Sabtu, 21 Agustus 2021

CTF - Chapter 128

Consort of A Thousand Faces

Chapter 128 : Bagaimana Mungkin

Ning An Lian melihat ke arah kotak pemerah pipi di tangannya sebelum darah di wajahnya terkuras habis. Perbedaan warnanya cukup untuk memberitahukan kalau pemerah pipi ini hanyalah pemerah pipi yang biasa.

"Mungkinkah Piao Xu salah membeli barangnya?" Ning An Lian bergumam sendiri.

Wewangian pekasih punya aroma dan warna yang jelas berbeda; tidak mungkin Piao Xu salah membeli barangnya. Kalau begitu, maka kotaknya pasti sudah tertukar di tengah jalan.

Yun Ruo Feng menatap Ning An Lian saat ia memegangi kotak pemerah pipi itu di tangannya, matanya terpaku ke sana.

Dengan tenang Yun Ruo Feng berjalan menghampiri dan bertanya lembut, "An Lian, apakah kau merasa tidak sehat? Kenapa kau begitu pucat?"

Melihat Ning An Lian masih belum tersadar, Yun Ruo Feng pun terus memanggil namanya beberapa kali tetapi tak ada hasilnya.

Karena itulah, Yun Ruo Feng menepuk bahunya.

"Ah!"

Ning An Lian terkesiap dan mundur selangkah seolah ia ketakutan.

Melihat responnya, Yun Ruo Feng bertanya, "Ada masalah apa?"

Mendapatkan kembali ketenangannya, Ning An Lian memaksakan seulas senyuman untuk menjawab pertanyaan Yun Ruo Feng. "Aku baik-baik saja, kau tidak perlu cemas. Omong-omong, Feng, apa yang barusan ini kau tanyakan padaku?"

Yun Ruo Feng menatap Ning An Lian tetapi tidak menanggapi.

Terus tersenyum, Ning An Lian melanjutkan, "Feng, ada apa? Apakah ada sesuatu di wajahku?"

"Bukan sesuatu yang serius; aku hanya melihat kalau kau sangat pucat. Beritahu aku jika kau merasa tidak sehat."

Suaranya lembut dan membersitkan perhatian mendalam, dan itu bekerja sangat ampuh pada Ning An Lian.

Sudah pasti, Ning An Lian mengangguk sembari tersenyum, menurunkan kepalanya, dan berujar pelan, "Bukan apa-apa. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu ...."

Walaupun Ning An Lian membeli wewangian pekasih itu, ia tidak ingin Yun Ruo Feng mengetahuinya.

Yun Ruo Feng menatapnya dengan senyum terpatri di wajahnya. "Tidak apa-apa, asalkan kau baik-baik saja; kalau tidak, kau harus beristirahat jika kau merasa kurang sehat. Tetapi, kulihat, kau terus saja menatap kotak pemerah pipi itu. Apakah ada masalah dengannya?"

Yun Ruo Feng menyembunyikan perasaan sesungguhnya di balik senyum di wajahnya, dan Ning An Lian tak akan mampu membacanya.

Setelah mendengar Yun Ruo Feng mempertanyakan soal si kotak pemerah pipi, ekspresi Ning An Lian membeku selama beberapa detik. Tidak ingin menjawab, ia terpikirkan satu alasan. "Tidak ada, aku hanya merasa kalau pemerah pipi ini tercium lebih baik, tetapi kurang dalam hal warna dan kilaunya."

Aku tidak boleh membiarkan Yun Ruo Feng merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Setelahnya, Ning An Lian tertawa beberapa kali.

"Mmm, selama kau menyukainya," ujar Yun Ruo Feng enteng.

Ning An Lian merasa lega karena Yun Ruo Feng tidak mengajukan pertanyaan lagi tentang pemerah pipi itu.

Yun Ruo Feng melepaskan tangan Ning An Lian dan berjalan menuju ke rak buku, menarik satu buku taktik peperangan sebelum mengambil tempat di mejanya dan mulai membaca.

Ning An Lian duduk di bangku terdekat dan mengamatinya diam-diam, merasa agak bosan memerhatikannya membaca buku sendirian.

Aku datang ke kediaman Pangeran Yun hari ini untuk bertemu dengan Yun Ruo Feng; bukannya untuk menggunakan wewangian pekasih padanya. Aku tidak boleh membiarkannya mencium aroma itu sementara tubuhnya masih memulihkan diri.

Di saat ini, Ning An Lian hanya bisa memikirkan soal si wewangian pekasih. Aku jelas-jelas membeli pemerah pipi wewangian pekasih, jadi bagaimana bisa itu berubah menjadi sekotak pemerah pipi berwarna gelap biasa?

Ning An Lian terserang sakit kepala, mencoba memikirkan penjelasannya. Membaringkan kepalanya di atas satu meja kecil, ia sudah tertidur sebelum ia menyadarinya.

Tak lama setelahnya, Yun Ruo Feng mengerakkan matanya dari buku dan melihat Ning An Lian tertidur di samping.

Ia ragu-ragu sejenak, tetapi tetap berjalan ke arahnya. Mengguncangkannya agar terbangun, ia berkata pelan, "An Lian, kembalilah ke istana peristirahatanmu untuk tidur. Di sini dingin. Tubuhmu lemah, jadi kau harus berhati-hati agar tidak terserang flu."

Tanpa diduga, Ning An Lian tidak memperdebatkan untuk tetap tinggal, sebaliknya menjawab, "Baiklah, aku akan kembali ke istana peristirahatanku dulu. Jaga kesehatanmu juga."

Setelahnya, Ning An Lian berjalan keluar dari ruang baca. Diam-diam Yun Ruo Feng memerhatikan sosoknya yang keluar dari ruangan dan menutup pintu.

Ning An Lian begitu siap untuk pergi karena ia gelisah, ingin mencari tahu apa yang terjadi dengan pemerah pipinya.

***

Setelah memberi makan kuda di halaman belakang, Piao Xu sudah memerintahkan seseorang agar membawa kereta kudanya kembali ke pintu masuk untuk menunggu Ning An Lian keluar.

Saat Piao Xu melihat Ning An Lian, ia segera menyapanya, "Pelayan ini memberi hormat pada Putri Pertama Kekaisaran. Apakah kita akan kembali ke istana sekarang?"

Ning An Lian menatap Piao Xu dan mendengus kasar. Kita ada di luar sekarang; bukan tempatnya untuk membicarakan tentang wewangian pekasih.

Tak ada pilihan lain, ia hanya bicara dengan nada dingin. "Aku akan mengurusmu setelah kita kembali ke istana."

Piao Xu gugup di sepanjang perjalanan pulang karena hal itu. Apa sebenarnya kesalahan yang kuperbuat?

***

Mencapai istana peristirahatannya, Piao Xu tidak tahan lagi dan langsung berlutut. "Apakah kesalahan yang telah hamba perbuat? Putri Pertama Kekaisaran, bisakah Anda memberitahukannya secara langsung pada hamba?"

Nada Ning An Lian menurun. "Kau bahkan tidak tahu apa kesalahan yang kau perbuat."

Berlutut di lantai, Piao Xu berujar dengan suara bergetar, "Hamba ... tidak tahu. Mohon Anda berbaik hati menerangkannya pada hamba, Putri Pertama Kekaisaran?"

Aku paling mengetahui trik Ning An Lian. Kalau aku membuatnya marah, ia tidak akan menunjukkan belas kasihan.

Di saat ini, hati Ning An Lian diliputi ketidaksenangan, nada suaranya merefleksikan emosinya. "Menerangkannya padamu? Pikirkan baik-baik sebelum kau menjawab pertanyaan Putri ini. Selain dirimu, apakah ada orang lain yang menyentuh pemerah pipi Putri ini?"

Piao Xu berpikir sejenak dan membalas, "Menjawab pada Putri Pertama Kekaisaran, tidak ada orang lain selain hamba yang pernah menyentuh kotak pemerah pipinya."

Tidak ada? Ning An Lian mengerutkan keningnya.

"Kalau tidak ada orang lain yang pernah menyentuh kotak pemerah pipinya, mengapa wewangian pekasih pemerah pipi Putri ini, yang kau belikan, berubah menjadi pemerah pipi biasa tanpa alasan? Mungkinkah tanpa sengaja, kau salah mengambilnya?"

Piao Xu gemetar ketakutan. "Menjawab Putri Pertama Kekaisaran, hamba tidak berani. Hamba tidak pernah memberikan kotak pemerah pipinya pada orang lain. Tidak mungkin hamba salah mengambil kotaknya. Mohon selidiki masalah ini dengan jelas, Putri Pertama."

"Kalau begitu katakan, kemana perginya wewangian pekasih yang Putri ini beli? Jangan bilang padaku, wewangian itu bisa berjalan sendiri? Wewangian pekasih pemerah pipi itu jelas-jelas berwarna merah muda pucat dengan konsentrasi rendah. Mana mungkin bisa berubah menjadi pemerah pipi biasa? Atau, apakah Putri ini buta?"

Piao Xu begitu ketakutan dan sudut matanya berubah merah. "Hamba sungguh tidak berani." Piao Xu menanggapi selagi bersujud putus asa. "Mohon selidiki masalah ini dengan jelas, Putri Pertama Kekaisaran," ulangnya.

Menatap Piao Xu yang telah melayaninya selama bertahun-tahun menyembah di tanah, Ning An Lian masih bisa mengetahui apakah ia berbohong atau tidak.

Tetapi apabila apa yang diucapkan Piao Xu adalah benar, maka, kemana perginya wewangian pekasih pemerah pipinya? Mungkinkah tertukar dengan yang lain tanpa diketahui?

"Bangunlah. Gunakan sekotak pemerah pipi ini sebagai hadiah atas bertahun-tahun kau melayani di sisiku. Namun, karena keteledoranmu hari ini, kau akan dihukum!"

Dengan mata merahnya, Piao Xu mengiyakan selagi ia bangkit berdiri dan maju menerima pemerah pipinya.

Dengan satu lambaian tangannya, Ning An Lian menginstruksikan, "Kau boleh pergi dan menerima hukumanmu."

Piao Xu undur diri dengan hormat dan menutup pintunya.

Ning An Lian berjalan masuk ke kamar dalam dan berbaring di atas tempat tidur, memikirkan tentang wewangian pekasih yang tertukar tanpa diketahui.

Di waktu bersamaan, Piao Xu juga memikirkan tentang apa yang salah. Pemerah pipinya terus berada di tanganku sepanjang waktu, mana mungkin bisa tertukar?

Akhirnya, ia mengetahuinya tepat ketika ia baru saja akan dicambuk. Ia langsung menghentikan kasim yang baru saja akan mencambukinya sebelum bergegas kembali pada Ning An Lian.

"Apa? Kau sudah selesai menerima hukumanmu dan kembali?" Ning An Lian membuka matanya saat ia mendengar Piao Xu masuk.

Piao Xu merespon dengan bersemangat, "Putri Pertama Kekaisaran, hamba akhirnya mengingat apanya yang salah."

Mendengar ini, Ning An Lian langsung merasa bersemangat. Menopang dirinya dengan satu tangan, ia memanggil Piao Xu agar masuk dan melanjutkan perkataannya.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar