Sabtu, 07 Agustus 2021

CTF - Chapter 119

Consort of A Thousand Faces

Chapter 119 : Putri Pertama Kekaisaran Nan Zhao

Su Xi-er terus memandang saat Yun Ruo Feng berjalan ke kejauhan. Masih juga mengenakan topeng. Ning An Lian sedang menantimu di dalam kereta, tetapi kau malah di sini, memberitahukan wanita lain, "Pangeran ini akan datang lagi lain kali." Untuk apa kau datang? Bertemu denganku lagi?

Apabila ia membunuhku, kedua pasangan itu akhirnya bisa bersama. Tetapi, jika Yun Ruo Feng tidak menikahi Ning An Lian, apa jadinya bayi dalam perutnya nanti? Apakah ia menunggu sampai perutnya membesar sebelum ia jadi bahan tertawaan? Atau mungkinkah bayinya keguguran? Bahkan tanpa adanya aku sebagai penghalang, Ning An Lian tetap tak bisa menjaga anaknya?

Lelucon macam apa ini!

"Su Xi-er, ada apa?" Si pengawal melihat tatapan aneh di matanya. Mengapa ia terus saja melihat ke arah perginya Pangeran Yun? Apakah ia tertarik oleh kelembutan dan senyuman hangat Pangeran Yun?

"Bukan apa-apa. Aku hanya penasaran saja, mengapa Putri Pertama Kekaisaran Nan Zhao bisa meninggalkan istana kekaisaran seenaknya. Bukankah semestinya ia tetap berada di istana kekaisaran?"

Pengawal itu pun mengangkat bahu. Jadi, ini yang membuat Su Xi-er penasaran. "Tanpa adanya Ibu Suri atau Selir setingkat Ibu Suri yang mengurusi beberapa anggota keluarga kekaisaran Nan Zhao, siapa yang berani menghentikan Putri Pertama Kekaisaran meninggalkan istana kekaisaran sesuka hatinya? Selain itu, lihatlah Pangeran Yun. Ia tidak kaget sama sekali saat mendengar kalau Putri Pertama Kekaisaran datang mencarinya. Bisa jadi Pangeran Yun sudah terbiasa dengan Putri Pertama Kekaisaran yang meninggalkan istana untuk mencarinya."

Su Xi-er mengangguk, memalsukan raut yang seolah baru mengerti. "Oh, jadi begitu. Pergi kerjakan tugasmu, aku akan masuk." Dengan itu, ia mempercepat langkahnya dan menuju kamarnya.

***

Sebuah kereta kuda merah terang menanti di luar pintu masuk rumah pos. Keretanya tampak sangat mewah dengan jumbai kemerahan berderet di atapnya, sementara tirainya dihiasi dengan mutiara dan ornamen dekoratif.

Pengawal yang mengendari keretanya langsung membungkuk menyapa sewaktu melihat Pangeran Yun, "Bawahan ini memberi hormat pada Pangeran Yun."

Yun Ruo Feng melambaikan tangannya, memberi isyarat baginya untuk bangkit sebelum mengangkat tirai kereta dan masuk.

Seorang wanita mengenakan jubah merah terang, duduk di dalam kereta. Ia mengenakan hiasan rambut beruntai berwarna hijau giok di kepalanya, dan sepasang anting-anting sebening kristal tergantung di telinganya.

Kulit putih susu wanita itu merona dengan semburat merah muda. Dengan bibir merah menggodanya, ia berbicara. "Bukankah kau setuju untuk menemaniku sepanjang malam? Kau pergi pagi-pagi sekali pagi ini. Kapan kau pergi?" Dengan wajah merona, wanita itu mengeluarkan tangan halusnya dari bawah lengan bajunya dan menggenggam tangan Yun Ruo Feng, dengan lembut menggoyang-goyangkannya dengan gaya yang manis.

"Ada hal yang perlu kuurus dan tidak bisa menemanimu sepanjang malam, tetapi aku tinggal cukup lama sampai melihatmu tidur nyenyak." Yun Ruo Feng membalas selagi ia mengangkat tangannya, mengelus rambut panjangnya yang halus.

"Apakah hiasan rambut beruntai di rambutku tampak cantik?" Wanita itu bertanya seraya menyandarkan tubuh empuknya ke Yun Ruo Feng.

Yun Ruo Feng memandangi hiasan beruntai itu, tatapan di matanya agak berubah. Kemudian, ia mengangkat tangan kanannya sebelum mengelusnya pelan. "An Lian, hiasan beruntai ini ...."

Ning An Lian jadi kecewa sebelum Yun Ruo Feng bahkan melengkapi kalimatnya, mendorongnya menjauh dengan lengannya. "Apakah kau merasa hiasan beruntai ini familier? Hiasan giok hijau zamrud beruntai. Ning Ru Lan paling menyukai jenis hiasan beruntai semacam ini."

Meskipun nadanya jadi tegas, Yun Ruo Feng mempertahankan sikap lembutnya. "Mengapa kau mengungkitnya? Kau tidak menyukai hiasan beruntai, jadi kenapa kau sengaja memakainya hari ini?"

"Siapa bilang aku tidak menyukai mereka? Aku sangat menyukai mereka. Hanya saja, ketika Ning Ru Lan masih hidup, ia tidak suka wanita lain mengenakan aksesoris rambut yang sama. Sekarang, karena ia sudah tak lagi ada, apa pun yang disukainya, aku ingin ...."

"Cukup, ia sudah tiada. Namanya tidak perlu diungkit lagi. An Lian, ada apa denganmu? Kalau kau sedang tidak dalam suasana hati yang baik, maka pergilah ...."

Mendadak Ning An Lian mulai merengek, air mata perlahan-lahan menetes menuruni wajahnya. "Feng, semenjak kau menjadi Prince Regent, aku merasa kalau kau sudah tidak lagi mempedulikanku. Kau tidak lagi memperlakukanku dengan kepentingan yang sama seperti yang kau lakukan sebelumnya. Aku berharap agar kau bisa berada di sisiku setiap malam, tetapi aku selalu saja menemukan diriku seorang diri di ranjang di malam hari, tak bisa tidur. Kau jelas-jelas bilang kalau kau akan menikahiku setelah urusan kerajaan stabil, tetapi aku sudah menunggu sekian lama ...."

(T/N : panggilan sayang terhadap Yun Ruo Feng.)

Yun Ruo Feng mengulurkan tangannya dan menarik Ning An Lian ke dalam pelukannya, dengan lembut menepuk pundaknya. "Salahku hingga kau berpikiran macam-macam. An Lian, urusan kerajaan masih belum stabil. Aku akan menikahimu setelah semuanya selesai diurus." Kemudian, ia menurunkan kepalanya dan mencium keningnya.

Ning An Lian menguburkan kepalanya ke dada Yun Ruo Feng dan menarik napas dalam-dalam. "Feng, aku takut sekali kalau kau tidak akan menikahiku."

"Itu tak akan terjadi." Yun Ruo Feng mengelus rambut panjangnya dengan lembut, tetapi ekspresi di matanya menjauh.

"Mungkinkah Langit menghukumku? Kenapa aku tidak pernah bisa mempertahankan bayi kita? Jika apa yang dikatakan tabib kekaisaran sungguh benar adanya, dan akan sulit bagiku untuk mengandung lagi di masa depan, apakah kau akan menikahi wanita lain untuk mengandung anak-anakmu?" Ning An Lian jadi semakin ketakutan, dan tubuhnya mulai gemetaran.

Ketakutannya itu dibenarkan. Pria Nan Zhao sangat mementingkan keturunan mereka. Terlebih lagi, dengan status Yun Ruo Feng sekarang ini, mana mungkin ia tidak menginginkan anak? Hanya saja, di malam kematian Ning Ru Lan, Ning An Lian keguguran di sel penjara. Tabib kekaisaran menjelaskan, ia terlalu gelisah, dan janinnya tak mampu bertahan.

Yun Ruo Feng tidak menanggapi dan hanya merapikan bagian punggungnya lembut sewaktu memerintahkan pengemudi kereta di luar sana. "Kembali ke istana."

Pengawalnya mematuhi perintah dan langsung mengangkat cemeti kudanya, mengendarai keretanya menuju istana kekaisaran Nan Zhao.

Kurangnya tanggapan dari Yun Ruo Feng membuat Ning An Lian jadi semakin resah. Ia mendongakkan kepala dan menatapnya. "Apakah hatimu masih memikirkan Ning Ru Lan? Apakah kau menyesal telah membunuhnya? Apakah kau ...."

"Semestinya tidak perlu ada begitu banyak pertanyaan. An Lian, ia sudah mati. Tak ada lagi satu orang pun di dunia ini yang akan bersaing denganmu. Kau adalah wanita tercantik di Nan Zhao, memegang posisi tertinggi juga." Kilat senyuman muncul di sudut matanya selagi Yun Ruo Feng menggunakan tangannya menyisir untaian rambut yang longgar di dekat pipinya.

"Yang paling cantik? Mengapa aku mendengar ada seorang gadis cantik tiada tara yang masuk ke Nan Zhao? Orang-orang bilang kalau kecantikannya setara dengan Ning Ru Lan, dan jauh lebih cantik dariku." Sejejak kebencian terpancar di mata Ning An Lian. Ning Ru Lan sudah mati. Bagaimana bisa mereka tetap membandingkanku dengan Ning Ru Lan! Mereka bahkan sampai sejauh itu mengatakan Ning Ru Lan lebih cantik berkali-kali lipat dariku!

"An Lian, kau tidak bisa melepaskan perasaan buruk di hatimu. Mengapa kau selalu mementingkan pendapat orang lain? Mengapa kau harus selalu membandingkan dirimu dengan Ning Ru Lan?"

Ning An Lian mengerutkan alisnya, "Aku tidak percaya, kau benar-benar menanyakanku alasannya! Apakah aku akan memikirkan pikiran bodoh seperti itu jika kau menghabiskan lebih banyak waktu bersamaku? Mengapa kau cepat sekali pergi semalam? Kau bilang aku tidur nyenyak, tetapi apakah kau tahu kalau aku memerhatikanmu pergi, tak berdaya? Dan kau ... kau bahkan tidak menyadarinya."

"An Lian, pikiranmu dipenuhi terlalu banyak hal. Kau harus mengolah benakmu dengan baik. Garis keturunan Keluarga Yun bergantung padamu." Yun Ruo Feng memasang senyuman di wajahnya, suaranya jernih dan nyaring.

Banyak wanita menikmati kehangatannya, tetapi Ning An Lian punya hubungan benci namun cinta tentang hal itu. Seolah-olah ia tidak punya emosi lain selain kelembutan.

Tak peduli seberapa keras kepala dirinya, pria itu tetap tersenyum, seolah ia tak akan merasa marah maupun sedih.

Ning An Lian tidak pasrah karenanya. Ia takut kehilangannya. Walaupun ia dan Yun Ruo Feng begitu dekat satu sama lain, ia bisa merasakan mereka yang sedikit demi sedikit jadi terpisah.

"Feng, cium aku. Cium aku dengan kuat, mau kan?" Ning An Lian memohon. Ia sudah lama tidak menciumnya dengan penuh gairah.

"Kita sudah hampir sampai di gerbang istana. Di mata orang luar, kau adalah Putri Pertama Kekaisaran Nan Zhao." Yun Ruo Feng menempelkan punggung wanita itu ke dadanya, secara tak langsung menolak permintaannya. 

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar