Sabtu, 07 Agustus 2021

CTF - Chapter 120

Consort of A Thousand Faces

Chapter 120 : Rasa Aman


Setelah melihat kereta Yun Ruo Feng mendekati istana kekaisaran Nan Zhao, pengawal kekaisaran tidak berani lamban dan cepat-cepat membukakan gerbang istana. Yun Ruo Feng tidak mengantarkan Ning An Lian sepanjang jalan menuju ke kamar kekaisarannya, memilih turun saat mereka di tengah perjalanan.

Ning An Lian menyibakkan tirai keretanya dan menyaksikan sementara Yun Ruo Feng berjalan ke kejauhan. Sampai sebegitu sibuknyakah ia setelah menjadi Prince Regent hingga ia bahkan tak bicara sepatah kata pun saat ia pergi?

Ia juga begitu sibuk ketika Nan Zhao terlibat dalam peperangan, tetapi ia tetap akan pergi menyusul Ning Ru Lan setiap harinya untuk mendiskusikan strategi militer. Jelas-jelas, seharusnya akulah wanita yang paling dicintainya saat ini.

Ning An Lian bisa merasakan hatinya dilanda kesakitan ketika ia memikirkan ini. Tiba-tiba saja ia teringat hari dimana ia mengetahui kalau ia sedang mengandung bayi pertama mereka.

Ia bergegas mencarinya, ingin bertanya padanya, apakah mereka harus mempertahankan bayi itu, tetapi saat akhirnya ia menemukannya, Yun Ruo Feng sedang berada di dalam hutan bersama Ning Ru Lan. Ia menghimpit Ning Ru Lan di sebatang pohon, dan menciumnya dengan bergairah seolah tak ada siapa pun yang melihat.

Menyaksikan mereka bermesraan dengan penuh kebahagiaan meliputinya dengan keputusasaan. Setelah mereka berpisah, ia menyelinap ke tenda Yun Ruo Feng, tetapi hanya mendapatkan dua kata sebagai balasan—"Gugurkan saja." Ia mengucapkan kata-kata itu dengan mudahnya, dan dengan senyuman yang sama yang selalu ditampilkannya, menenangkannya, mengatakan kalau nantinya mereka masih bisa punya bayi lagi, dan sekarang ini masih belum tepat waktunya.

Sudut bibir Ning An Lian terangkat membentuk senyuman pahit. Aku merencanakan sekian lama untuk membunuh Ning Ru Lan, hanya supaya Yun Ruo Feng bisa menikahiku! Tetapi sekarang, jangankan menikahiku, ia bahkan tidak sanggup menciumku saat aku memohon padanya.

Mengapa Langit memperlakukanku seperti ini? Ning An Lian tersenyum sedih di dalam kereta.

"Putri Pertama Kekaisaran, istana dalam berada tepat di depan. Anda harus menaiki tandu dari sini." Kereta kudanya berhenti, membuat si kusir pun berbicara dengan hormat.

Mengusap air matanya dan menghilangkan ekspresi suram di wajahnya, Ning An Lian mengiyakan pelan sebelum turun dari kereta kuda.

Sebuah tandu merah mendekat perlahan. Seorang kasim menghampiri dengan tangannya saling tindih dan berjongkok. "Putri Pertama Kekaisaran, silakan naik ke atas tandu."

Ning An Lian menginjak tangan terlipat si kasim dan menaiki tandu dengan bantuan para dayang istana.

Karena tandunya luas, saat tirai merah mudanya berkibar menutup, Ning An Lian bisa bersandar di satu sisi sebelum menopang kepalanya dengan satu tangan.

Tandu yang sangat besar ini tadinya hanya milik Ning Ru Lan seorang, tetapi kini adalah milikku, Ning An Lian. Bahkan Yun Ruo Feng saja, seseorang yang dicintai Ning Ru Lan yang angkuh dan penyendiri itu, kini juga milikku.

Memikirkan ini, Ning An Lian menyeringai. Seperti yang dikatakan oleh Yun Ruo Feng, ia adalah pemenangnya. Aku selalu menginjak-injak Ning Ru Lan di bawah kakiku.

Aku adalah wanita tercantik dan berpangkat tertinggi di Nan Zhao. Aku juga akan segera resmi menjadi wanita Yun Ruo Feng dengan cara yang megah di masa mendatang.

Emosi Ning An Lian sedikit demi sedikit menjadi stabil setelah memikirkan ini.

***

Di dalam istana peristirahatan Putri Pertama Kekaisaran, kepala dayang, Piao Xu, langsung maju ke depan saat ia melihat tandu merah menyala itu. Membungkuk hormat, ia pun menyapa Ning An Lian sewaktu ia mengulurkan tangan untuk membantu Ning An Lian turun dari tandu tersebut. "Pelayan ini memberi hormat pada Putri Pertama Kekaisaran."

Ning An Lian mengangguk samar dan berjalan menuju aula utama istana peristirahatannya, Piao Xu segera mengikuti di belakangnya.

"Yang Mulia, pelayan ini sudah menyeduhkan teh bunga. Apakah Anda ingin meminumnya?"

Ning An Lian melambaikan tangannya untuk membubarkan sisa dayang lainnya, meninggalkan hanya Piao Xu seorang. "Apakah kau sudah mendapatkan apa yang Putri ini minta padamu?"

Piao Xu mengangguk dan memotong jarak antara dirinya dan Ning An Lian sebelum berbicara pelan. "Seorang wanita dengan penampilan mengagumkan memang muncul di jalanan Nan Zhao. Rumor yang beredar di antara warga memang benar. Pada saat itu, wanita ini menghentikan kedua Nona Wei berkelahi. Tetapi kini, dua Nona Wei itu sudah mati."

"Dua Nona Wei dibunuh tepat setelah berhubungan dengan wanita ini." Ning An Lian menunjuk pelan-pelan, sudut bibirnya melengkung membentuk senyuman.

"Apakah kau sudah menemukan latar belakang dan kediaman wanita itu saat ini?"

Piao Xu menggelengkan kepalanya. "Seolah ia mendadak menghilang tanpa jejak. Kasus kedua Nona Wei juga sudah selesai. Pengurus Kedai Teh Aprikot Keberuntungan dan salah satu pelayannya berkerja sama membunuh mereka."

"Mana mungkin?" Ning An Lian mendengus. "Sudah jelas, sepintas lihat saja, mereka hanya kambing hitam. Mereka bisa membodohi orang lain, tetapi bukan Putri ini. Bukankah Keluarga Wei adalah kerabat jauh Wei Mo Hai?"

"Mereka memang kerabat jauh Komandan Wei, tetapi ia tidak campur tangan dalam urusan ini," Piao Xu menjawab secara faktual. Tentu saja ia sangat teliti. Terlebih lagi, Putri Pertama Kekaisaran sangat mempedulikan urusan ini, mendorong Piao Xu menginvestigasi secara mendalam.

"Sebenarnya, siapakah yang sudah membunuh kedua Nona Wei? Mungkinkah wanita itu? Karena mereka adalah kerabat, tidak pantas bagi Wei Mo Hai untuk tetap diam dalam masalah ini." Ning An Lian ber'tch' dan memerintahkan, "Sampaikan titah lisan Putri ini. Wei Mo Hai masuk istana."

"Pelayan ini mematuhi perintah." Piao Xu membungkuk seraya undur diri, membawa titah lisan Ning An Lian bersamanya.

Ning An Lian mengangkat tangan dan memijat pilipisnya lembut. Wanita ini sebanding dengan Ning Ru Lan dalam hal kecantikan, belum lagi, ia pun terkait secara tak terjelaskan dengan kematian kedua Nona Wei.

Ia sangat penasaran. Siapakah sebenarnya wanita ini?

Sangat tenang di dalam istana peristirahatan itu. Tak ada satu pun dayang yang berani masuk ke aula utama, dan menyapu halaman dengan hati-hati. Tadinya, ini merupakan istana peristirahatan tempat tinggal Ning Ru Lan.

Sebelum Ning An Lian pindah, ia melepaskan semua dekorasi di dalam kamar dan mempekerjakan pengrajin untuk merenovasi aula tersebut sesuai dengan seleranya. Dayang istana yang sebelumnya bertugas juga dipindahkan, dan sekelompok dayang baru dibawa masuk.

Piao Xu masuk ke dalam kamar setelah beberapa saat. "Yang Mulia, Komandan Wei tidak sedang berada di istana kekaisaran. Pangeran Yun mengirimnya keluar untuk melakukan tugas. Pelayan ini juga mendapatkan dua informasi, tetapi tidak yakin apakah aku harus mengatakannya atau tidak."

"Katakan." Wajah Ning An Lian mengeras, dan tanpa sadar ikut terproyeksikan dalam suaranya.

Piao Xu bimbang. Jika aku mengatakannya, Putri Pertama Kekaisaran pasti akan mengamuk. Tetapi jika aku menyembunyikan darinya, ia tetap akan mengetahuinya juga.

"Cepat katakan." Ning An Lian jadi tidak sabaran dan mendesak Piao Xu.

"Pangeran Yun disergap oleh orang misterius ketika ia sedang dalam perjalanannya menyambut Pangeran Hao dari Bei Min. Ia digigit oleh ular krait berbisa sewaktu kereta kudanya tersasar masuk ke dalam semak-semak."

Ning An Liang langsung menegang dan menggebrak meja. "Apa? Ular krait berbisa? Ia sungguh menyembunyikannya dari Putri ini!"

Ning An Lian tak bisa duduk diam lagi. Ia mencemaskan kesehatannya, dan langsung bangkit, pergi meninggalkan istana peristirahatan.

Piao Xu mengikutinya dan meneruskan, "Putri Pertama Kekaisaran, Pangeran Hao dari Bei Min sudah pergi ke area memanah dini hari pagi tadi tanpa membawa satu pun pengawalnya."

Langkah kaki Ning An Lian langsung terhenti, napasnya tertahan. Pangeran Hao sudah pergi ke area panahan. Yun Ruo Feng pasti mengetahui ini, jadi mengapa ia tetap menuju ke rumah pos?

Hanya ada pengawal dari Kediaman Pangeran Hao dan juru masak wanita yang ada di rumah pos. Untuk apa Yun Ruo Feng pergi ke sana? Untuk menemui pengawal? Mustahil!

Mungkinkah ada orang lain di rumah pos selain para pengawal dan si juru masak wanita? Siapa sebenarnya yang ia temui?

Jantungnya berdebar seperti genderang, sekali lagi, Ning An Lian merasakan keresahan samar melanda dirinya.

Aku harus pergi dan menemui Yun Ruo Feng secepatnya dan menanyainya dengan benar. Mengapa ia tidak memberitahuku kalau ia terkena racun? Kenapa ia pergi ke rumah pos?

Ning An Lian mempercepat langkahnya dan meninggalkan istana peristirahatannya.

Piao Xu cepat-cepat mengejarnya dan menginformasikan, "Yang Mulia, Pangeran Yun sedang berada di Institut Tabib Kekaisaran." 

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar