Sabtu, 21 Agustus 2021

CTF - Chapter 127

Consort of A Thousand Faces

Chapter 127 : Meningkatkan Suasana

Ning An Lian menyentuh kotak pemerah pipi itu dengan lembut, sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman. Dengan hati-hati memasukkan kotak tersebut ke dalam lengan bajunya, ia berkata, "Putri ini akan menuju ke Kediaman Pangeran Yun untuk memeriksa kesehatannya." Kemudian, ia berjalan keluar dari restoran.

Ning An Lian tidak menaiki kereta kuda yang mencolok saat ia meninggalkan istana hari ini, sebaliknya, memilih naik kereta kuda kayu biasa.

Dengan hati-hati, Piao Xu membantu Ning An Lian naik ke atas kereta sebelum berjalan di sampingnya saat melaju ke depan dengan mantap. Menghadap ke arah tirai kereta, Piao Xu menyanjungnya, "Putri Pertama Kekaisaran, Anda tampak sangat cantik hari ini."

Tawa riang datang dari dalam keretanya sebelum menjadi hening lagi. "Jangan panggil aku Putri Pertama Kekaisaran ketika ada begitu banyak orang di jalanan. Panggil saja aku Nona."

Piao Xu segera merespon, "Nona, hamba akan mengingatnya."

Ning An Lian duduk di dalam kereta sementara ia memainkan kuku berwarna merah menyalanya yang baru saja dicat pagi ini. Ia mengenakan gaun kuning muda, sama seperti pertama kali ia bertemu pria itu.

Feng, karena kau tidak sempat datang menemuiku sementara kau sedang memulihkan diri di Kediaman Pangeran Yun, aku yang akan keluar dari istana untuk menemuimu. Tidak perlu kau meluangkan waktu untuk menemaniku, selama kau senggang saat aku pergi mencarimu.

Ning An Lian membawa perasaan semacam ini sepanjang jalan menuju ke Kediaman Pangeran Yun.

***

Piao Xu membantu Ning An Lian turun dari kereta. Pengawal kekaisaran di Kediaman Pangeran Yun melihat Piao Xu membawa plakat pinggang Putri Pertama Kekaisaran di tangannya dan segera menyambutnya sembari membungkuk. "Bawahan ini memberi hormat pada Putri Pertama Kekaisaran."

Ning An Lian melihat mereka sepintas dan bertanya, "Apakah Pangeran Yun di dalam?"

Beberapa pengawal mengangguk. "Pangeran Yun sedang berada di halaman belakang Kediaman Pangeran Yun. Hanya saja, ia memerintahkan agar tidak mengizinkan siapa pun mengganggunya hari ini."

"Tidak mengizinkan orang luar mengganggunya. Apakah Putri ini adalah orang luar?" Mata Ning An Lian melemparkan tatapan menusuk layaknya belati ke arah pengawal itu seraya melangkah masuk ke dalam Kediaman Pangeran Yun.

Para pengawal saling berpandangan tak berdaya sewaktu Ning An Lian berjalan masuk, tidak berani menghentikannya.

Namun, Piao Xu tidak masuk. Ia tersenyum dan mengeluarkan beberapa tael perak dari dalam lengan bajunya. "Ini diberikan oleh Putri Pertama Kekaisaran. Gunakan untuk membeli anggur."

Beberapa pengawal itu ragu sejenak sebelum menggelengkan kepala mereka. "Bawahan ini tidak berani menerimanya."

Senyum di wajah Piao Xu pun menghilang saat ia menjejalkan perak itu ke dalam tangan salah satu pengawal. "Bagaimana bisa kau membiarkan Putri Pertama Kekaisaran mengambil kembali apa yang telah diberikannya? Simpan baik-baik."

Piao Xu kemudian ikut masuk ke dalam Kediaman Pangeran Yun. Namun, tidak seperti Ning An Lian, ia tidak berani langsung menuju ke lokasi Pangeran Yun. Ia hanya mengarahkan si kusir kereta kekaisaran agar menarik keretanya ke dalam kandang kuda.

Ning An Lian langsung menuju ke halaman belakang Kediaman Pangeran Yun. Ia tahu tempat yang disukainya. Kalau ia berada di suatu tempat di halaman belakang, ia pasti berada di dalam hutan bambunya.

Tetapi, ketika Ning An Lian sampai di hutan bambu, ia tidak menemukan Yun Ruo Feng di sana. Pengawal bilang ia ada di halaman belakang, tetapi kenapa ia tidak ada di hutan bambu?

Ning An Lian memikirkannya serius dan akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa pria itu pasti ada di halaman utama. Masih terlalu awal baginya untuk beristirahat, jadi kemungkinan besar ia ada di ruang baca yang terletak di sana.

Ia tidak bisa istirahat di dalam rumah di siang bolong sekarang ini, barangkali ia berada di dalam ruang baca di halaman utama.

Dengan pemikiran ini, cepat-cepat ia menuju ke sana.

Dalam keadaan normal, tidak akan ada dayang ataupun pengawal di luar halaman utama, diluar waktu pembersihan di pagi, siang, dan malam hari.

Tetapi, ada seorang dayang sedang menyapu halamannya sekarang, setengah jam sebelum tengah hari.

Dayang tersebut baru saja selesai membersihkannya ketika Ning An Lian masuk. Dayang ini baru dan belum pernah melihat Ning An Lian, tetapi aura jahat yang mengelilingi orang itu sudah cukup membuatnya sangat ketakutan.

"Karena kau sudah selesai membersihkannya, cepatlah pergi." Dengan satu kibasan lengan bajunya, Ning An Lian melontarkan perintahnya dingin.

Dayang itu tidak repot-repot bertanya-tanya siapakah gerangan dirinya dan menggumamkan satu kata 'baik' sembari menggigil sebelum melesat keluar dari halaman.

Ning An Lian mendengus dingin. Dasar tidak berguna. Bagaimana bisa orang seperti itu cocok untuk membersihkan halaman utama kediaman pangeran?

Kemudian, Ning An Lian cepat-cepat menuju ke arah ruang baca, sengaja meringankan langkahnya selagi ia mendekati pintunya.

Setelahnya, Ning An Lian mendekatkan telinganya ke pintu dan mendengarkan. Ia ingin tahu apa yang dilakukan Yun Ruo Feng saat ia sedang tidak ada.

Tidak mendengarkan apa pun sewaktu ia mendengarkan, akhirnya Ning An Lian kehabisan kesabaran dan langsung membuka pintu, masuk ke dalam ruang baca. Kebetulan ia melihat Yun Ruo Feng berdiri di depan satu rak buku dengan satu buku di tangannya sewaktu ia masuk.

Setelah melihat Ning An Lian, Yun Ruo Feng meletakkan kembali buku itu ke atas rak, senyum terlintas di wajah tampannya. "Perjamuan kerajaan Nan Zhao sudah sangat dekat. Kenapa kau tidak menurut? Ini bukan waktunya meninggalkan istana."

Ning An Lian maju ke depan, berdiri berjinjit selagi menghampirinya. Lalu, melingkarkan tangannya di sekeliling lehernya, cemberut seraya mencondongkan diri untuk mencium bibir Yun Ruo Feng.

Tepat saat ia baru akan menyentuhnya, pria itu memalingkan kepalanya ke samping dan mendorongnya dengan tangan kanannya. "An Lian, bersikap sopan dan jangan membuat keributan."

"Apa maksudmu dengan membuat keributan? Sudah berapa lama semenjak kau menciumku? Aku merindukanmu dan aku ingin menciummu." Ning An Lian tampak kesal.

Yun Ruo Feng meliriknya. "Selama bertahun-tahun, harapanmu adalah agar bisa menari di perjamuan kerajaan Nan Zhao. Sekarang, karena akhirnya sudah hampir jadi kenyataan ...."

Ning An Lian menyela, "Aku tahu soal tarian itu, kau tidak perlu terus-terusan mengingatkanku. Aku sudah lama melakukan persiapan yang pantas untuk tarian itu."

"Apa kau merasa lebih baik, Feng? Apakah kakimu masih sakit?" Ning An Lian mengalihkan topiknya dan sekali lagi memeluknya.

Yun Ruo Feng tidak mendorongnya dan mengangkat tangan untuk menepuk kepalanya. "Tidak sakit. Cuma, ular krait bukanlah ular biasa, butuh waktu beberapa hari bagiku untuk bisa pulih."

Ning An Lian mengedipkan bulu matanya selagi ekspresinya berubah. Malu-malu, ia mengusapkan kepalanya ke dada pria itu. "Bagaimana kalau tinggal di istana peristirahatanku selama beberapa hari setelah kesehatanmu pulih dan perjamuan kerajaannya berakhir? Kita sudah lama sekali tidak melakukan itu."

Ning An Lian tersipu akibat pernyataannya sendiri. Demi menghidupkan suasananya, aku sengaja mencari wewangian pekasih. Jenis wewangian semacam ini digunakan untuk meningkatkan suasananya, dan bukanlah zat perangsang. Tidak akan menyebabkan kerusakan tubuh.

"An Lian, berpandanganlah jauh ke depan. Sekarang ini, bukan waktunya memikirkan soal itu."

Ekspresi di wajah Ning An Lian berubah. "Feng, kenapa aku merasa kalau kau telah berubah? Dulunya kau tidak begini. Apakah kau takut kalau aku akan mengandung? Kau sama sekali tidak berniat menikahiku, kan?"

Pemikiran seorang wanita yang merasa tidak aman kerap kali seperti ini. Semakin mereka merasa tidak percaya diri, semakin menggila pula kecurigaan mereka jadinya.

Yun Ruo Feng memandanginya dalam diam, sudut bibirnya membentuk senyuman. "Aku akan menikahimu."

"Kalau kau akan menikahiku, kenapa kau takut membuatku hamil? Terlebih lagi, masih bisakah aku mengandung di kehidupan ini?" Ning An Lian mengayunkan tangannya gelisah sewaktu berbicara, menyebabkan kotak pemerah pipi di dalam lengan bajunya jatuh ke lantai.

Ning An Lian sedikit panik ketika ia melihat kotak pemerah pipinya di tanah. Tepat saat ia baru saja akan berjongkok untuk memungutnya kembali, Yun Ruo Feng sudah membungkukkan tubuhnya dan memungutnya.

"Pemerah pipi ini bukan dari istana. Kau membelinya di luar?" Yun Ruo Feng bertanya sementara ia membuka kotak pemerah pipi tersebut.

Ning An Lian ingin segera merampas kotak itu darinya. Tubuhnya masih belum sepenuhnya pulih. Aku membeli ini untuk meningkatkan suasananya di masa mendatang, untuk membuatnya lebih mendambakan tubuhku.

Biar begitu, sekarang ini, tubuh Feng masih terlalu lemah. Meskipun konsentrasi dari wewangiannya tidak akan menyebabkan kerusakan apa pun padanya, sekarang bukan waktunya.

Kotak pemerah pipinya terbuka dengan bunyi dentingan, membiarkan sejejak aroma bunga persik menguar masuk ke dalam hidung Yun Ruo Feng.

Ia membauinya sebelum menutup tutup kotaknya dan menyerahkannya pada Ning An Lian. "Aromanya wangi. Kenapa sekarang kau jadi suka pemerah pipi berwarna gelap?"

Berwarna gelap? Ning An Lian merasa ada yang salah segera setelah ia mendengar itu. Mungkinkah ini adalah wewangian pekasih yang baru saja dirilis? Bukankah semestinya berwarna merah muda pucat atau merah menyala?

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar