Ten Miles of Peach Blossoms
Chapter 20 Part 1
Aku melambung
di atas awan yang berwarna merah cerah, berseri, menyatu di atas Laut Barat dan
menuju ke Jiu Chong Tian. Aku terguling satu kali selama perjalanan, dan di
saat aku tiba di Gerbang Langit Selatan, aku dalam keadaan sedikit linglung.
Kedua pengawal langit yang berjaga di sana menghentikanku dengan sopan.
Kedua pengawal
langit itu sangat berhati-hati dalam menangani masalah. Dengan sopan mereka
memintaku menunggu selagi mereka pergi ke Istana Xi Wu untuk mengumumkan
kehadiranku. Walaupun aku masih dipenuhi oleh kegelisahan, hatiku sedikit
tenang dengan fakta bahwa mereka membawa kabar kedatanganku ke Istana Xi Wu
ketimbang ke Istana Ling Xiao, dimana urusan serius ditangani. Karena seperti
itu, aku membayangkan kalau Ye Hua tidak mengalami kerugian besar.
Tak lama
kemudian, pengawal itu pun kembali, diikuti seorang dayang yang membimbingku
masuk ke dalam. Dayang ini tampak familier, dan setelah beberapa waktu, aku
menyadari kalau ia adalah salah satu dayang yang bekerja di ruang baca Ye Hua.
Matanya
terbelalak kaget ketika ia melihatku. Bekerja di ruang baca Ye Hua jelas
memberinya pemikiran baik tentang bagaimana cara dunia bekerja, dan walaupun
matanya sebulat kue dadar, ia berhasil mempertahankan rahangnya tetap kukuh. Ia
merapikan pakaiannya, membungkuk padaku, dan memimpin jalan, dengan hati-hati
dan sungguh-sungguh memeperlihatkanku jalannya.
Ada angin
hangat dan lembut yang bertiup, dan aku menghirup aroma samar dari bunga
teratai.
“Bagaimana
keadaan Pangeran baru-baru ini?” diam-diam aku bertanya selagi kami mendekati
Istana Xi Wu.
“Apa yang
sedang dilakukannya sekarang?”
Si dayang
berbalik.
“Yang Mulia
sangat baik hari ini,” katanya dengan sopan.
“Beliau baru
saja selesai bertemu dengan tiga Dewa Bintang, dan sekarang sedang menantikan
Anda di ruang bacanya.”
Aku mengangguk.
Kurang dari
setengah bulan lalu, ia kehilangan puluhan ribu tahun energi penempaan
spiritualnya, namun hari ini ia sudah duduk tenang di ruang bacanya, melakukan
urusan istana. Sepertinya agak terlalu cepat proses pemulihannya.
Si dayang
membawaku hingga ke ambang pintu ruang baca Ye Hua sebelum dengan sopan undur
diri.
Dengan
bersemangat aku membuka pintu ruang bacanya, melangkah dengan riang melewati
ambang pintunya, dan dengan antusias menyibakkan tirai di bagian kamar
dalamnya. Aku berhasil melakoni serentetan pergerakan ini tanpa halangan,
tetapi hatiku yang gelisah berarti aku tidak benar-benar memerhatikan
sekelilingku, dan aku menjatuhkan dua pot tanaman antik di halaman, menimbulkan
bunyi pecah yang keras.
Ye Hua
mendongak dari balik tumpukan dokumennya di atas meja dan tersenyum samar.
Sambil mengusap
pelipisnya, ia berkata, “Apakah kau datang kemari hari ini hanya untuk
menghancurkan ruang bacaku?”
Meja kerjanya
tersebar dengan dokumen yang disusun dan buku-buku yang terbuka.
Ia tidak
terlihat sepucat saat terakhir kali aku melihatnya di Istana Kristal Air Laut
Barat, tetapi ia jelas tampak lebih kurus.
Aku bukan lagi
seorang gadis muda bodoh yang dulu. Bertahun-tahun ini mengajariku, kalau
seseorang berniat untuk menyembunyikan sesuatu yang buruk darimu, mereka akan
berusaha untuk membuatnya tetap tersembunyi.
Aku bergegas ke
arahnya dan meraih pergelangan tangannya untuk memeriksa nadinya. Mendadak, ia
berhenti tersenyum. Ia menghindari tanganku dan meraih kelepak bajuku.
“Apa ini?”
tanyanya sembari mengerutkan dahi.
Aku menunduk
untuk melihatnya.
“Oh, bukan
apa-apa. Aku melakukan sihir pengejar jiwa pada pangeran pertama Laut Barat
beberapa jam yang lalu. Aku sembrono dan jiwaku agak tersasar dan memuntahkan
sedikit darah.”
Ia berdiri,
mengambil cangkir, dan berbalik untuk mengisinya dengan teh.
Selagi ia
menuangkannya, ia pun berkata, “Aku tahu kau begitu bersungguh-sungguh menjaga
Mo Yuan, tetapi kau harus memastikan kau menjaga dirimu juga. Kita tidak ingin
saat Mo Yuan terbangun, kau malah langsung jatuh sakit.”
Ia masih tidak
menghadap ke arahku.
Menatap
punggungnya, aku berkata, “Bisakah kau tebak apa yang kulihat saat aku merayap
masuk ke dalam jiwa primordial pangeran pertama Laut Barat?”
Ia berbalik dan
menyerahkan secangkir teh padaku.
“Mo Yuan?”
katanya, menenglengkan kepalanya.
Aku menerima
cangkirnya, dan sembari menghela napas, aku berkata, “Ceritakan padaku tentang
keempat monster ganas yang menjaga rumput abadi di Ying Zhou, Ye Hua, seperti
apa rupa mereka? Aku tahu bahwa kaulah yang membuatkan pil yang dibawakan Zhe
Yan padaku. Berapa banyak penempaan energi spiritual yang tersisa di dalam
tubuhmu?”
Tangannya yang
tengah memegangi cangkir pun terhenti di udara, tetapi ekspresi wajahnya tidak
berubah.
Saat ia
tersadar dari keterkejutannya, ia tersenyum bersahaja dan berkata, “Oh. Benar.
Kau memang benar. Aku yang melakukannya. Tian Jun mengirimku untuk mengunjungi
Laut Timur belum lama ini, dan saat aku melewati Ying Zhou, tiba-tiba saja aku
teringat kalau kau menginginkan beberapa rumpun rerumputan abadi itu, jadi aku
pergi ke sana dan mencabuti beberapa rumpun untukmu.
“Monster-monster
penjaga rumputnya tidak seganas yang dikatakan orang-orang. Kalau saja mereka
sedikit ceria, aku mungkin akan menangkap satu dan membawanya kembali untuk kau
latih agar dapat menghiburmu dan membantu menghabiskan waktu.”
Aku masih ingat
keadaan Ayah saat ia kembali dari Ying Zhou, diselimuti luka dari kepala sampai
kakinya.
“Berapa banyak
penempaan energi yang hilang?”
Aku mendengar
diriku bertanya kering.
“Dan kenapa kau
menyuruh Zhe Yan berbohong padaku ketika ia datang mengantarkan pilnya?”
“Oh?” katanya,
sembari mengangkat sebelah alisnya.
“Itu adalah
pertama kalinya aku mendengar soal itu! Apa Zhe Yan tidak memberitahumu bahwa
akulah yang membuatnya? Seharusnya aku tidak mempercayakannya atas masalah
ini,” ia menambahkan sambil tertawa.
“Sudah jelas ia
memutuskan untuk memanfaatkan keadaan ini demi keuntungannya sendiri, mengakui
perbuatanku. Tingkat energi spiritualku sebenarnya lebih tinggi daripada
kebanyakan dewa,” jelasnya selagi ia menggeledah dokumen di atas mejanya.
“Beberapa waktu
yang lalu, Tian Jun juga mentransferkan sejumlah energi spiritualnya padaku.
Membentuk pil itu bukan masalah.”
Aku memandangi
tangan kanannya, tersembunyi di dalam lengan jubahnya.
“Aku memerhatikanmu,”
kataku lembut.
“Kau
menambahkan daun teh ke dalam cangkir, menuangkan air, dan menggeledah
dokumenmu, semuanya hanya dengan tangan kirimu. Kenapa kau tidak membiarkan
tangan kananmu sedikit berlatih juga?”
Tangan kirinya
berhenti bergerak, melayang di atas dokumennya.
Ia hanya
terhenti sejenak sebelum lanjut membolak-balikkan halamannya.
“Aku hanya
sedikit ceroboh ketika aku mengambil rumputnya, dan salah satu monsternya
berhasil menggigitku. Tangan kananku agak cedera, jadi lebih mudah bagiku hanya
menggunakan tangan kiri untuk sekarang ini. Biar begitu, bukanlah hal yang
serius. Dewa Tabib baru saja memeriksanya, dan mengatakan dalam waktu satu atau
dua bulan, tangan kananku akan sebaik baru.”
Jika aku
diusianya dan ia diusiaku, mungkin aku akan mempercayai omong kosongnya.
Tetapi, selama bertahun-tahun ini, aku mempelajari bagaimana caranya mengetahui
ketika aku dibohongi.
Ia bilang
padaku bahwa Tian Jun mentransferkan sejumlah penempaan energi spiritual
kepadanyaa, tetapi tidak mungkin Tian Jun akan melakukan ini tanpa adanya
alasan yang kuat. Pasti terjadi setelah ia melompat dari Zhu Xian Tai dan
kehilangan begitu banyak penempaan energi hingga ia sekarat. Itulah
satu-satunya keadaan yang dapat kulihat si Tian Jun menyalurkan persediaan
penempaan energinya. Sama seperti 70.000 tahun yang lalu saat Ibu
menyelamatkanku.
Dan, Tian Jun
akan menyalurkan penempaan energi spiritual itu secukupnya untuk menggantikan yang
sudah hilang; tidak akan melebihi jumlah penempaan Ye Hua selama 50.000 tahun
hidupnya. Dari energi abadi yang melingkupi Ye Hua, aku memperkirakan, pastinya
ia kehilangan rata-rata energi abadi sebesar 40.000 hingga 50.000 tahun.
Ia mengatakan
padaku kalau monster ganas itu menggigiti tangan kanannya, tetapi itu tak lebih
dari cedera ringan dan akan baik-baik saja setelah ia beristirahat.
Seluruh
dewa-dewi kuno tahu betapa gigihnya monster-monster itu, dan biasanya, apabila
mereka menggigit sesuatu, mereka akan menelan kulit, tulang, urat, dan
semuanya. Aneh sekali mendengar kalau digigit salah satu monster itu
digambarkan hanya sebagai cedera ringan.
Kebohongan yang
dikarangnya ini sepertinya bertujuan untuk menenangkanku, dan tidak ingin
mengecewakannya, aku mengabaikan rasa pedih di sanubariku dan membiarkannya
mengira bahwa ia berhasil membodohiku.
Aku pun
mengembuskan napas lega dan berkata, “Oh, itu bagus. Kau benar-benar telah
menenangkan pikiranku.”
“Benar-benar
tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang diriku,” katanya dengan satu alisnya
terangkat dan senyum di wajahnya.
“Seharusnya
Pangeran Pertama Laut Baratlah yang kau pikirkan. Ia menelan pil itu belum lama
ini, dan kondisinya mungkin masih tidak stabil. Kurasa, lebih baik agar kau
kembali ke sana, berjaga-jaga apabila ada komplikasi yang terjadi padanya.”
Ini jelas-jelas
adalah cara yang bijaksana untuk memintaku pergi. Ia terlihat baik sebelumnya,
tetapi sekarang ia mulai terlihat lelah akibat sakit. Ia berlagak kuat, tetapi
sudah jelas kalau ia tidak bisa mempertahankannya terlalu lama.
Aku memutuskan
untuk menjaga martabatnya dan berpura-pura kalau mendadak aku teringat sesuatu
yang penting yang harus kulakukan.
“Oh, ya ampun.
Bagaimana bisa aku melupakan itu!” semburku.
“Aku harus buru-buru
kembali sekarang. Tolong jagalah dirimu, perhatikan lukamu.”
Harus
mengutarakan perkataan ini benar-benar membuatku kesal. Aku memutuskan kembali
ke Qingqiu untuk menanyai Zhe Yan dan mencari tahu sebenarnya seberapa parah
luka yang dialami oleh Ye Hua.
***
Aku bergegas
kembali ke sana, hanya menemukan kalau Zhe Yan tidak sedang berada di Qingqiu.
Kakak Keempat
sedang berjemur di atas rumput di luar Gua Rubah, setangkai rumput ekor anjing
di mulutnya.
“Zhe Yan
kembali ke Kebun Persik beberapa hari yang lalu,” jelasnya.
“Ia
memberitahuku, telah melakukan sesuatu yang membuatnya sangat malu. Sudah lama
sekali semenjak ia merasakan malu, dan ia sedang merasa bersalah sekali. Ia
bilang, ia harus kembali ke kebun persik untuk memulihkan diri.”
Aku mengumpat,
dan merasa suram juga buruk, aku melompati awan lain dan melesat menuju Sepuluh
Mil Kebun Persik. Aku menemukan Zhe Yan di sebelah Kolam Giok di belakang
gunung kebun persik. Saat itu tengah hari, dan mataharinya masih tinggi di
langit. Mulut Zhe Yan terkatup rapat. Aku menunggunya berinisiatif dan
memberitahukanku tentang masalah Ye Hua. Tengah malam, saat bulannya tinggi
menggantung di langit, barulah pada akhirnya ia keluar dan mengakuinya.
Ia menjelaskan
apa yang terjadi beberapa minggu yang lalu, tanggal 22 Juni.
Ia dan Kakak
Keempat sedang memandangi bulan di hutan bambu di luar Gua Rubah ketika ada dua
dewa yang mendadak turun. Kedua dewa ini diutus atas perintah Tian Jun. Mereka
melakukan perjalanan mendesak ke Lembah Qingqiu untuk memintanya datang ke Jiu
Chong Tian agar menyelamatkan nyawa seseorang.
Biasanya, Dewa
Obatlah yang mengetuai segala urusan pengobatan di Kerajaan Langit, tetapi
karena Tian Jun menyuruh bawahannya menempuh ribuan mil, secara langsung
meminta Zhe Yan, ia berasumsi kalau tak ada satu pun obat yang diracik oleh
Dewa Obat yang berguna.
Zhe Yan tidak
berhubungan baik dengan Tian Jun generasi ini, tetapi ia paling tahu, akan
selalu bijaksana untuk mengambil kesempatan membuat Tian Jun berutang budi
padamu. Ia menyetujui undangan terhormat para dewa ini dan pergi bersama mereka
menuju Kerajaan Langit.
Begitu tiba di
Jiu Chong Tian, Zhe Yan mengetahui bahwa orang yang ingin diselamatkan oleh
Tian Jun dengan mengutus bawahannya menempuh ribuan mil, tak lain tak bukan,
adalah calon menantu lelaki keluarga Bai: Ye Hua.
Ia memeriksa Ye
Hua dan menemukan bahwa selagi ia bukannya tak bisa ditolong, ia juga tidak
berada dalam keadaan yang bagus. Taotie benar-benar sudah menggigit putus
lengan kanannya, dan yang tersisa hanyalah lengan jubah yang kosong dan sisa
penempaan energi sebanyak 20.000 tahun.
Sampai di
cerita ini, Zhe Yan mulai tersedak.
“Calon suamimu
begitu muda, tetapi ia selalu bijaksana dan terorganisir dengan baik. Beberapa
hari sebelum keberangkatannya, ia mengirimkan surat untuk Tian Jun, menjelaskan
bahwa, rumput abadi yang tumbuh di Ying Zhou merupakan suatu pelanggaran
terhadap peraturan keabadian, dan memberikan serentetan alasan panjang mengapa
rumput itu mesti dihancurkan. Ia meminta izin Tian Jun untuk melakukan
perjalanan ke Ying Zhou dan menyingkirkan setiap rumpun yang tumbuh di sana.
Setelah memikirkannya matang-matang, Tian Jun pun memberikan izinnya.
“Dua hari
setelah Ye Hua tiba di Ying Zhou, Tian Jun menerima kabar kalau area itu sudah
tenggelam di dalam Laut Timur, yang mana menyenangkan dan menenangkannya.
Tetapi, saat Ye Hua kembali hari berikutnya, ia berada dalam kondisi luka
parah. Tian Jun menyalahkan dirinya sendiri karena sudah menilai cucunya terlalu
tinggi. Seharusnya, ia menyediakan anak itu dengan beberapa pembantu untuk
membantunya menghadang monster-monster itu sembari memerhatikan rumput abadi.
“Tian Jun
berasumsi bahwa penempaan energi spiritualnya sudah habis karena pertarungannya
dengan keempat monster ganas itu. Saat itulah diam-diam Ye Hua mempercayakan
pil itu padaku, hingga aku menyadari, walaupun para monster itu bertanggung
jawab atas lengannya yang putus, mereka tidak menyebabkan kerusakan lainnya.
Dengan empat ayunan pedangnya, ia menghabisi mereka semua.
“Alasan mengapa
Ye Hua terlihat sangat tidak sehat adalah karena kenyataannya, setelah mencabut
rumput itu, ia menggunakan seluruh penempaan energi spiritualnya untuk
menyalakan tungku pembakaran untuk membuatkan pil keabadian itu. Aku sudah
memberikannya obat untuk luka fisiknya, dan kau tidak perlu mencemaskannya, ia
akan pulih seiring berjalannya waktu.
“Lengannya
sudah putus, tetapi bukan berarti benar-benar hilang. Aku sudah memasangkan
lengan baru, dan walaupun ia belum bisa menggunakannya, dalam 10.000 tahun
mendatang, perlahan-lahan lengannya akan membentuk energi kehidupannya sendiri,
dan ia pun bisa menggunakannya.”
Bulannya tampak
seakan-akan menggantung serong dari ranting pohon. Besar, bundar, dan dingin.
Zhe Yan
menghela napas lagi dan berkata, “Ia tidak mempercayai siapa pun di Istana
Langit. Itulah mengapa harus akulah yang membawakanmu pilnya. Sebagai calon
suamimu, ia ingin membantumu melunasi utang budimu pada Mo Yuan. Ia menyuruhku
untuk menyembunyikan ini darimu karena ia takut akan seberapa teoritisnya
dirimu. Ia menduga kalau kau mengetahui pilnya sudah membuatnya kehilangan
setengah energi penempaannya, kau akan menolak untuk menggunakannya.
“Oh, dan ia
mengira kau akan cemas juga. Aku tidak pernah menyangka kau adalah tipe yang
berhati-hati. Aku tak pernah membayangkan, setelah kau memberikan Die Yong
pilnya, kau akan menyusup lagi ke dalam jiwa primordialnya untuk memastikan
kalau pilnya bekerja. Tetapi, aku tetap sangat mengagumi Ye Hua, betapa
bertanggung jawab dan kuat dirinya.”
Ia pun menghela
napas lagi, dengan suara dipenuhi penyesalan, ia berkata, “Mampu menghabisi
keempat monster seperti itu, dan di usia 50.000 tahun pula, masa depannya tak
terbatas. Sayang sekali melihat seluruh energi spiritual murninya hilang begitu
saja.”
0 comments:
Posting Komentar