Selasa, 03 Agustus 2021

3L3W TMOPB - Chapter 20 Part 1

Ten Miles of Peach Blossoms

Chapter 20 Part 1


Aku melambung di atas awan yang berwarna merah cerah, berseri, menyatu di atas Laut Barat dan menuju ke Jiu Chong Tian. Aku terguling satu kali selama perjalanan, dan di saat aku tiba di Gerbang Langit Selatan, aku dalam keadaan sedikit linglung. Kedua pengawal langit yang berjaga di sana menghentikanku dengan sopan.

Kedua pengawal langit itu sangat berhati-hati dalam menangani masalah. Dengan sopan mereka memintaku menunggu selagi mereka pergi ke Istana Xi Wu untuk mengumumkan kehadiranku. Walaupun aku masih dipenuhi oleh kegelisahan, hatiku sedikit tenang dengan fakta bahwa mereka membawa kabar kedatanganku ke Istana Xi Wu ketimbang ke Istana Ling Xiao, dimana urusan serius ditangani. Karena seperti itu, aku membayangkan kalau Ye Hua tidak mengalami kerugian besar.

Tak lama kemudian, pengawal itu pun kembali, diikuti seorang dayang yang membimbingku masuk ke dalam. Dayang ini tampak familier, dan setelah beberapa waktu, aku menyadari kalau ia adalah salah satu dayang yang bekerja di ruang baca Ye Hua.

Matanya terbelalak kaget ketika ia melihatku. Bekerja di ruang baca Ye Hua jelas memberinya pemikiran baik tentang bagaimana cara dunia bekerja, dan walaupun matanya sebulat kue dadar, ia berhasil mempertahankan rahangnya tetap kukuh. Ia merapikan pakaiannya, membungkuk padaku, dan memimpin jalan, dengan hati-hati dan sungguh-sungguh memeperlihatkanku jalannya.

Ada angin hangat dan lembut yang bertiup, dan aku menghirup aroma samar dari bunga teratai.

“Bagaimana keadaan Pangeran baru-baru ini?” diam-diam aku bertanya selagi kami mendekati Istana Xi Wu.

“Apa yang sedang dilakukannya sekarang?”

Si dayang berbalik.

“Yang Mulia sangat baik hari ini,” katanya dengan sopan.

“Beliau baru saja selesai bertemu dengan tiga Dewa Bintang, dan sekarang sedang menantikan Anda di ruang bacanya.”

Aku mengangguk.

Kurang dari setengah bulan lalu, ia kehilangan puluhan ribu tahun energi penempaan spiritualnya, namun hari ini ia sudah duduk tenang di ruang bacanya, melakukan urusan istana. Sepertinya agak terlalu cepat proses pemulihannya.

Si dayang membawaku hingga ke ambang pintu ruang baca Ye Hua sebelum dengan sopan undur diri.

Dengan bersemangat aku membuka pintu ruang bacanya, melangkah dengan riang melewati ambang pintunya, dan dengan antusias menyibakkan tirai di bagian kamar dalamnya. Aku berhasil melakoni serentetan pergerakan ini tanpa halangan, tetapi hatiku yang gelisah berarti aku tidak benar-benar memerhatikan sekelilingku, dan aku menjatuhkan dua pot tanaman antik di halaman, menimbulkan bunyi pecah yang keras.

Ye Hua mendongak dari balik tumpukan dokumennya di atas meja dan tersenyum samar.

Sambil mengusap pelipisnya, ia berkata, “Apakah kau datang kemari hari ini hanya untuk menghancurkan ruang bacaku?”

Meja kerjanya tersebar dengan dokumen yang disusun dan buku-buku yang terbuka.

Ia tidak terlihat sepucat saat terakhir kali aku melihatnya di Istana Kristal Air Laut Barat, tetapi ia jelas tampak lebih kurus.

Aku bukan lagi seorang gadis muda bodoh yang dulu. Bertahun-tahun ini mengajariku, kalau seseorang berniat untuk menyembunyikan sesuatu yang buruk darimu, mereka akan berusaha untuk membuatnya tetap tersembunyi.

Aku bergegas ke arahnya dan meraih pergelangan tangannya untuk memeriksa nadinya. Mendadak, ia berhenti tersenyum. Ia menghindari tanganku dan meraih kelepak bajuku.

“Apa ini?” tanyanya sembari mengerutkan dahi.

Aku menunduk untuk melihatnya.

“Oh, bukan apa-apa. Aku melakukan sihir pengejar jiwa pada pangeran pertama Laut Barat beberapa jam yang lalu. Aku sembrono dan jiwaku agak tersasar dan memuntahkan sedikit darah.”

Ia berdiri, mengambil cangkir, dan berbalik untuk mengisinya dengan teh.

Selagi ia menuangkannya, ia pun berkata, “Aku tahu kau begitu bersungguh-sungguh menjaga Mo Yuan, tetapi kau harus memastikan kau menjaga dirimu juga. Kita tidak ingin saat Mo Yuan terbangun, kau malah langsung jatuh sakit.”

Ia masih tidak menghadap ke arahku.

Menatap punggungnya, aku berkata, “Bisakah kau tebak apa yang kulihat saat aku merayap masuk ke dalam jiwa primordial pangeran pertama Laut Barat?”

Ia berbalik dan menyerahkan secangkir teh padaku.

“Mo Yuan?” katanya, menenglengkan kepalanya.

Aku menerima cangkirnya, dan sembari menghela napas, aku berkata, “Ceritakan padaku tentang keempat monster ganas yang menjaga rumput abadi di Ying Zhou, Ye Hua, seperti apa rupa mereka? Aku tahu bahwa kaulah yang membuatkan pil yang dibawakan Zhe Yan padaku. Berapa banyak penempaan energi spiritual yang tersisa di dalam tubuhmu?”

Tangannya yang tengah memegangi cangkir pun terhenti di udara, tetapi ekspresi wajahnya tidak berubah.

Saat ia tersadar dari keterkejutannya, ia tersenyum bersahaja dan berkata, “Oh. Benar. Kau memang benar. Aku yang melakukannya. Tian Jun mengirimku untuk mengunjungi Laut Timur belum lama ini, dan saat aku melewati Ying Zhou, tiba-tiba saja aku teringat kalau kau menginginkan beberapa rumpun rerumputan abadi itu, jadi aku pergi ke sana dan mencabuti beberapa rumpun untukmu.

“Monster-monster penjaga rumputnya tidak seganas yang dikatakan orang-orang. Kalau saja mereka sedikit ceria, aku mungkin akan menangkap satu dan membawanya kembali untuk kau latih agar dapat menghiburmu dan membantu menghabiskan waktu.”

Aku masih ingat keadaan Ayah saat ia kembali dari Ying Zhou, diselimuti luka dari kepala sampai kakinya.

“Berapa banyak penempaan energi yang hilang?”

Aku mendengar diriku bertanya kering.

“Dan kenapa kau menyuruh Zhe Yan berbohong padaku ketika ia datang mengantarkan pilnya?”

“Oh?” katanya, sembari mengangkat sebelah alisnya.

“Itu adalah pertama kalinya aku mendengar soal itu! Apa Zhe Yan tidak memberitahumu bahwa akulah yang membuatnya? Seharusnya aku tidak mempercayakannya atas masalah ini,” ia menambahkan sambil tertawa.

“Sudah jelas ia memutuskan untuk memanfaatkan keadaan ini demi keuntungannya sendiri, mengakui perbuatanku. Tingkat energi spiritualku sebenarnya lebih tinggi daripada kebanyakan dewa,” jelasnya selagi ia menggeledah dokumen di atas mejanya.

“Beberapa waktu yang lalu, Tian Jun juga mentransferkan sejumlah energi spiritualnya padaku. Membentuk pil itu bukan masalah.”

Aku memandangi tangan kanannya, tersembunyi di dalam lengan jubahnya.

“Aku memerhatikanmu,” kataku lembut.

“Kau menambahkan daun teh ke dalam cangkir, menuangkan air, dan menggeledah dokumenmu, semuanya hanya dengan tangan kirimu. Kenapa kau tidak membiarkan tangan kananmu sedikit berlatih juga?”

Tangan kirinya berhenti bergerak, melayang di atas dokumennya.

Ia hanya terhenti sejenak sebelum lanjut membolak-balikkan halamannya.

“Aku hanya sedikit ceroboh ketika aku mengambil rumputnya, dan salah satu monsternya berhasil menggigitku. Tangan kananku agak cedera, jadi lebih mudah bagiku hanya menggunakan tangan kiri untuk sekarang ini. Biar begitu, bukanlah hal yang serius. Dewa Tabib baru saja memeriksanya, dan mengatakan dalam waktu satu atau dua bulan, tangan kananku akan sebaik baru.”

Jika aku diusianya dan ia diusiaku, mungkin aku akan mempercayai omong kosongnya. Tetapi, selama bertahun-tahun ini, aku mempelajari bagaimana caranya mengetahui ketika aku dibohongi.

Ia bilang padaku bahwa Tian Jun mentransferkan sejumlah penempaan energi spiritual kepadanyaa, tetapi tidak mungkin Tian Jun akan melakukan ini tanpa adanya alasan yang kuat. Pasti terjadi setelah ia melompat dari Zhu Xian Tai dan kehilangan begitu banyak penempaan energi hingga ia sekarat. Itulah satu-satunya keadaan yang dapat kulihat si Tian Jun menyalurkan persediaan penempaan energinya. Sama seperti 70.000 tahun yang lalu saat Ibu menyelamatkanku.

Dan, Tian Jun akan menyalurkan penempaan energi spiritual itu secukupnya untuk menggantikan yang sudah hilang; tidak akan melebihi jumlah penempaan Ye Hua selama 50.000 tahun hidupnya. Dari energi abadi yang melingkupi Ye Hua, aku memperkirakan, pastinya ia kehilangan rata-rata energi abadi sebesar 40.000 hingga 50.000 tahun.

Ia mengatakan padaku kalau monster ganas itu menggigiti tangan kanannya, tetapi itu tak lebih dari cedera ringan dan akan baik-baik saja setelah ia beristirahat.

Seluruh dewa-dewi kuno tahu betapa gigihnya monster-monster itu, dan biasanya, apabila mereka menggigit sesuatu, mereka akan menelan kulit, tulang, urat, dan semuanya. Aneh sekali mendengar kalau digigit salah satu monster itu digambarkan hanya sebagai cedera ringan.

Kebohongan yang dikarangnya ini sepertinya bertujuan untuk menenangkanku, dan tidak ingin mengecewakannya, aku mengabaikan rasa pedih di sanubariku dan membiarkannya mengira bahwa ia berhasil membodohiku.

Aku pun mengembuskan napas lega dan berkata, “Oh, itu bagus. Kau benar-benar telah menenangkan pikiranku.”

“Benar-benar tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang diriku,” katanya dengan satu alisnya terangkat dan senyum di wajahnya.

“Seharusnya Pangeran Pertama Laut Baratlah yang kau pikirkan. Ia menelan pil itu belum lama ini, dan kondisinya mungkin masih tidak stabil. Kurasa, lebih baik agar kau kembali ke sana, berjaga-jaga apabila ada komplikasi yang terjadi padanya.”

Ini jelas-jelas adalah cara yang bijaksana untuk memintaku pergi. Ia terlihat baik sebelumnya, tetapi sekarang ia mulai terlihat lelah akibat sakit. Ia berlagak kuat, tetapi sudah jelas kalau ia tidak bisa mempertahankannya terlalu lama.

Aku memutuskan untuk menjaga martabatnya dan berpura-pura kalau mendadak aku teringat sesuatu yang penting yang harus kulakukan.

“Oh, ya ampun. Bagaimana bisa aku melupakan itu!” semburku.

“Aku harus buru-buru kembali sekarang. Tolong jagalah dirimu, perhatikan lukamu.”

Harus mengutarakan perkataan ini benar-benar membuatku kesal. Aku memutuskan kembali ke Qingqiu untuk menanyai Zhe Yan dan mencari tahu sebenarnya seberapa parah luka yang dialami oleh Ye Hua.

***

Aku bergegas kembali ke sana, hanya menemukan kalau Zhe Yan tidak sedang berada di Qingqiu.

Kakak Keempat sedang berjemur di atas rumput di luar Gua Rubah, setangkai rumput ekor anjing di mulutnya.

“Zhe Yan kembali ke Kebun Persik beberapa hari yang lalu,” jelasnya.

“Ia memberitahuku, telah melakukan sesuatu yang membuatnya sangat malu. Sudah lama sekali semenjak ia merasakan malu, dan ia sedang merasa bersalah sekali. Ia bilang, ia harus kembali ke kebun persik untuk memulihkan diri.”

Aku mengumpat, dan merasa suram juga buruk, aku melompati awan lain dan melesat menuju Sepuluh Mil Kebun Persik. Aku menemukan Zhe Yan di sebelah Kolam Giok di belakang gunung kebun persik. Saat itu tengah hari, dan mataharinya masih tinggi di langit. Mulut Zhe Yan terkatup rapat. Aku menunggunya berinisiatif dan memberitahukanku tentang masalah Ye Hua. Tengah malam, saat bulannya tinggi menggantung di langit, barulah pada akhirnya ia keluar dan mengakuinya.

Ia menjelaskan apa yang terjadi beberapa minggu yang lalu, tanggal 22 Juni.

Ia dan Kakak Keempat sedang memandangi bulan di hutan bambu di luar Gua Rubah ketika ada dua dewa yang mendadak turun. Kedua dewa ini diutus atas perintah Tian Jun. Mereka melakukan perjalanan mendesak ke Lembah Qingqiu untuk memintanya datang ke Jiu Chong Tian agar menyelamatkan nyawa seseorang.

Biasanya, Dewa Obatlah yang mengetuai segala urusan pengobatan di Kerajaan Langit, tetapi karena Tian Jun menyuruh bawahannya menempuh ribuan mil, secara langsung meminta Zhe Yan, ia berasumsi kalau tak ada satu pun obat yang diracik oleh Dewa Obat yang berguna.

Zhe Yan tidak berhubungan baik dengan Tian Jun generasi ini, tetapi ia paling tahu, akan selalu bijaksana untuk mengambil kesempatan membuat Tian Jun berutang budi padamu. Ia menyetujui undangan terhormat para dewa ini dan pergi bersama mereka menuju Kerajaan Langit.

Begitu tiba di Jiu Chong Tian, Zhe Yan mengetahui bahwa orang yang ingin diselamatkan oleh Tian Jun dengan mengutus bawahannya menempuh ribuan mil, tak lain tak bukan, adalah calon menantu lelaki keluarga Bai: Ye Hua.

Ia memeriksa Ye Hua dan menemukan bahwa selagi ia bukannya tak bisa ditolong, ia juga tidak berada dalam keadaan yang bagus. Taotie benar-benar sudah menggigit putus lengan kanannya, dan yang tersisa hanyalah lengan jubah yang kosong dan sisa penempaan energi sebanyak 20.000 tahun.

Sampai di cerita ini, Zhe Yan mulai tersedak.

“Calon suamimu begitu muda, tetapi ia selalu bijaksana dan terorganisir dengan baik. Beberapa hari sebelum keberangkatannya, ia mengirimkan surat untuk Tian Jun, menjelaskan bahwa, rumput abadi yang tumbuh di Ying Zhou merupakan suatu pelanggaran terhadap peraturan keabadian, dan memberikan serentetan alasan panjang mengapa rumput itu mesti dihancurkan. Ia meminta izin Tian Jun untuk melakukan perjalanan ke Ying Zhou dan menyingkirkan setiap rumpun yang tumbuh di sana. Setelah memikirkannya matang-matang, Tian Jun pun memberikan izinnya.

“Dua hari setelah Ye Hua tiba di Ying Zhou, Tian Jun menerima kabar kalau area itu sudah tenggelam di dalam Laut Timur, yang mana menyenangkan dan menenangkannya. Tetapi, saat Ye Hua kembali hari berikutnya, ia berada dalam kondisi luka parah. Tian Jun menyalahkan dirinya sendiri karena sudah menilai cucunya terlalu tinggi. Seharusnya, ia menyediakan anak itu dengan beberapa pembantu untuk membantunya menghadang monster-monster itu sembari memerhatikan rumput abadi.

“Tian Jun berasumsi bahwa penempaan energi spiritualnya sudah habis karena pertarungannya dengan keempat monster ganas itu. Saat itulah diam-diam Ye Hua mempercayakan pil itu padaku, hingga aku menyadari, walaupun para monster itu bertanggung jawab atas lengannya yang putus, mereka tidak menyebabkan kerusakan lainnya. Dengan empat ayunan pedangnya, ia menghabisi mereka semua.

“Alasan mengapa Ye Hua terlihat sangat tidak sehat adalah karena kenyataannya, setelah mencabut rumput itu, ia menggunakan seluruh penempaan energi spiritualnya untuk menyalakan tungku pembakaran untuk membuatkan pil keabadian itu. Aku sudah memberikannya obat untuk luka fisiknya, dan kau tidak perlu mencemaskannya, ia akan pulih seiring berjalannya waktu.

“Lengannya sudah putus, tetapi bukan berarti benar-benar hilang. Aku sudah memasangkan lengan baru, dan walaupun ia belum bisa menggunakannya, dalam 10.000 tahun mendatang, perlahan-lahan lengannya akan membentuk energi kehidupannya sendiri, dan ia pun bisa menggunakannya.”

Bulannya tampak seakan-akan menggantung serong dari ranting pohon. Besar, bundar, dan dingin.

Zhe Yan menghela napas lagi dan berkata, “Ia tidak mempercayai siapa pun di Istana Langit. Itulah mengapa harus akulah yang membawakanmu pilnya. Sebagai calon suamimu, ia ingin membantumu melunasi utang budimu pada Mo Yuan. Ia menyuruhku untuk menyembunyikan ini darimu karena ia takut akan seberapa teoritisnya dirimu. Ia menduga kalau kau mengetahui pilnya sudah membuatnya kehilangan setengah energi penempaannya, kau akan menolak untuk menggunakannya.

“Oh, dan ia mengira kau akan cemas juga. Aku tidak pernah menyangka kau adalah tipe yang berhati-hati. Aku tak pernah membayangkan, setelah kau memberikan Die Yong pilnya, kau akan menyusup lagi ke dalam jiwa primordialnya untuk memastikan kalau pilnya bekerja. Tetapi, aku tetap sangat mengagumi Ye Hua, betapa bertanggung jawab dan kuat dirinya.”

Ia pun menghela napas lagi, dengan suara dipenuhi penyesalan, ia berkata, “Mampu menghabisi keempat monster seperti itu, dan di usia 50.000 tahun pula, masa depannya tak terbatas. Sayang sekali melihat seluruh energi spiritual murninya hilang begitu saja.”

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar