Rabu, 02 Juli 2025

RTMEML - Chapter 20

 Chapter 20 : Kediaman Marquis Lin An

Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 20


Kediaman Marquis Lin An di ibu kota Ding memang bagus sekali. Ini terutama karena istri Marquis adalah Putri Yu Qing yang paling disayangi oleh mendiang Kaisar. Awalnya, setelah ia menjadi Fu Ma, kekuasaan militer Marquis Lin An harus dikembalikan. Mendiang Kaisar tidak tahan dengan amukan dan rengekan Putri Yu Qing, dan membiarkan semuanya berlalu. Ini cukup untuk menunjukkan posisi Putri Yu Qing dalam hati mendiang Kaisar.

(T/N: Fu Ma : Sebutan untuk suami Putri Kaisar.)

Putri Yu Qing adalah seorang wanita cantik yang luar biasa dan memiliki temperamen yang paling lemah lembut. Setelah menikah ke kediaman Marquis, ia juga disayangi oleh Marquis Lin An. Sayang sekali, Marquis Lin An tetap membawa masuk seorang selir, yang merupakan Nyonya Fang yang sekarang.

Apabila Putri Yu Qing adalah seorang gadis alami dari keluarga bangsawan, yang memiliki uang dan kekuasaan untuk membantu dalam pekerjaan apa pun, maka Nyonya Fang ini adalah seorang putri cantik dari keluarga sederhana. Ayah Nyonya Fang-lah yang membantu Marquis, dan selanjutnya, ketika keluarganya runtuh, Ayah Fang menggunakan utang budi ini untuk memaksa Marquis menikahi Nyonya Fang sebagai Liang qie.

Liang qie dan selir biasa berbeda, dan tidak bisa dibunuh sesuka hati. Selain itu, Nyonya Fang bersedia menjadi seorang selir dan tidak menampilkan sikap kecemburuan, oleh sebab itu, Marquis tidak keberatan. Kemungkinan besar, karena pria bangsawan biasanya memiliki tiga istri dan empat selir dan Marquis Lin An hanya membawa seorang Liang qie, yang sudah jarang terlihat. Karena itu, Marquis merasa tidak ada yang salah.

Sayang sekali, ketika pria dan wanita memandang suatu persoalan, terutama menyangkut masalah selir, mereka akan menjadi kutub yang terpisah. Marquis merasa bahwa memiliki seorang Liang qie bukan masalah yang serius semenjak seorang selir hanyalah mainan dan orang yang ada dalam hatinya tetap Putri Yu Qing, tetapi Putri Yu Qing tidak merasakan hal yang sama.

Putri Yu Qing tumbuh dewasa dengan kasih sayang mendiang Kaisar dan juga dimanjakan sepanjang hari setelah menikah ke kediaman Marquis. Suaminya hanya memiliki dirinya, istri resminya, sehingga ia sudah terbiasa dengan gaya hidup semacam itu. Siapa yang tahu bahwa akan ada kemunculan seorang selir yang tiba-tiba. Pada waktu itu, Putri Yu Qing baru saja melahirkan Xie Jing Xing dan sedang dalam masa persalinan ketika ia mengetahui berita itu.

Nyonya Fang memberi salamnya kepada Putri Yu Qing setiap hari dan memakai pakaian sesuai dengan aturan. Akan lebih baik apabila ia tidak datang, karena itu hanya membuat Putri Yu Qing merasa semakin menderita. Kalau Putri Yu Qing adalah Putri biasa, ia akan mencari cara untuk membuat Nyonya Fang tersandung karena bukan tidak mungkin untuk mengirimnya pergi. Tetapi Putri Yu Qing dilindungi dengan sangat baik sepanjang waktu dan naif soal cara kerja dunia, jadi bagaimana bisa ia mengetahui cara untuk menggunakan trik-trik kotor itu.

Namun demikian, mo mo yang menjadi bagian dari mas kawin sang Putri yang memikirkan sebuah ide untuk mengusir Nyonya Fang keluar dari rumah dan melakukannya tanpa sepengetahuan Putri. Siapa sangka bahwa itu bukan hanya berakhir dengan kegagalan, tetapi juga diketahui oleh Marquis Lin An.

Meski Marquis Lin An biasanya adalah orang yang tidak patuh, di lubuk hatinya, ia memiliki temperamen yang terhormat dan tidak tahan dengan segala tipuan kecil yang dimainkan wanita, jadi ia menegur Putri Yu Qing dengan keras kala itu.

Itu adalah pertama kalinya semenjak Putri Yu Qing menikah, ia bertengkar dengan Marquis Lin An. Ia juga merupakan orang yang tidak akan menelan keluhan apa pun, jadi ia tidak menyebutkan soal mo mo dan hanya menentang Marquis Lin An dengan kekerasan yang sama, sedemikian rupa hingga Marquis berbalik dan pergi secara tiba-tiba.

Semula, ia mengira kalau Marquis Lin An akan mengunjunginya setelah beberapa hari, tetapi siapa sangka bahwa setelah sebulan berlalu, Marquis hanya beristirahat di tempat Nyonya Fang. Seorang wanita selama masa persalinan tidak boleh merasa kesal, dan Putri Yu Qing memendam amarah di dalam hati, membawanya ke penyakit serius.

Jauh di lubuk hatinya, Marquis Lin An sangat mencintai istrinya dan ingin mengunjungi Putri Yu Qing, tetapi malam itu juga, ia menerima titah kekaisaran agar pergi berperang, bahkan tidak bisa mengabari Putri Yu Qing sebelum ia pergi.

Tak lama setelah Marquis Lin An pergi, Nyonya Fang mengetahui ia mengandung.

Sebagai keluarga utama, ketika Marquis tidak ada, Putri Yu Qing tidak bisa membuat masalah untuk Nyonya Fang, bahkan harus melindungi anak dalam kandungannya. Apabila ada kecelakaan tak terduga, gosip di ibu kota adalah bagaimana ia membunuh si selir sementara suaminya pergi.

Seiring waktu, lelah secara fisik dan mental, kesehatan Putri Yu Qing berangsur diabaikan dan berada di ambang kehancuran. Ketika si mo mo melihat itu, ia dipenuhi dengan kecemasan, tetapi Putri Yu Qing tidak mengizinkan si mo mo untuk melapor kembali ke keluarga kekaisaran. Ia bangkit untuk menuliskan sepucuk surat kepada Marquis Lin An, memintanya agar pulang untuk menemuinya.

Ia menunggu dan menunggu, tetapi pada akhirnya ia tidak sanggup menuggu kepulangan Marquis Lin An.

Putri Yu Qing meninggal dunia.

Tiga hari setelah pemakaman, Marquis Lin An kembali penuh kemenangan, tetapi karena gagal bertemu istri tercintanya, ia sangat berduka. Sayang sekali, si cantik telah tiada, hanya meninggalkan sebuah makam.

Pada waktu itu, mendiang Kaisar marah besar, dan menurunkan pangkat resmi Marquis Lin An. Hingga Kaisar baru mengambil posisinya dan menyayangkan hilangnya bakatnya, ia kemudian dipromosikan kembali menjadi Marquis Lin An. Sayang sekali, tidak ada lagi anekdot mengenai pasangan yang ideal.

Marquis Lin An tidak menikahi istri kedua dan hanya ada Nyonya Fang di seluruh kediaman Marquis. Nyonya Fang juga menundukkan kepalanya selama lebih dari satu dekade untuk bersikap lebih rendah hati. Meski Marquis Lin An peduli dengan anak-anaknya, ia mencurahkan seluruh energinya kepada putra Di-nya, Xie Jing Xing.

Tetapi Xie Jing Xing tidak menghargainya. Saat ia berangsur-angsur menjadi peka, ia mulai mengasingkan diri dari Marquis Lin An—perselisihan cinta dan benci Putri Yu Qing dan Marquis Lin An adalah analogi keluarga, jadi jika seseorang ingin mengetahuinya, itu akan diketahui.

Marquis Lin An merasa sangat bersalah kepada putranya dan selalu melakukan yang terbaik untuk memuaskannya. Namun, Xie Jing Xing sangat suka mengadopsi gaya konfrontatif dengan ayahnya, yang membuat kepala Xie Ding sakit karena marah. Bagaimanapun juga, ia mewarisi keindahan dan talenta Putri Yu Qing dan merupakan seorang pria yang luar biasa dan brilian, kecuali temperamennya yang sulit diatur. Ini secara alami membuatnya menjadi pria ideal nona muda dari keluarga aristokrat.

***

Hari ini masih sama.

Xie Jing Xing melangkah masuk ke ruang bacanya.

Tempat tinggalnya merupakan halaman dimana Putri Yu Qing dulunya memulihkan diri. Itu jauh dari halaman utama dan sangat tenang serta terpencil. Xie Ding selalu mendesaknya agar pindah lebih dekat ke halaman utama, tetapi selalu ditolak oleh putranya. Alasannya karena ia tidak mau melihat orang tertentu.

Sikapnya terhadap Marquis Lin An selalu sangat dingin.

Pelayan lelakinya membuka pintu dan masuk sambil membawa satu mangkuk keramik bunga-bunga berwarna putih salju, “Fang yi niang sudah memasak bubur biji teratai untuk Tuan, guna menghangatkan tubuh dan mengatakan bahwa itu sudah direbus selama beberapa shi chen.”

Ia tidak suka orangnya memanggilnya ‘tuan muda’ atau ‘pewaris’ dan menyuruh mereka memanggilnya ‘tuan’ saja. Tampaknya dengan ini, ia ingin dipisahkan dari kediaman Marquis.

Xie Jing Xing melirik mangkuk itu. Buburnya berkilauan dan supnya kental dan segar, benar-benar butuh banyak waktu untuk membuatnya. Bubur itu memancarkan aroma ringan dan mampu menggugah nafsu makan seseorang.

Ia menjawab dengan dingin, “Buang keluar.”

Pelayan lelaki itu menjawab iya dan mundur.

Tepat ketika si pelayan pergi, satu orang tiba-tiba muncul dari balik pintu.

Ia menundukkan kepalanya dan berkata pelan, “Tuan, orang ini sudah menginvestigasinya secara menyeluruh. Itu adalah Nona Kelima dari keluarga Pertama di kediaman Jenderal, putri Di Shen Xin, Shen Miao.”

“Shen Xin?” Xie Jing Xing mengerutkan kening.

Shen Xin dan Xie Ding memiliki perbedaan politik selama bertahun-tahun dan kediaman Shen dan kediaman Marquis masing-masing merasa bahwa satu sama lainnya tidak sedap dipandang. Sementara untuk pengimbangan kekuasaan di kemiliteran, itu melibatkan banyak kepentingan.

Kediaman Marquis dan keluarga Su adalah teman baik, jadi bagi keluarga Shen untuk memperingatkan keluarga Su, barangkali itu juga untuk mengingatkan keluarga Xie. Tetapi, bagi lawan yang tiba-tiba mengingatkan, apa artinya itu?

Terlebih lagi, Shen Miao adalah gadis kecil, apa yang akan diketahuinya. Tentu saja keluarga Shen yang sengaja membuatnya memberikan peringatan itu. Shen Xin saat ini berada di wilayah Timur Laut yang jauh, mungkinkah keluarga Kedua atau Ketiga?

Shen Gui dan Shen Wan adalah orang-orang yang sangat ambisius, dan sekarang situasi di mahkamah kekaisaran menunjukkan sejumlah pergerakan, mereka mungkin mengambil keuntungan dari krisis itu untuk kepentingan pribadi.

“Keluarga Shen dan Xie sama berbedanya seperti sungai Jing dan Wei. Bagi si gadis Shen untuk mendadak menunjukkan niat baik, ia sudah jelas punya niat jahat.”

Ia mengangkat alisnya selagi suaranya menjadi sedingin besi, “Lanjutkan penyelidikan!”

Continue reading RTMEML - Chapter 20

RTMEML - Chapter 19

 Chapter 19 : Tuan Muda

Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 19


“Jadi, itu kau.”

Seorang pemuda tampan berjalan keluar dari hutan bambu. Ia mengenakan jubah berwarna gading yang diratakan dengan benang perak, dibandingkan dengan si pangsit putih, itu sangat elegan.

Ia berjalan ke arah Shen Miao, berhenti di depannya selagi ia menatap ke bawah padanya dengan mata menyelidik.

Pemuda ini sangat tinggi karena Shen Miao hanya setinggi dadanya. Ada senyum yang tak terkekang di bibirnya, seolah ia tengah melihat seorang anak kecil, tetapi karena wajah tampannya, itu sama sekali tidak menyinggung. Jika itu adalah wanita biasa, detak jantung mereka akan meningkat dan telinga mereka sudah memerah.

Tetapi Shen Miao, bagaimanapun juga, bukanlah seorang wanita yang benar-benar cantik. Ia melirik orang itu dan tetap diam.

Bibir pemuda itu terangkat ke atas dan tiba-tiba saja ada pedang pendek yang rumit sekali di tangannya. Ia mengarahkan sarungnya ke dirinya sendiri dan menggunakan batang pedang untuk mengangkat dagu Shen Miao, memaksanya agar mendongakkan kepalanya.

Shen Miao tak punya pilihan selain menatap orang lainnya itu.

Pemuda ini masih remaja, tetapi alisnya sangat terang dan matanya seperti air musim gugur, tersenyum dan menggetarkan. Tetapi, kedalaman matanya membuat orang lain merasa dingin dan itu adalah sepasang mata yang tajam yang nyaris mampu melihat ke dalam hati seseorang. Orang semacam ini, meski dengan penampilan yang sembrono, akan seperti sepotong es di dalamnya.

Ia menarik napas dalam-dalam dan mundur sehingga batang pedang pendek itu menjauh dari dagunya.

Ia dengan hangat mengakui, “Marquis Kecil Xie.”

Xie Jing Xing tersenyum tetapi nada bicaranya tidak jelas, “Kau mengenaliku?”

“Di ibu kota Ding, tidak ada seorang pun yang tidak mengenal Marquis Kecil Xie.”

Shen Miao berujar enteng.

Nampaknya ada sarkasme dalam ucapan itu, tetapi saat ia mengatakannya, itu sebenarnya sangat serius, yang membuat orang lain tidak bisa membedakan nada bicaranya.

“Aku tidak mengenalimu.”

Xie Jing Xing meliriknya sebelum melihat ke si pangsit yang gemetaran di tanah, “Jadi kau, yang membiarkan Su Ming Lang menyampaikan pesan kepada keluarga Su.”

“Menyampaikan pesan?”

Shen Miao memandanginya dan tiba-tiba tersenyum, “Itu hanya mengajarinya sebuah cara untuk menghindari dimarahi oleh ayahnya dengan mengalihkan perhatiannya. Bagaimana bisa itu menjadi menyampaikan sebuah pesan? Marquis Kecil tidak boleh berpikir berlebihan.”

“Berpikir berlebihan?”

Si pemuda merenungi perkataan itu sebelum ia mendadak menghampiri dengan gaya yang menindas dan memaksa Shen Miao mundur hingga ke pohon.

Ekspresinya ambigu, namun nada bicaranya sangat jelas, “Kalau aku tidak berpikir berlebihan, aku akan tertipu olehmu.”

Shen Miao mengerutkan kening.

Meski tidak ada begitu banyak peraturan di antara pria dan wanita di Ming Qi, untuk melakukan tindakan semacam ini di siang bolong, akan kurang sopan santun. Khususnya, ada banyak sekali bangsawan di Guang Wen Tang dan apabila mereka melihat ini. Yah, Shen Miao tidak peduli kalau itu akan menghancurkan reputasinya, tetapi ia peduli jika Shen Xin nantinya akan malu karena dirinya.

Di kehidupan sebelumnya, karena dirinya, keluarga Shen runtuh, tetapi hanya setelah itu terjadi, baru ia bisa melihat seluruh kepedulian dan perhatian yang diberikan orang tuanya. Sekarang, dengan kehidupan yang lain, ia akan melindungi keluarganya, jadi bagaimana mungkin ia mentolerir orang lain menyebutkan hal yang buruk tentang keluarga Shen. Terlebih lagi, jika itu disebabkan oleh dirinya.

Memikirkan tentang itu, Shen Miao menjadi agak tidak sabar, “Bagi Marquis Kecil untuk menyerang dengan kecaman, apa tujuan yang sebenarnya?”

Xie Jing Xing mengamati gadis di depannya dengan penuh perhatian.

Ia selalu sangat sensitif terhadap intuisinya dan mampu melihat arus terpendam dari hal-hal di bawah permukaannya. Beginilah caranya menjalani kehidupan selama sepuluh tahun terakhir ini. Untuk membunuh orang dalam pertempuan dan melawan pertempuran berbahaya di bawah permukaan ibu kota Ding, termasuk plot tersembunyi di halaman belakang kediamannya. Ia tampak seolah ia tumbuh besar seperti itu, tetapi itu bukan sepenuhnya karena keberuntungan. Ada begitu banyak anak bangsawan di Ming Qi dan ada banyak alasan hilangnya mereka.

Ia tidak akan pernah menerima apa pun begitu saja.

Kata-kata Su Ming Lang, Su Ming Feng sudah pasti tidak berpikir ada yang lebih dari ucapan itu, dan Tuan Su juga berpikir bahwa itu merupakan pengingat yang tidak disengaja dari putranya. Namun, dalam pandangannya tidak begitu. Untuk mampu menangkap kesempatan ini dengan begitu akuratnya, tidak ada banyak kebetulan di dunia ini. Sebagian besar kebetulan merupakan buatan manusia.

Ia dapat menyimpulkan bahwa ada seseorang yang telah mengajari Su Ming Lang untuk mengucapkan kata-kata ini, tetapi, untuk alasan apa, ia tidak mengetahuinya.

Untuk sementara, ia berencana untuk menemui orang ini.

Ketika ia sungguh bertemu orang di balik ini, ia sebenarnya terkejut.

Xie Jing Xing mengira bahwa, untuk mampu terpikirkan kata-kata signifikan yang mendalam semacam ini dan di Guang Wen Tang, itu adalah putra pejabat mahkamah, kemungkinan besarnya, yang akan segera memasuki kalangan pejabat. Barangkali, itu demi memenangkan keluarga Su, atau mungkin itu untuk melonggarkan tali kekangnya, hanya untuk mencengkeram mereka lebih baik.

Tetapi, saat ia melihat siapa itu, ia berpikir kalau Su Ming Lang sedang berbuat jail. Hanya ketika gadis itu berbicara, setelahnya ia yakin bahwa ia benar.

Gadis di depannya ini tidak tinggi dan hanya mencapai dadanya. Tampangnya tidak menggetarkan dan paling banter termasuk manis. Ia tampak seperti berumur sebelas tahun, dengan sanggul melingkar ganda di kepalanya, wajah yang bundar, mata yang bulat, dan bibir yang kecil, berdiri di sana seperti seekor rusa yang tersesat dari hutan.

Tetapi, ia berdiri tegak dan bermartabat dan tiap kata yang terucap ditimbang secara perlahan seolah-olah ia diajari oleh wanita di dalam Istana. Apakah ia ingin menjadi Permaisuri? Kalau ia tidak melihatnya sendiri, Xie Jing Xing akan tersedak air liurnya.

Melihat ke atas kemudian ke bawah, melihat kiri kemudian kanan, ia hanyalah gadis kecil yang konyol.

Hingga ia mengucapkan kata-kata itu.

Fitur wajahnya seperti anak kecil, tetapi nada bicaranya mantap bahkan tidak ada sedikit pun jejak kepanikan yang terlihat, sebaliknya, justru ketidaksabaran. Sebenarnya, ini pertama kalinya bagi Marquis Kecil Xie. Ketika wanita lain melihatnya mendekat, mereka sudah lama akan tersipu, sama sekali tidak menarik.

Kemungkinan besar, ia terlalu muda dan tidak akan mengerti apa-apa. Tetapi, bagaimana ia memahami ucapan untuk diberikan kepada keluarga Su?

Salah satu tangannya diletakkan di batang pohon di belakang Shen Miao, jika seseorang melihatnya, tampak seolah ia tengah memeluk Shen Miao dengan cara yang mesra. Xie Jing Xing menundukkan kepalanya dan mencondongkan diri sangat dekat pada Shen Miao.

“Kau tidak takut padaku.”

Marquis Kecil bukan seorang monster yang memakan manusia, jadi apanya yang perlu ditakutkan.”

Shen Miao berujar enteng, “Kalau tidak ada yang lainnya, aku akan kembali ke kelas dulu.”

Selesai, ia bersiap untuk pergi.

“Berhenti di situ.”

Xie Jing Xing mengangkat tangannya dan helaian rambut Shen Miao meluncur di telapak tangannya, membuatnya gatal seperti ada semut yang merayapinya. Ia menarik tangannya dan mundur beberapa langkah untuk bersandar di pohon sementara ia melipat tangannya di depan dadanya, menampilkan ekspresi santainya yang biasa.

“Apa tujuanmu memperingatkan keluarga Su?”

Perkataannya seperti matanya, yang tidak pernah menyembunyikan pendekatan tajam dan impulsif langsungnya, namun mengandung arti yang dalam.

Shen Miao menghela napas dalam hatinya.

Xie Jing Xing bahkan lebih pintar daripada yang dibayangkannya. Satu kalimat dari Su Ming Lang, dan ia berakhir di sini. Bukan hanya berakhir di sini, ia juga mempertanyakan tujuan dari kata-kata itu. Shen Miao hanya tahu bahwa Xie Jing Xing memiliki perspektif yang luas dari kehidupan lalunya, tetapi dari apa yang dilihatnya hari ini, tampaknya Xie Jing Xing juga adalah seseorang dengan pikiran yang tajam.

Bagaimana seseorang menyembunyikan tujuan aslinya saat berhadapan dengan orang cerdas? Sayang sekali, Shen Miao tidak pernah ingin bersembunyi.

“Tidak ada alasan lain. Hanya untuk menjaga diri.”

Setelah menyelesaikan ucapannya, ia memberikan salam singkat pada Xie Jing Xing dan berbalik pergi tanpa mempedulikan hal lain.

Xie Jing Xing akan mengerti ucapan ini.

Di belakangnya, bibir pemuda itu melengkung ke atas selagi ia memainkan pedang pendek di tangannya.

“Su Ming Lang, siapa namanya?”

Continue reading RTMEML - Chapter 19

RTMEML - Chapter 18

 Chapter 18 : Jadi, Itu Kau

Rebirth of The Malicious Empress of Military Empress: Chapter 18


Hari-hari selalu berlalu terlalu cepat.

Dengan cuaca yang berubah lebih dingin, murid-murid Guang Wen Tang mulai bersiap-siap untuk ujian akademi yang akan diadakan pada akhir bulan.

Para pemuda melakukan itu supaya mereka bisa menjadi pejabat dan para gadis melakukan itu untuk memamerkan bakat mereka guna meningkatkan nilai mereka saat mereka menikah di masa depan atau agar pasangan prospektif akan menyukai mereka.

Ini adalah apa yang harus dilakukan anak-anak bangsawan. Bahkan gadis manja seperti Feng An Ning juga mulai bekerja lebih keras belakangan ini, apalagi Shen Qing dan Shen Yue. Shen Yue secara khusus mengarang puisi dan memainkan qin di halaman Timur sepanjang hari selagi ia menantikan untuk menjadi sorotan utama lagi tahun ini.

Shen Yue dan Shen Qing sudah berumur lima belas tahun dan menurut tradisinya, itu adalah waktunya dimana kedua keluarga akan bertemu. Para wanita di Ming Qi akan menikah sekitar usia enam belas tahun, sehingga mereka akan bertunangan di umur lima belas. Shen Qing dan Shen Yue belum menetapkannya sekian lama karena mereka sudah menetapkan target mereka sangat tinggi dan memandang rendah mereka yang berada di status yang sama. Tetapi, itu agak tidak tahu apa yang baik bagi diri mereka sendiri apabila mereka menetapkannya terlampau tinggi.

Pada akhirnya, kedua keluarga dengan tegas mengarahkan pandangan mereka pada Pangeran Ding.

Dari sembilan putra mendiang Kaisar, hanya yang kesembilan, Pangeran Ding, yang masih belum menikah. Ia baru berusia awal dua puluhan, dan itu merupakan waktu yang tepat untuk menikah. Tetapi, karena berbagai alasan, posisi Wang Fei masih belum ditentukan. Seperti sepotong daging yang digantung, Pangeran Ding akan secara pribadi berada di sana sebagai penguji dalam ujian akademi. Ini membuat banyak gadis mengerahkan lebih banyak tenaga dan upaya selagi mereka hendak meninggalkan kesan yang baik di depan Pangran Ding dan berharap kalau Yang Mulia akan jatuh hati pada pandangan pertama dengan mereka.

Namun, Shen Miao, tidak berniat melakukan itu.

Bahkan di kehidupan lainnya, ia tetap bukan wanita yang romantis. Ia tidak tahu bagaimana cara mengarang puisi dan menampilkan tarian apa pun. Sudah jelas ia tidak bisa berdiri di atas panggung untuk membicarakan tentang masalah utama nasional. Terlebih lagi, ia tidak ingin punya hubungan apa pun dengan Pangeran Ding.

Dalam kehidupannya yang lalu, Pangeran Ding memanfaatkan keluarga Shen-nya, melukai anak-anaknya, dan membantai seluruh klannya. Ini merupakan utang yang harus dibayarkan, cepat atau lambat. Karena ada utang darah, mana mungkin mereka menjadi suami-istri di kehidupan ini?

Feng An Ning bertanya padanya, “Kenapa kau tidak membaca? Melihat kalau akhir bulan sudah dekat, jika kau menyerah, bukankah kau membiarkan orang lain tertawa lepas?”

Shen Miao jatuh ke dalam air dan setelahnya menjadi sangat tenang. Feng An Ning berpikir bahwa ia mulai memahami sesuatunya dengan benar, tetapi hari ini sepertinya tidak ada perbedaan dari bagaimana sebelumnya. Shen Miao masih murid bodoh dan tak tahu apa-apa itu.

Shen Miao berkata, “Bagaimanapun juga tidak akan mengerti, kenapa membuang-buang waktu lebih banyak.”

Yi Pei Lan, yang mendengarkan komentar itu di samping, tertawa dan mencibir, “Itu tidak lebih dari lumpur yang tidak menempel di dinding.”

Shen Yue sedang berbicara dengan Shen Qing saat itu dan berpura-pura seolah ia tidak mendengar ucapan yang dikatakan di sini dan tidak datang membantunya. Belakangan ini, Shen Miao tidak menyenangkan mereka seperti yang dilakukannya sebelumnya, jadi dalam hati, mereka merasa tidak senang tentang itu, dan gelisah ingin melihat Shen Miao mempermalukan dirinya sendiri.

Namun Shen Miao, seperti tidak mendengar ucapan Yi Pei Lan dan bangkit berdiri, “Aku akan berjalan-jalan di taman.”

Ketika ia pergi, Yi Pe Lan kemudian melengkungkan bibirnya jijik, “Hanya kabur saat ia tidak bisa mengatakan apa-apa, benar-benar sepenakut tikus.”

“Sudah cukup bicaranya?”

Alis Feng An Ning tertaut, “Apa bagusnya memiliki pengetahuan?”

Semenjak tingkat dua, Feng An Ning pemaksa dan dimanjakan di rumah. Yi Pei Lan tidak mau membuat masalah dengannya, jadi ia tetap diam.

***

Shen Miao sampai di taman dan berjalan-jalan dengan lambat di sekitar.

Guang Wen Tang adalah sebuah tempat yang elegan, dan kehijauan tamannya, kolam, formasi bebatuan dan konstruksinya dibuat dengan indah. Saat orang berjalan ke dalam hutan bambu, orang bisa mencium aroma yang dapat membuat hatinya terasa segar.

Ia hanya menginginkan waktu tenang untuk dirinya sendiri. Orang-orang di tingkat dua hanyalah anak-anak muda yang terburu nafsu, dan ia sudah menjadi seorang ibu di kehidupan sebelumnya. Seringkali, sebagai Permaisuri, selain dari menerima sapaan dari banyak selir, ia akan menghabiskan sebagian besar waktunya di Istana Feng Yi-nya sendiri. Setelah terbiasa dengan isolasi dan kehampaan yang sunyi, ia terlalu malas berurusan dengan sekelompok anak muda yang membuat keributan, baik itu mengejek atau diejek.

Pada akhirnya, Shen Miao tidak mempedulikan mereka.

Selagi ia berjalan, ia melihat bacang ketan seputih salju muncul di depannya.

Bacang kecil yang mengenakan jubah satin berwarna gading, sedang berdiri di bawah bambu. Bajunya yang seharusnya sangat indah, berubah bentuknya akibat bentuk tubuhnya yang bundar, dan topi di kepalanya kusut dan lecek, membuat seluruh penampilannya tampak lucu dan konyol.

“Su Ming Lang.”

Shen Miao memanggil dengan lembut.

Ketika si bacang mendengar namanya, ia buru-buru berbalik. Saat ia melihat Shen Miao, ekspresi terkejut yang senang pun muncul. Ia sepertinya ingin bergegas, tetapi berhenti secara ragu-ragu dan tidak berbicara saat ia memperhatikan Shen Miao.

Anak ini benar-benar seperti balita berumur empat atau lima tahun, yang membuat kepala Shen Miao sakit. Mungkinkah Su Ming Lang menganggapnya sebagai seorang ibu?

Saat Su Ming Lang melihat Shen Miao, ia mengatupkan bibirnya seolah ia ingin mengatakan sesuatu, tetapi tak berani berbicara.

Setelahnya, matanya mulai memerah sementara ia menangis pelan, “Maafkan aku ...”

Maaf?

Shen Miao agak terkesiap saat ia melihat mulut bergetar si bacang selagi ia sudah akan menangis pedih.

Saat berikutnya, suara yang malas pun terdengar.

“Jadi, itu kau.”

Continue reading RTMEML - Chapter 18

RTMEML - Chapter 17

 Chapter 17 : Siapa yang Mengajarimu

Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 17


Sebuah peristiwa bersar terjadi pada awal bulan Oktober.

Su Ming Feng, Tuan Muda Pertama Su, pewaris dari keluarga Nan Ping Bo di ibu kota Ding, tiba-tiba terserang penyakit serius, dan harus memulihkan diri di rumah. Hati Ping Nan Bo merasa sakit untuk putra kesayangannya, sehingga ia dan istrinya tetap tinggal di rumah untuk merawat Tuan Muda Pertama Su, sementara meninggalkan urusan kuda militer. Yang Mulia menganugerahkan sejumlah barang untuk mengungkapkan rasa simpatinya sebelum mengatur pejabat baru untuk mengambil alih urusan pengelolaan.

Rakyat ibu kota Ding semuanya menghela napas penuh penyesalan akan pergantian peristiwa ini. Tuan Muda Pertama Su adalah pemuda berbakat yang telah mencapai prestasi hebat tak lama setelah menjadi pejabat, tetapi tepat ketika masa depannya tampak tak terbatas dan kebangkitannya yang meroket, ia tiba-tiba kalah oleh penyakit serius ini. Bahkan, meski seseorang adalah jenius yang berbakat, jika tiga atau lima tahun berlalu sebelum ia kembali, tidak akan ada lagi pijakan baginya di mahkamah.

Rakyat jelata memandangnya demikian, tetapi rekan-rekan di mahkamah tidak yakin.

Beberapa orang bijak mengatakan, “Ini bukanlah penyakit, ini sudah jelas menghindari malapetaka. Awalnya, orang akan mengira bahwa keluarga Su ini sudah menambahkan minyak ke dalam nyala api, hanya untuk menemukan bahwa apinya akan membakar mereka. Siapa sangka, mereka akan melihat situasinya dengan jelas dan mengambil tindakan drastis untuk menghadapinya.”

***

Shen Miao sedang memangkas bunga begonia di tengah halaman ketika hal-hal ini mencapai telinganya. Beberapa hari ini di Guang Wen Tang, karena semua orang memiliki sesuatu yang baru untuk diperbincangkan tentang Tuan Muda Pertama Su, tidak ada yang mempedulikannya. Alhasil, ia memiliki beberapa hari santai yang langka.

“Nona sekarang menyukai semua tanaman ini.”

Gu Yu tersenyum selagi ia berkata, “Bunga begonia ini mekar dengan sangat bagus.”

Kelopak bunga begonia berwarna merah tua itu memberikan sedikit warna kemuraman musim gugur.

Saat ia seorang Permaisuri, ia belajar cara mengelola Istana Dalam, membantu Fu Xiu Yi memenangkan para pejabat, menjadi tawanan di kerajaan Qin dan bertarung dengan Mei Fu ren. Sebagian besar waktunya ia jalani di tengah-tengah manipulasi dan pertengkaran, mana mungkin ia memiliki keinginan untuk dengan santainya memangkas bunga?

“Apa kau tahu kenapa begonianya mekar dengan begitu indahnya?” tanyanya.

Walaupun Gu Yu tidak mengerti kenapa Nona akan mengajukan pertanyaan seperti itu, ia masih menjawab sambil tersenyum, “Ini adalah benih yang dibawakan kepala pelayan dari luar. Katanya, mereka adalah benih yang mahal. Nyonya juga memuji begonia jenis ini terlihat sangat bagus di musim gugur.”

Shen Miao menggelengkan kepalanya lembut.

Mana mungkin itulah alasannya?

Persis seperti Istana, tanah yang dingin dan suram, bahkan bunga-bunga di luar Istana Dingin semuanya tampak indah sekali. Itu karena, di bawah bunga-bunga itu, tergeletak banyak tulang-belulang. Di dunia ini, akan selalu ada alasan tergelap untuk hal yang paling terang.

Keluarga Su menyadari prinsip ini. Apa yang akan mereka lakukan sekarang?

Shen Miao sedikit tersenyum.

***

Di dalam kediaman Ping Nan Bo.

Halaman Tuan Muda Pertama Su dijaga dengan ketat hingga, selain dari pelayan dekat dan keluarga, tidak ada yang boleh masuk. Orang hanya dapat mencium aroma obat yang pekat selagi Tuan Su menutup pintu bagi semua tamu dan menolak untuk menemui orang luar mana pun.

Sebagai sahabat karib pewaris Su, Marquis Kecil Xie tentunya menjenguk si orang sakit.

Kereta keluarga Xie terparkir di luar kediaman Su dan para pelayan menurunkan ramuan-ramuan obatnya dengan susah-payah. Ramuan obat ini semuanya diletakkan di dalam peti kayu dan dapat terlihat kalau Marquis Kecil memiliki niat yang sangat baik kepada sahabat karibnya.

Di ruang baca, Su Ming Feng mengenakan jubah hijau. Selain dari agak mengurus, semangatnya masih seenerjik biasanya, dimana ada jejak penyakit serius?

Pemuda yang mengenakan brokat yang menghadapnya pun mengerutkan alisnya dan bertanya, “Menghindari malapetaka?”

“Tepat sekali.”

Su Ming Feng melirik teman baiknya dan menghela napas, “Sekarang kau lihat, situasi keluarga Su semakin membaik, bahkan setelah menghadapi pukulan tak terputus dari generasi ke generasi. Jadi, soal kuda militer, seharusnya tidak ada promosi lebih lanjut. Tetapi, Yang Mulia tidak menekannya, malahan menyanjung keluarga Su.”

“Kau juga berkontribusi.”

Xie Jing Xing mengingatkannya.

“Karena sumbangsih yang berjasa itulah, makanya Ayah dan aku jadi agak terlena dan melupakan bahaya yang tersembunyi di baliknya. Ketika jasanya terlalu besar, itu menjadi sebuah kutukan. Hal-hal yang kukatakan, kau memahaminya. Tetapi, karena keluarga Su berada dalam situasi tersebut, mata seseorang akan tertutup oleh sehelai daun. Kini, karena semuanya sudah jadi jelas, orang harus mengendalikan kuda yang berada di pinggir jurang karena itu terlalu berbahaya.”

“Melakukan ini juga bagus.”

Xie Jing Xing menganggukkan kepalanya, “Tetapi sekarang, kau harus tinggal di rumah selama beberapa tahun dengan sia-sia.”

“Aku hanya ingin keluarga Su aman dan selamat,” Su Ming Feng menyatakan.

“Cukup membicarakan soal aku, bagaimana kalau membicarakan tentang dirimu? Keluarga Su dan keluarga Xie menikmati suka duka bersama-sama, karena keluarga Su bertindak tepat pada waktunya, keluarga Xie-mu ...”

Su Ming Feng tidak melanjutkan.

Alis Xie Jing Xing terangkat, “Apa yang dapat dilakukannya kepadaku kalau aku tidak berdinas sebagai pejabat? Hanya ada satu Marquis Lin An di keluarga Xie, ia harus mempertimbangkan ucapan semua orang.”

Xie Jing Xing dan Su Ming Feng berbeda. Karena keluarga Su, Su Yu menyuruh putranya menjadi pejabat sejak awal. Tetapi Xie Jing Xing tidak melakukannya, oleh sebab itu, ia hanya bersantai-santai saja dengan namanya. Banyak kampanye yang dilakukannya bersama Xie Ding hanya sebagai anggota keluarga. Bahkan jika keluarga kekaisaran ingin menekan keluarga Xie, mereka tidak akan menghancurkan seorang putra yang tidak akan mengambil alih klan keluarga.

“Kau memang punya rencana mendalam dan pemikiran yang jauh.”

Su Ming Feng tidak tahan untuk tertawa.

“Aku tidak melakukan itu untuk mewaspadainya.”

Xie Jing Xing berujar malas-malasan.

Ia sungguh tidak mewaspadai keluarga kekaisaran, ia hanya melakukan itu untuk menentang ayahnya.

“Akan tetapi,” ia mengernyit dan tiba-tiba mengalihkan percakapannya, “Bagaimana kau tiba-tiba mengetahui masalah ini. Saat-saat sebelumnya aku mengingatkanmu, kau tidak memasukkannya ke dalam hati.”

Su Ming Feng menundukkan kepalanya malu, “Emosi memuncak dan seseorang menjadi berpuas diri, jadi bagaimana mungkin bisa berpikir sebanyak itu. Kali ini, semuanya berkat Adik Keduaku.”

“Adik Keduamu?”

Xie Jing Xing yang sedang bersandar malas-malasan di kursi, duduk tegak sementara kilatan melintas di matanya, “Bacang ketan itu?”

Su Ming Lang itu adalah bacang bodoh dan itu bukan hal yang aneh, tetapi bagaimana ia bisa memperingatkan keluarga Su tentang masalah ini kecuali ia sudah salah minum obat?

Su Ming Feng menjelaskan seluk-beluk semuanya sebelum mengatakan, “Kalau bukan karena Adik Kedua yang bertindak tanpa berpikir, mungkin kami akan mengalami bencana?”

“Bertindak tanpa berpikir?” Xie Jing Xing menggumam sendiri.

Tepat pada saat itu, suara yang lembut terdengar, “Kakak, Ibu menyuruhku membawakanmu beberapa camilan.”

Su Ming Lang membawakan kue berbentuk bunga selagi ia berjalan masuk dengan kaki kecil pendeknya. Ia tampak seperti bacang bulat dan mulutnya penuh dengan remah-remah. Rupanya, ia sudah diam-diam makan banyak sepanjang jalannya kemari.

Beberapa hari ini, karena peringatannya yang tanpa disengaja, keluarga Su mengubah taktik mereka dan bahkan Tuan Su, yang paling merasa tidak puas padanya, untuk pertama kalinya merasa bahwa putranya akan ‘menjadi orang yang kuat’, ‘cerdas dan gesit’ dan bahwa ‘kecerdasan yang hebat mungkin tampak bodoh’. Nyonya Su juga membuatkan banyak makanan untuk disantapnya, hanya dalam beberapa hari yang singkat, Su Ming Lang tumbuh bahkan lebih bundar lagi.

Ketika ia melihat kalau masih ada Xie Jing Xing, ia pun hanya bisa memelankan suaranya. Ia tidak tahu mengapa, tetapi ia selalu merasa agak takut terhadap teman tampan kakaknya ini.

Su Ming Lang meletakkan camilannya di atas meja dan berbalik untuk melarikan diri setelah mengatakan, “Kakak, aku pergi.”

Ia tidak mengira bahwa seseorang akan menahan kerahnya.

Ia kembali berbalik dan melihat pemuda yang mengenakan brokat itu berjongkok dengan lembut dan menepuk kepalanya dengan sepasang mata cerah yang tersenyum, tetapi ekspresi matanya sangat dingin.

Ia bertanya, “Siapa yang mengajarimu kalimat itu?”

Su Ming Lang menatap dengan mata terbelalak.

“Merebus anjingnya setelah kelincinya tertangkap.”

Xie Jing Xing tersenyum sangat licik.

Continue reading RTMEML - Chapter 17

RTMEML - Chapter 16

 Chapter 16 : Rebus Anjingnya Setelah Kelincinya Tertangkap

Rebirth of The Malicious Empress of Military Lineage: Chapter 16


Keluarga Su adalah sebuah klan besar yang satu peringkat di atas klan lainnya karena hanya pejabat berpangkat tinggi yang bisa memegang posisi mengurus masalah kuda militer dan perbekalan mereka.

Status keluarga Su yang mengelola kuda militer sudah di tempatnya semenjak pendirian Ming Qi dan dikelola dengan sangat baik. Ping Nan Bo, Su Yu pun tak terkecuali. Dilihat dari sudut pandangnya, keluarga Su luar biasa dan pasti akan terus berlanjut untuk waktu yang lama. Mungkin, pejabat setia akan berpikir bahwa, selama seseorang bekerja dengan setia, keluarga kekaisaran tidak akan memperlakukan mereka secara tidak adil.

Tetapi sejak zaman dahulu, menemani pemerintahan seseorang seperti menemani seekor harimau. Di dunia ini, siapa yang sanggup memprediksikannya dengan jelas?

Su Yu akan berusia empat puluh tahun ketika akhir tahun dan dapat dianggap cukup mencintai istrinya. Meski ia memiliki beberapa selir, mereka hanya melahirkan putri. Karena hanya ada dua putra Di, ia selalu sangat ketat terhadap pendidikan mereka.

Putra sulungnya, Su Ming Feng, mulai berdinas di pemerintahan di usia muda dan serupa dengannya, bertanggung jawab atas kuda militer dan faktanya melakukan lebih baik daripada Su Yu dalam setengah tahun ini. Beberapa waktu yang lalu, Su Ming Feng bekerja sama dengan para tabib hewan di Mahkamah Medis Kekaisaran dan mereformasi sejumlah pedoman mengenai kuda militer dan karena itu, jumlah kuda perang yang mati akibat wabah pun menurun separuhnya. Ini merupakan jasa yang besar. Setelah statistik militernya disiapkan bulan depan, Su Ming Feng pasti akan diberikan hadiah.

Pemberian hadiah adalah yang kedua, hal yang utama adalah bahwa ini mewakili kemuliaan dan kehormatan. Su Yu telah melewati masa jayanya, dan saat ini Su Ming Feng berada pada usia yang tepat ketika sang putra harus meneruskan karir ayahnya, jadi itulah waktunya untuk memperluas reputasi Su Ming Feng. Jika Su Ming Feng sangat luar biasa, mungkin ia akan menjadi orang kepercayaan dan bakat berikutnya dari pewaris takhta.

Su Yu alaminya merasa senang karena putra sulungnya yang hebat, tetapi putra bungsunya membuatnya sakit kepala. Mungkin karena putra bungsunya baru lahir ketika istrinya agak tua, makanya istrinya sangat memanjakannya dan ia membentuk kepribadian yang manja. Jangankan menjadi sehebat putra sulungnya, bahkan saat dibandingkan dengan teman-temannya, ia masih kurang.

Karena Su Ming Lang bukanlah putra sulung, tentunya ia tidak perlu mewarisi gelar pewaris, sehingga tidak jadi masalah jika ia agak bodoh. Tetapi Su Yu memiliki kepribadian yang teguh dan tidak akan menoleransi adanya kekurangan pada putranya sendiri. Demi mengoreksi ini, ia akan menguji pekerjaan rumahnya setelah Su Ming Lang kembali dari akademi setiap harinya. Putra kecilnya akan menderita teguran dan istrinya akan menutupi kekurangannya, membuatnya seolah neraka akan lepas.

Tetapi hari ini, Su Yu berada di ruang baca, membahas beberapa hal dengan Su Ming Feng. Kedua ayah dan anak ini memiliki banyak hal untuk diperbincangkan mengenai topik kuda militer. Tuan Su gembira sekali. Memiliki putra sehebat ini, apa lagi yang membuatnya tidak puas. Sewaktu mereka berdiskusi, mereka mulai membicarakan tentang penganugerahan Su Ming Feng bulan depan.

“Menurut pendapatku, kali ini Yang Mulia pasti akan menganugerahkan gelar resmi. Untuk saat ini, jangan menyebut pemberian batu berharga atau apa pun, Ayah hanya berharap karirmu akan lebih stabil. Sekarang, karena Xiong Nu sudah mulai mengacau, perhatian perlu diarahkan pada kuda militer. Ming Feng, selama kau mampu mendapatkan penghormatan tinggi Yang Mulia, di masa depan, keluarga Su hanya akan melangkah lebih jauh. Adik lelakimu masih muda, jadi kau masih harus membawa keluarga Su di pundakmu.”

Su Ming Feng menganggukkan kepalanya setuju. Ia masih muda dan alisnya terlihat tegak dan menakjubkan. Namun, matanya tidak bisa menahan sedikit kebanggaan, karena itu adalah periode dimana para pemuda bertekad untuk tidak gagal memenuhi harapan. Tidak hanya penegasan dari ayahnya, ia merasa gembira karena pentingnya hal-hal yang dikelolanya meningkat dengan mantap.

Kedua ayah dan anak itu berada dalam suasana hati yang baik ketika pelayan di pintu mengumumkan, “Tuan, Tuan Muda Kedua sudah kembali.”

Tepat pada saat itulah Tuan Muda Kedua, Su Ming Lang, kembali dari akademi. Setiap hari, ketika Su Ming Lang menyelesaikan pelajarannya, ia akan selalu dipanggil ke ruang baca Tuan Su untuk diuji tentang apa yang dipelajarinya dan hari ini pun tak terkecuali.

Tuan Su menekan awal dari sakit kepalanya selagi ia pertama menatap putra sulungnya yang hebat, kemudian melihat ke arah putra keduanya yang sebodoh seekor babi kecil dan merasa itu agak lucu. Tiap hari, Su Ming Lang datang ke ruang baca dan pada akhirnya Su Yu akan marah.

Hari ini pun tak ada bedanya.

Su Ming Lang pelan-pelan memasuki ruang baca dan bibirnya mengerut sewaktu ia memanggil, “Ayah. Kakak.”

Ia seperti bola bundar kecil, konyol namun menggemaskan.

Su Ming Feng mengelus kepala adik lelakinya, “Ming Lang, apakah semuanya berjalan dengan lancar di kelas hari ini?”

Su Ming Lang mengerutkan bibirnya dan tidak bicara. Setiap kali ia melakukan itu, artinya tidak berjalan dengan baik, tidak sedikit pun. Ia sudah ditegur oleh gurunya.

Tuan Su memasang wajah tegas dan memerintahkan, “Keluarkan telapak tanganmu.”

Su Ming Lang sedikit mengerut ke belakang dan mengulurkan tangannya penuh penderitaan. Seseorang dapat melihat beberapa bekas merah di telapak tangan yang halus dan empuk itu. Kalau ini bukan bekas penggaris, apa lagi?

Tuan Su memasang tampang berharap tetapi Su Ming Feng yang merasakan kesedihan untuk adik lelakinya selagi ia bertanya, “Bagaimana bisa guru ini memukul sekeras ini? Ia hanya anak kecil.”

“Semua karena kau memanjakannya hingga ke taraf ini!”

Tuan Su mengamuk setelah ia mendengar putra sulungnya dan bertanya dengan marah, “Apa yang salah hari ini?”

Su Ming Lang kecil ragu-ragu sebelum berbicara dengan khawatir, “Guru menyuruhku supaya menuliskan tentang ‘rubah bersedih ketika kelincinya mati’ tetapi aku tidak bisa menghafalnya ...”

“Bagaimana kau mau aku memarahimu!”

Tuan Su memasang tampang sakit di wajahnya, “Kau bahkan tidak bisa menghafal kata-kata. Lihatlah tuan muda lain yang seumuran denganmu, mana di antara mereka yang seperti dirimu. Ketika Kakakmu seusiamu, ia sudah membaca buku tentang kuda militer. Muka keluarga Su kita nyaris sepenuhnya terbuang olehmu!”

Su Ming Feng baru saja akan berusaha membujuk ayahnya ketika ia mendengar Adik Keduanya terisak, “Biarpun aku tidak bisa menghafal ‘rubah bersedih ketika kelincinya mati’, aku bisa menghafal ‘merebus anjingnya setelah kelincinya tertangkap’ dan itu lebih panjang dua kata. Karena keduanya memiliki arti yang sama, bukankah sama saja jika seseorang menghafalkan ‘merebus anjingnya setelah kelincinya tertangkap’?”

(T/N: Dalam huruf mandarinnya tentang rubah ada empat kata, tentang anjing ada enam kata.)

“Omong kosong.”

Tuan Su tidak tahu harus berkata apa lagi.

Su Ming Feng tersenyum dan berkata, “Adik Kedua, dua kalimat ini tidak memiliki arti yang sama.”

“Lalu, apa maksud mereka?”

Su Ming Lang mengangkat kepalanya untuk bertanya.

“Arti dari ‘rubah bersedih saat kelincinya mati’ adalah bahwa si kelinci mati dan rubah menyadari kalau ia akan mengalami nasib yang sama dan merasa sedih. Tetapi ‘merebus anjing setelah kelincinya tertangkap’ berarti bahwa, setelah kelincinya dibunuh dan si anjing pemburu tak lagi berharga, ia akan dimasak. Itu berarti mengatakan bahwa, sekalinya sesuatu tak lagi memiliki harganya dan tidak dapat dimanfaatkan, maka alat itu akan dibuang. ‘Merebus anjing setelah kelincinya tertangkap’ dan ‘menghancurkan jembatannya setelah menyeberangi sungai’ agak mirip.”

Su Ming Feng adalah kakak lelaki yang baik sewaktu ia dengan sabar menjawab pertanyaan adik lelakinya.

Tetapi Su Ming Lang menggelengkan kepalanya dan masih memasang tampang kebingungan, “Karena keduanya terjadi setelah si kelinci mati, itu seharusnya diperlakukan dengan sama. Bagaimanapun juga, kelincinya sudah mati.”

Su Ming Feng baru saja akan menjelaskan, tetapi melihat Ayahnya mendadak tampak syok sewaktu ia mengulangi pelan, “Kelincinya sudah mati?”

“Iya.”

Su Ming Lang membuka telapak tangannya sementara wajah bulatnya yang gempal tampak lugu namun keras kepala, “Bagaimanapun, kedua kelincinya sudah mati. Bukankah artinya bahwa, setelah kelincinya mati, si rubah dan anjing akan menjadi tidak beruntung? Karena semuanya tidak beruntung, maka kedua kalimat itu seharusnya tetap memiliki arti yang sama.”

Itu adalah tatanan yang alami, untuk merebus anjingnya setelah si kelinci tertangkap. Bagi dongeng menjadi salah satunya, pasti ada dasarnya dalam prinsip utama kehidupan.

Si kelinci mati, tetapi rubahnya lebih pintar daripada si anjing pemburu dan sudah melihat akhirnya sendiri.

Tetapi, siapakah si anjing pemburu? Apa jadinya akhir dari anjing pemburu yang membantu tuannya untuk memburu si kelinci?

Ekspresi Su Yu berangsur tenggelam.

Continue reading RTMEML - Chapter 16