Consort of A Thousand Faces
Chapter 128 : Bagaimana Mungkin
Ning An Lian melihat ke arah kotak pemerah pipi di tangannya sebelum darah di wajahnya terkuras habis. Perbedaan warnanya cukup untuk memberitahukan kalau pemerah pipi ini hanyalah pemerah pipi yang biasa.
"Mungkinkah Piao Xu salah membeli barangnya?"
Ning An Lian bergumam sendiri.
Wewangian pekasih punya aroma dan warna yang jelas
berbeda; tidak mungkin Piao Xu salah membeli barangnya. Kalau begitu, maka
kotaknya pasti sudah tertukar di tengah jalan.
Yun Ruo Feng menatap Ning An Lian saat ia memegangi kotak
pemerah pipi itu di tangannya, matanya terpaku ke sana.
Dengan tenang Yun Ruo Feng berjalan menghampiri dan
bertanya lembut, "An Lian, apakah kau merasa tidak sehat? Kenapa kau
begitu pucat?"
Melihat Ning An Lian masih belum tersadar, Yun Ruo Feng
pun terus memanggil namanya beberapa kali tetapi tak ada hasilnya.
Karena itulah, Yun Ruo Feng menepuk bahunya.
"Ah!"
Ning An Lian terkesiap dan mundur selangkah seolah ia
ketakutan.
Melihat responnya, Yun Ruo Feng bertanya, "Ada
masalah apa?"
Mendapatkan kembali ketenangannya, Ning An Lian
memaksakan seulas senyuman untuk menjawab pertanyaan Yun Ruo Feng. "Aku
baik-baik saja, kau tidak perlu cemas. Omong-omong, Feng, apa yang barusan ini
kau tanyakan padaku?"
Yun Ruo Feng menatap Ning An Lian tetapi tidak
menanggapi.
Terus tersenyum, Ning An Lian melanjutkan, "Feng,
ada apa? Apakah ada sesuatu di wajahku?"
"Bukan sesuatu yang serius; aku hanya melihat kalau
kau sangat pucat. Beritahu aku jika kau merasa tidak sehat."
Suaranya lembut dan membersitkan perhatian mendalam, dan
itu bekerja sangat ampuh pada Ning An Lian.
Sudah pasti, Ning An Lian mengangguk sembari tersenyum,
menurunkan kepalanya, dan berujar pelan, "Bukan apa-apa. Aku hanya sedang
memikirkan sesuatu ...."
Walaupun Ning An Lian membeli wewangian pekasih itu, ia
tidak ingin Yun Ruo Feng mengetahuinya.
Yun Ruo Feng menatapnya dengan senyum terpatri di
wajahnya. "Tidak apa-apa, asalkan kau baik-baik saja; kalau tidak, kau
harus beristirahat jika kau merasa kurang sehat. Tetapi, kulihat, kau terus
saja menatap kotak pemerah pipi itu. Apakah ada masalah dengannya?"
Yun Ruo Feng menyembunyikan perasaan sesungguhnya di
balik senyum di wajahnya, dan Ning An Lian tak akan mampu membacanya.
Setelah mendengar Yun Ruo Feng mempertanyakan soal si
kotak pemerah pipi, ekspresi Ning An Lian membeku selama beberapa detik. Tidak
ingin menjawab, ia terpikirkan satu alasan. "Tidak ada, aku hanya merasa
kalau pemerah pipi ini tercium lebih baik, tetapi kurang dalam hal warna dan
kilaunya."
Aku tidak boleh membiarkan Yun Ruo Feng merasakan ada
sesuatu yang tidak beres. Setelahnya, Ning An Lian tertawa beberapa kali.
"Mmm, selama kau menyukainya," ujar
Yun Ruo Feng enteng.
Ning An Lian merasa lega karena Yun Ruo Feng tidak
mengajukan pertanyaan lagi tentang pemerah pipi itu.
Yun Ruo Feng melepaskan tangan Ning An Lian dan berjalan
menuju ke rak buku, menarik satu buku taktik peperangan sebelum mengambil
tempat di mejanya dan mulai membaca.
Ning An Lian duduk di bangku terdekat dan mengamatinya diam-diam,
merasa agak bosan memerhatikannya membaca buku sendirian.
Aku datang ke kediaman Pangeran Yun hari ini untuk
bertemu dengan Yun Ruo Feng; bukannya untuk menggunakan wewangian pekasih
padanya. Aku tidak boleh membiarkannya mencium aroma itu sementara tubuhnya
masih memulihkan diri.
Di saat ini, Ning An Lian hanya bisa memikirkan soal si
wewangian pekasih. Aku jelas-jelas membeli pemerah pipi wewangian
pekasih, jadi bagaimana bisa itu berubah menjadi sekotak pemerah pipi berwarna
gelap biasa?
Ning An Lian terserang sakit kepala, mencoba memikirkan
penjelasannya. Membaringkan kepalanya di atas satu meja kecil, ia sudah
tertidur sebelum ia menyadarinya.
Tak lama setelahnya, Yun Ruo Feng mengerakkan matanya
dari buku dan melihat Ning An Lian tertidur di samping.
Ia ragu-ragu sejenak, tetapi tetap berjalan ke arahnya.
Mengguncangkannya agar terbangun, ia berkata pelan, "An Lian, kembalilah
ke istana peristirahatanmu untuk tidur. Di sini dingin. Tubuhmu lemah, jadi kau
harus berhati-hati agar tidak terserang flu."
Tanpa diduga, Ning An Lian tidak memperdebatkan untuk
tetap tinggal, sebaliknya menjawab, "Baiklah, aku akan kembali ke istana
peristirahatanku dulu. Jaga kesehatanmu juga."
Setelahnya, Ning An Lian berjalan keluar dari ruang baca.
Diam-diam Yun Ruo Feng memerhatikan sosoknya yang keluar dari ruangan dan
menutup pintu.
Ning An Lian begitu siap untuk pergi karena ia gelisah,
ingin mencari tahu apa yang terjadi dengan pemerah pipinya.
***
Setelah memberi makan kuda di halaman belakang, Piao Xu
sudah memerintahkan seseorang agar membawa kereta kudanya kembali ke pintu
masuk untuk menunggu Ning An Lian keluar.
Saat Piao Xu melihat Ning An Lian, ia segera menyapanya,
"Pelayan ini memberi hormat pada Putri Pertama Kekaisaran. Apakah kita
akan kembali ke istana sekarang?"
Ning An Lian menatap Piao Xu dan mendengus kasar. Kita
ada di luar sekarang; bukan tempatnya untuk membicarakan tentang wewangian
pekasih.
Tak ada pilihan lain, ia hanya bicara dengan nada dingin.
"Aku akan mengurusmu setelah kita kembali ke istana."
Piao Xu gugup di sepanjang perjalanan pulang karena hal
itu. Apa sebenarnya kesalahan yang kuperbuat?
***
Mencapai istana peristirahatannya, Piao Xu tidak tahan
lagi dan langsung berlutut. "Apakah kesalahan yang telah hamba perbuat?
Putri Pertama Kekaisaran, bisakah Anda memberitahukannya secara langsung pada hamba?"
Nada Ning An Lian menurun. "Kau bahkan tidak tahu
apa kesalahan yang kau perbuat."
Berlutut di lantai, Piao Xu berujar dengan suara
bergetar, "Hamba ... tidak tahu. Mohon Anda berbaik hati menerangkannya
pada hamba, Putri Pertama Kekaisaran?"
Aku paling mengetahui trik Ning An Lian. Kalau aku
membuatnya marah, ia tidak akan menunjukkan belas kasihan.
Di saat ini, hati Ning An Lian diliputi ketidaksenangan,
nada suaranya merefleksikan emosinya. "Menerangkannya padamu? Pikirkan
baik-baik sebelum kau menjawab pertanyaan Putri ini. Selain dirimu, apakah ada
orang lain yang menyentuh pemerah pipi Putri ini?"
Piao Xu berpikir sejenak dan membalas, "Menjawab
pada Putri Pertama Kekaisaran, tidak ada orang lain selain hamba yang pernah
menyentuh kotak pemerah pipinya."
Tidak ada? Ning An
Lian mengerutkan keningnya.
"Kalau tidak ada orang lain yang pernah menyentuh
kotak pemerah pipinya, mengapa wewangian pekasih pemerah pipi Putri ini, yang
kau belikan, berubah menjadi pemerah pipi biasa tanpa alasan? Mungkinkah tanpa
sengaja, kau salah mengambilnya?"
Piao Xu gemetar ketakutan. "Menjawab Putri Pertama
Kekaisaran, hamba tidak berani. Hamba tidak pernah memberikan kotak pemerah
pipinya pada orang lain. Tidak mungkin hamba salah mengambil kotaknya. Mohon
selidiki masalah ini dengan jelas, Putri Pertama."
"Kalau begitu katakan, kemana perginya wewangian
pekasih yang Putri ini beli? Jangan bilang padaku, wewangian itu bisa berjalan
sendiri? Wewangian pekasih pemerah pipi itu jelas-jelas berwarna merah muda
pucat dengan konsentrasi rendah. Mana mungkin bisa berubah menjadi pemerah pipi
biasa? Atau, apakah Putri ini buta?"
Piao Xu begitu ketakutan dan sudut matanya berubah merah.
"Hamba sungguh tidak berani." Piao Xu menanggapi selagi bersujud
putus asa. "Mohon selidiki masalah ini dengan jelas, Putri Pertama
Kekaisaran," ulangnya.
Menatap Piao Xu yang telah melayaninya selama
bertahun-tahun menyembah di tanah, Ning An Lian masih bisa mengetahui apakah ia
berbohong atau tidak.
Tetapi apabila apa yang diucapkan Piao Xu adalah benar,
maka, kemana perginya wewangian pekasih pemerah pipinya? Mungkinkah tertukar
dengan yang lain tanpa diketahui?
"Bangunlah. Gunakan sekotak pemerah pipi ini sebagai
hadiah atas bertahun-tahun kau melayani di sisiku. Namun, karena keteledoranmu
hari ini, kau akan dihukum!"
Dengan mata merahnya, Piao Xu mengiyakan selagi ia
bangkit berdiri dan maju menerima pemerah pipinya.
Dengan satu lambaian tangannya, Ning An Lian
menginstruksikan, "Kau boleh pergi dan menerima hukumanmu."
Piao Xu undur diri dengan hormat dan menutup pintunya.
Ning An Lian berjalan masuk ke kamar dalam dan berbaring
di atas tempat tidur, memikirkan tentang wewangian pekasih yang tertukar tanpa
diketahui.
Di waktu bersamaan, Piao Xu juga memikirkan tentang apa
yang salah. Pemerah pipinya terus berada di tanganku sepanjang waktu,
mana mungkin bisa tertukar?
Akhirnya, ia mengetahuinya tepat ketika ia baru saja akan
dicambuk. Ia langsung menghentikan kasim yang baru saja akan mencambukinya
sebelum bergegas kembali pada Ning An Lian.
"Apa? Kau sudah selesai menerima hukumanmu dan
kembali?" Ning An Lian membuka matanya saat ia mendengar Piao Xu masuk.
Piao Xu merespon dengan bersemangat, "Putri Pertama
Kekaisaran, hamba akhirnya mengingat apanya yang salah."
Mendengar ini, Ning An Lian langsung merasa bersemangat. Menopang
dirinya dengan satu tangan, ia memanggil Piao Xu agar masuk dan melanjutkan
perkataannya.
0 comments:
Posting Komentar