anda menanyakan hamba pertanyaan ini?"

"Pangeran ini hanya merasa kalau kau selalu waspada, tubuhmu terus-terusan tegang; karena itulah aku bertanya apabila memang begitu adanya."

Su Xi-er menggelengkan kepalanya. "Anda berpikir terlalu berlebihan, Pangeran Yun. Hamba hanya terkejut karena melihat Anda di halaman belakang rumah pos. Karena Pangeran Hao sedang tidak ada saat ini, bagaimana kalau Anda datang lagi saat ia sudah kembali?"

Yun Ruo Feng menepis kata-kata itu dengan lambaian tangannya. "Pangeran ini kemari bukan untuk menemuinya, tetapi dirimu." Tatapan di matanya mulai berubah.

Yun Ruo Feng bermimpi semalam. Sejujurnya, itu adalah mimpi buruk terkait Ning Ru Lan. Ia mati dengan membawa kepedihan selamanya, dan terus-menerus menarik ujung bajunya, menolak melepaskannya. Ia berulang kali mencela, "Aku akan membuatmu mati mengenaskan."

Untuk alasan yang tak diketahuinya, saat ia tersentak bangun dari mimpi buruk tersebut, wajah Su Xi-er muncul dalam benaknya.

"Bertemu dengan hamba?" Su Xi-er memasang tatapan bingung. Bagi Yun Ruo Feng, aku hanyalah orang asing. Sudah berapa lama kami saling mengenal hingga ia datang menemuiku ketika tubuhnya saja masih belum pulih sepenuhnya?

"Ketika Pangeran ini pertama kali berjumpa denganmu, ada suatu perasaan spesial yang mengingatkanku akan seorang kawan lama."

"Melihat seberapa seringnya Anda mengulangi pernyataan ini, bolehkah hamba berasumsi kalau kawan lama Anda adalah seseorang yang sangat penting bagi Anda?" Su Xi-er sengaja bertanya, mempelajari roman wajahnya dengan detail.

Ekspresi Yun Ruo Feng tidak berubah, matanya tetap jernih. Ia memberikan tampilan sebagai orang yang suci dan tulus.

"Benar, mereka adalah bagian yang sangat penting dalam kehidupan Pangeran ini. Pangeran ini tak akan berada di sini tanpa orang itu." Yun Ruo Feng berbicara lambat dan memandang ke kejauhan, seolah ia tersesat dalam kenangannya.

Su Xi-er mengepalkan tangannya kuat-kuat di bawah lengan bajunya. Bagian penting dalam hidupmu? Jika memang begitu, bagaimana kau bisa hidup sendirian setelah membunuh orang sepenting itu?

Tetapi ia benar tentang satu pernyataan ini. Tanpa kawan lama ini, ia bukanlah apa-apa.

"Sepertinya, kawan lama ini sudah tak lagi ada. Hanya saja, hamba tidak mampu memahami perasaan semacam itu." Kemudian, Su Xi-er membungkuk lagi dan berlagak seolah ia akan pergi.

"Mengapa kau terburu-buru sekali ingin pergi? Berbincanglah dengan Pangeran ini."

"Hamba masih punya pekerjaan untuk dilakukan," Su Xi-er menolaknya sopan. Apa ia tidak takut dengan melakukan ini, Ning An Lian akan cemburu?

Saat itu, satu pengawal Pei Qian Hao kebetulan muncul. Ia tersentak melihat Su Xi-er di sebelah Pangeran Yun, tetapi dengan cepat mengembalikan kendali diri dan membungkuk. "Pangeran Yun, Putri Pertama Kekaisaran Nan Zhao sedang menunggu Anda di dalam kereta di depan rumah pos."

Mendengar ini, Yun Ruo Feng mengangguk. Setelahnya, ia menatap Su Xi-er sembari tersenyum. "Pangeran ini akan datang lagi lain kali."

Pengawal yang ada di samping pun diliputi lebih banyak lagi keprihatinan. Pangeran Yun menyukai Su Xi-er setelah bertemu dengannya?

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar