Jumat, 20 Agustus 2021

CTF - Chapter 124

Consort of A Thousand Faces

Chapter 124 : Entah Mengapa Merasa Kesal


Sewaktu si pengawal membayangkan kemungkinan tersebut, Pei Qian Hao telah berdiri di depan pintu Su Xi-er. Memandangi pintu yang tertutup itu, entah mengapa Pei Qian Hao merasa kesal.

Boom!

Dengan suara keras, pintunya ditendang terbuka oleh Pei Qian Hao.

Su Xi-er melompat ketika ia mendengarkan suara kencang itu, hampir saja menusuk tangannya dengan jarum yang sedang digunakannya untuk menjahit.

Segala sesuatu di dalam kamarnya terlihat jelas saat pintunya jatuh ke tanah.

Sekarang ini, Su Xi-er sedang duduk di pinggir ranjang dengan sebatang jarum dan benang di satu tangan, sementara beberapa baju kasar terjejal di tangan satunya. Tidak sukar untuk melihat kalau Su Xi-er tengah menjahitkan baju milik si juru masak wanita.

"Pangeran Hao, bukankah Anda tahu bahwa Anda harus mengetuk sebelum masuk ke dalam kamar seorang wanita?" Dikatakan demikian, sepertinya Pei Qian Hao tidak pernah sekali pun melakukannya ....

Su Xi-er berhenti menjahit sewaktu ia berbicara. Kalau ia menendang pintu sekali lagi, aku tidak akan bisa mendirikan pintunya lagi.

Pei Qian Hao berdiri di pintu masuk dan menatap wanita di dalamnya. Perlukah aku mengetuk untuk masuk ke kamarnya? Yang lain mengemis agar aku melakukannya, tetapi aku tidak sudi memikirkan mereka. Tetapi wanita ini, bukan hanya tidak senang, ia bahkan mengomeliku.

"Kapan Pangeran ini pernah mengetuk pintu sebelum masuk ke kamarmu? Masih belum terbiasa dengan itu? Lagipula, apa posisimu?" Secara tak langsung, ia mengingatkan Su Xi-er agar tidak melupakan statusnya. Sekarang ini, ia hanya seorang dayang di sisinya.

Menurunkan benda-benda di tangannya, Su Xi-er berdiri dan membungkuk. "Hamba memberi hormat kepada Pangeran Hao; hamba tidak penah melupakan posisiku."

Ia tahu bagaimana harus bertindak dengan sepantasnya. Pintar sekali dia. Tetapi, walaupun kadang-kadang aku memujinya karena itu, aku juga membenci kepintaran macam itu di waktu-waktu tertentu.

Pei Qian Hao tidak menjawab Su Xi-er, menutup pintu di belakangnya dan berjalan masuk ke dalam kamar.

"Apakah kau tetap berada di kamarmu sepanjang hari ini?" Pei Qian Hao sengaja bertanya ketika ia melihat ke arah jarum jahit dan baju kasar di atas ranjang.

Su Xi-er mengiyakan dan berdiri diam di samping tanpa mengatakan apa-apa lagi.

Mata Pei Qian Hao membeku dan memandangi ekspresi tenang Su Xi-er. Wanita ini jadi semakin berani dari hari ke hari.

"Kau tidak menemui Pangeran Yun?"

Mustahil menyembunyikan ini dari Pei Qian Hao, jadi Su Xi-er pun menjawab jujur. "Aku bertemu dengannya. Pangeran Yun sendiri yang datang ke halaman belakang."

Ia tidak berbohong dan langsung mengakuinya! Paling tidak, ia masih jujur! Pei Qian Hao merasa amarahnya sedikit mereda.

Menatap Su Xi-er dengan alis yang terangkat, Pei Qian Hao bertanya lagi. "Apakah kau mengenal Pangeran Yun?"

Tepat setelahnya, bahkan dirinya saja merasa kalau pertanyaan itu konyol. Su Xi-er masuk ke istana kekaisaran Bei Min sejak usia muda dan melayani di sana sebagai seorang dayang di Istana Samping; mana mungkin ia bisa mengenal Yun Ruo Feng?

Akan tetapi, walaupun ini konyol, ia tetap tidak tahan untuk menanyakannya.

Jantung Su Xi-er berdebar. Mungkinkah Pei Qian Hao sudah menyadari sesuatu?

Aku tidak percaya kalau ia bisa melihat tembus aktingku, jadi Pei Qian Hao pasti hanya sembarangan bertanya saja.

Dengan demikian, detak jantung Su Xi-er pun kembali normal. Baik identitas maupun penampilanku telah benar-benar berubah; tidak akan ada orang yang mengenali 'diriku'.

"Pangeran Hao, Anda terlalu khawatir. Aku masuk ke dalam istana saat masih sangat muda, jadi, bagaimana mungkin aku pernah berkelana sejauh itu hingga ke Nan Zhao, bertemu dengan Pangeran Yun?" bulu mata Su Xi-er agak berkedip, tampak memikat.

Sesuai dugaanku, ia memberikanku jawaban semacam ini. Pei Qian Hao tidak terkejut, tetapi wajahnya menggelap selagi ia mendekati Su Xi-er selangkah demi selangkah. Dengan enggan, Su Xi-er terpaksa mundur ke belakang.

Pei Qian Hao memaksa Su Xi-er mendekat ke tiang ranjang, jari rampingnya mengangkat dagu Su Xi-er ke atas seraya berujar acuh tak acuh. "Oh? Begitukah? Tetapi, kenapa Pangeran ini berpikir kalau, bukan hanya kau tahu Yun Ruo Feng, tetapi kau juga sudah mengenalnya untuk waktu yang sangat lama?"

Terdengar seperti sebuah pernyataan yang menggelikan, tetapi itulah yang aku, Pei Qian Hao ini yakini.

Su Xi-er terdiam sebentar, kemudian tertawa kecil dan membalas, "Pangeran Hao, Anda benar-benar tahu caranya bersenda gurau. Berapa usia hamba ini? Bagaimana bisa aku lari ke Nan Zhao dan berteman dengan Pangeran Yun? Apalagi sangat akrab dengannya."

Pei Qian Hao melepaskan tangannya dan jadi diam, tidak mengucapkan satu kata pun. Ini hanyalah firasat, yang sepenuhnya kontradiksi dengan realita sekarang ini dari situasinya.

Su Xi-er tidak tahu apa yang tengah dipikirkan oleh Pei Qian Hao, hanya saja, ia tidak boleh sampai ketahuan, terlebih melihat sekarang ia masih berada di Nan Zhao dan sepenuhnya tidak terluka. Apa yang bisa kugunakan untuk bertarung melawan Yun Ruo Feng?

Tidak masalah mengapa Pei Qian Hao menanyakan ini padaku. Aku harus bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa dan melenyapkan kecemasannya.

Su Xi-er melihat ke arah baju kasar di atas ranjang dan bertanya acuh tak acuh, "Pangeran Hao, apakah masih ada hal lainnya? Kalau tidak, hamba akan lanjut menjahit baju juru masak wanita."

Menjahitkan baju si juru masak wanita itu hanyalah sebuah alasan. Ia hanya ingin agar Pei Qian Hao segera pergi. Pria ini terlalu cerdas untuk bisa membuatku tenang dengan kehadirannya di sekitarku.

Selain itu, dengan posisiku sekarang ini, aku tidak boleh sampai memprovokasi Pei Qian Hao.

"Pangeran ini sudah pernah bilang kalau kau adalah dayang Pangeran ini, kan?"

Sebelum ia bisa menjawab, pria itu melanjutkan, "Bolehkah dayang Pangeran ini melakukan sesuatu untuk orang lain?"

Entah mengapa, nada suara Pei Qian Hao terdengar berat. Saat ia mendengar kalau Pangeran Yun datang kemari dan mencari Su Xi-er, ia merasa kalau ada sesuatu yang salah.

Suaranya membuat Su Xi-er merasakan sesuatu yang tidak bisa dijelaskan. Kenapa ia selalu menargetkanku?

Si juru masak wanita kebetulan sampai di saat ini. Melihat pintunya sedikit terbuka, ia mendorongnya hingga sepenuhnya terbuka dan masuk tanpa mengetuk pintu.

Tepat setelah masuk, ia mendengar Pei Qian Hao sedang memarahi Su Xi-er, dan alasannya sepertinya karena bajunya.

Si juru masak wanita langsung berlutut ketakutan di tanah, punggungnya berkeringat dingin. "Pangeran Hao, ini semua salah orang biasa ini. Anda ... mohon jangan menyalahkan Su Xi-er."

Tidak peduli apa pun, bajunya adalah milikku. Aku tidak boleh membiarkan Su Xi-er menanggung kesalahannya.

"Cepatlah bangun, ini tidak ada hubungannya denganmu." Saat Su Xi-er melihat ini, ia mendorong Pei Qian Hao menjauh, dan berjalan ke depan untuk membantu si juru masak bangun. Satu-satunya masalah adalah karena si juru masak itu ragu-ragu dan tidak berani bangun.

Su Xi-er merasa tak berdaya sewaktu ia melihat si juru masak seperti itu, tetapi ia masih memaksanya bangkit sebelum berbisik padanya. "Aku belum selesai menjahitkan bajunya, tetapi, aku akan mengantarkan mereka ke sana setelah aku selesai."

Suasana hati Pei Qian Hao masih buruk, tetapi Su Xi-er memprovokasiku demi seorang juru masak. Ia semestinya tahu kalau akulah majikannya. Tetapi sikapnya ini sesungguhnya mirip sekali dengan bagaimana cara ia bertingkah di hutan sebelah Istana Samping.

Wajah Pei Qian Hao pun menjadi sangat gelap. Dengan punggungnya menghadap ke wanita itu, ia mencerca kasar. "Bawa bajumu dan enyahlah!"

Jika Su Xi-er tahu kalau ia dicurigai lagi oleh Pei Qian Hao, ia tidak akan pernah menolong si juru masak itu. Lagipula, wanita itu hanyalah orang luar.

Setelah dicerca Pei Qian Hao, tubuh juru masak wanita itu gemetaran seraya berjalan mengambil baju-bajunya dari lantai sebelum memberikan hormatnya dan berlalu.

Si juru masak wanita gemetar ketakutan sewaktu membawa bajunya keluar dari pintu dan berpikir pada dirinya sendiri. Pangeran Hao mengklaim kalau Su Xi-er adalah dayangnya, tetapi kenapa tidak terdengar demikian saat Pangeran Hao memanggilnya?

Melihat hubungan di antara Su Xi-er dan Pangeran Hao, tampaknya ia tidak mungkin hanyalah seorang dayang biasa. Mungkinkah ia adalah Dayang Selir Kamar, sama seperti yang dikatakan mereka semua?

Tak peduli hubungan macam apa yang mereka miliki, Pangeran Hao berubah-ubah dan tak terduga. Su Xi-er mungkin bisa benar-benar kehilangan nyawanya dengan melayani di sisi Pangeran Hao apabila ia tidak berhati-hati.

Saat ia memikirkan ini, juru masak wanita tersebut pun menghela napas.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar