Selasa, 22 Juli 2025

CTF - Chapter 200

Consort of A Thousand Faces

Chapter 200 : Membungkamnya


Implikasi Chu Ling Long sejelas siang hari tanpa perlu ia mengucapkan kata lainnya: Tidak mungkin kalau Ning An Lian yang menampilkan tarian Jing Hong dengan cedera semacam ini!

Yun Ruo Feng kesulitan sekali mempertahankan ekspresi ramahnya, tetapi masih berhasil menanggapi ketika melihat Ning An Lian akhirnya mampu bergerak sedikit lebih natural. "Putri Pertama Kekaisaran sudah melelahkan dirinya karena mempelajari Tarian Jing Hong siang dan malam, bahkan sampai melukai pergelangan kakinya selama prosesnya. Beruntungnya, semua orang masih bisa melihat tarian Jing Hong. Namun, Pangeran ini juga merasa bahwa Putri Pertama masih perlu berlatih sedikit lagi untuk menyempurnakannya. Kami memohon maaf karena membiarkan semuanya melihat sebuah lelucon."

Ning An Lian berhasil membangunkan dirinya sendiri dengan bantuan dari salah satu topangan tiang dan mengangguk ke arah Yun Ruo Feng. "Seperti perkataan Pangeran Yun, Putri ini akan berlatih dengan giat dengan harapan mempersembahkan tarian Jing Hong yang bahkan lebih baik lagi pada semua orang di masa mendatang."

Chu Ling Long mengejek. "Putra Mahkota ini akan menantikannya."

Ning An Lian dan Yun Ruo Feng, entah bagaimana berhasil dengan 'sukses' menutupi kebohongan mengerikan tersebut. Meskipun semua orang tahu kalau itu bukan kenyataannya, tidak akan ada lagi yang mendesaknya lebih jauh.

Senyuman Pei Qian Hao semakin dalam sewaktu ia menyaksikan keduanya dengan panik menutupi jejak mereka.

Tiba-tiba saja, kenangan dari tarian Su Xi-er timbul dalam benaknya. Tatapannya begitu genit, sangat cantik.

Aku penasaran, apakah orangku sudah mengantarkannya kembali ke rumah pos.

Sebelum ia bisa menghapuskan senyuman dari wajahnya, si pengawal yang ia kirimkan keluar pun kembali dan mulai berbisik di telinganya. "Pangeran Hao, Su Xi-er bilang bahwa tidak mudah untuk masuk ke dalam istana, dan tidak ingin kembali duluan."

Si pengawal merasa kalau Su Xi-er terlalu bernyali. Ia bahkan berani menentang perintah Pangeran Hao. Apakah ia sungguh memanjat tangga dan menjadi nyonya? Hanya berdasarkan dari kesediaan Pangeran Hao untuk memanjakannya, sepertinya memang begitulah kasusnya.

Senyum Pei Qian Hao tetap di wajahnya sewaktu ia menjawab sehingga hanya mereka berdua yang bisa mendengarnya. "Biarkan saja dia. Panggil ia kembali saat kita pergi."

"Mengerti." Ia tahu inilah hasilnya. Pangeran Hao tidak akan menghukum Su Xi-er.

Tetapi, apa yang tidak diketahui oleh si pengawal adalah bahwa Pei Qian Hao sesungguhnya sudah memikirkan tentang bagaimana untuk menghukum Su Xi-er. Gadis pembangkang ini, aku harus mengajarinya pelajaran dengan baik saat kami kembali ke rumah pos.

Dengan itu dalam benaknya, perhatiannya kembali ke kerumunan. Tidak peduli seberapa banyaknya Ning An Lian mempermalukan dirinya sendiri, pada akhirnya, itu adalah masalah Nan Zhao. Semua orang hanya menganggapnya sebagai suatu pertunjukan; selama itu menghibur bagi mereka, tidak ada yang peduli tentang kemarahan Ning An Lian.

Tidak peduli seberapa banyak darahnya mendidih dan betapa inginnya ia melampiaskan amarahnya, Ning An Lian hanya bisa menekan amarahnya yang mengamuk itu dan membiarkan orang lain berkomentar tentangnya.

Sebenarnya, pergelangan kaki Ning An Lian sangat sakit, tetapi untuk memenuhi kebohongan itu, ia hanya bisa terus duduk di tempat.

Yun Ruo Feng takut kalau ia akan membuat kesalahan lagi dan bangun sebelum berkata. "Putri Pertama, apabila kau merasa tidak sehat malam ini, mengapa kau tidak kembali ke istana peristirahatanmu dulu untuk beristirahat?"

Meskipun ia mengutarakannya sebagai suatu pertanyaan, kata-kata Yun Ruo Feng tak diragukan lagi merupakan sebuah perintah.

Ning An Lian marah besar. Apakah ia takut kalau aku akan mempermalukan diriku sendiri? Apakah aku begitu membuatnya malu? Ia bilang mencintaiku sepanjang hari, tetapi kini ia mencoba menghentikanku menyusahkannya ketimbang menolongku.

Ning An Lian bisa merasakan amarah yang menyebar di dalam dadanya seolah itu akan meledak. Ia mau mengamuk pada Yun Ruo Feng dan bertanya padanya apa yang diinginkannya. Apakah kau masih mau menikahiku? Apakah kau bahkan masih mencintaiku?

Tetapi, dengan begitu banyaknya orang-orang di sekitar, termasuk si jahat Chu Ling Long, Ning An Lian tidak punya pilihan selain menekan amarahnya yang meluap dan memasang senyuman palsu. "Putri ini merasa tidak sehat, dan akan kembali ke istana peristirahatanku lebih dulu. Semuanya, silakan bersenang-senang, minum lebih banyak, dan nikmati diri kalian sepuasnya."

Setelah nyaris melontarkan kata-kata itu melalui gertakan giginya, dengan cepat Ning An Lian memerintahkan para dayang untuk membantunya keluar dari aula.

Semua orang memerhatikan sosoknya yang menjauh dan dengan akurat merasa kalau ia melarikan diri setelah dikalahkan. Dengan senyuman di bibirnya, Chu Ling Long mengalihkan pandangannya pada Pei Qian Hao.

Pei Qian Hao yang berkuasa dan berpengaruh ini jarang sekali bicara di perjamuan malam ini. Melihat bagaimana ia beberapa kali merendahkan Ning An Lian, sepertinya Putri Kekaisaran Pertama yang baru ini memang kalah dibandingkan dengan Ning Ru Lan.

***

Ning An Lian terhenti di jalur istananya, cahaya bulan yang terang memancarkan sinarnya di jubah ungunya. Gaun itu begitu cantik hingga wanita mana pun yang melihatnya akan jatuh cinta dengan gaun itu. Tetapi sekarang, meskipun mengenakan jubah cantik ini, wajah Ning An Lian tampak pucat. Hanya memikirkan tentang apa yang baru saja terjadi, sudah cukup untuk menimbulkan perasaan sesak di dalam dadanya.

"Putri Pertama, hati-hati dengan kerikilnya." Dayang istana yang membantunya berujar pelan. Ia bisa merasakan bahwa Putri Pertama tidak senang.

Ning An Lian mengangguk dan lebih memerhatikan langkahnya. Pergelangan kakinya tidak sesakit sebelumnya, dan bisa berjalan kembali ke istana peristirahatannya.

Tetapi kemudian, tepat saat ia mengambil beberapa langkah melewati Taman Kekaisaran, ia menangkap sosok wanita berbaju biru.

"Ada apa, Yang Mulia?" Melihat kalau Ning An Lian berhenti, dayang istana itu pun melihat ke arah Taman Kekaisaran dan bertanya.

Ning An Lian menunjuk wanita yang ada di sebelah hamparan bunga. "Pergi, dan panggilkan wanita itu kemari."

Tatapan si dayang jatuh pada wanita yang dipertanyakan. Jubah wanita itu bukanlah seragam istana, dan ia juga bukan seorang dayang istana. Siapa lagi yang akan datang ke Taman kekaisaran selarut ini di malam hari?

"Cepatlah!"

Si dayang istana gemetaran dan menghampiri wanita itu takut-takut. Tidak mungkin hantu, kan? Sosok wanita itu menjadi lebih jelas semakin dekat dirinya. Ia baru saja akan bicara saat wanita itu tiba-tiba saja bergerak dan berbalik, nyaris membuatnya mati ketakutan!

Ketika dayang istana itu melihat dengan jelas wajah wanita itu, ia pun tertegun. Ini ... bukankah ia adalah wanita yang menggantikan Putri Pertama untuk menari? Mengapa ia berganti pakaian dan berada di Taman Kekaisaran?

Su Xi-er menatap ke depan dan kebetulan melihat Ning An Lian. Ia kembali ke istana kekaisarannya secepat ini? Apakah ia tidak sanggup menghadapi para tamu agung dari kerajaan lain? Sarkasme samar pun melintas di matanya.

"Nona, Putri Pertama Kekaisaran meminta bertemu denganmu." Si dayang istana mendapatkan kembali ketenangannya dan mengulurkan tangan, menggesturkannya untuk ke sana.

Su Xi-er menganggukkan kepalanya. Ia jelas datang di waktu yang tepat.

Ning An Lian memerhatikan selagi Su Xi-er datang ke arahnya, langkah kakinya ringan dan cukup cantik untuk menyebabkan kalimat tertentu muncul di benaknya. Jejak bunga lili tumbuh di setiap langkahnya.

Benaknya menampilkan bayangan dari Su Xi-er yang menari dengan anggunnya, menangkap mata semua orang sementara ia melakukannya.

Ning An Lian menggigit bibirnya, melupakan tentang rasa sakit di pergelangan kakinya sementara ia memelototi Su Xi-er.

Si penggoda ini sudah berencana untuk mencuri lampu sorotku ketika ia dengan sengaja melukai pergelangan kakiku! Beraninya seorang dayang rendahan mencoba menjungkir-balikkan langit! Putri ini akan melihat seberani apa kau sekarang!

Segera setelah Su Xi-er sampai di hadapannya, Ning An Lian memerintahkan tajam, "Dayang istana rendahan, berlutut!"

Satu-satunya hal yang menyambut perintahnya adalah suara dari daun yang bergemerisik.

Su Xi-er tertawa kecil. "Mengapa aku harus berlutut padamu? Apakah kau adalah majikanku?"

"Penggoda, kau mau mengambil posisi Putri ini dalam tarian itu, bahkan dengan sengaja melukai pergelangan kakiku demi melakukannya! Motif tersembunyi apa yang kau miliki?!" Ning An Lian memaki melalui gertakan giginya, wajahnya dipenuhi kebencian.

Mengapa, seorang Ning Ru Lan mati, hanya agar Su Xi-er muncul? Selalu ada penggoda seperti mereka yang merebut apa yang menjadi milikku!

"Sepertinya, kau punya ingatan yang buruk, jadi biarkan aku mengingatkanmu bahwa sumber dari semua ini adalah dirimu. Kaulah yang mengundangku ke dalam restoran; dan kaulah yang lebih dulu menyerang. Siapa yang bisa kau salahkan ketika kaulah yang tidak bisa menyelesaikan apa yang dimulai?"

Pernyataannya telah membuat Ning An Lian bungkam. "Kau ...." Ia kehabiskan kata-kata, tidak sanggup mengangkat bebatuan yang sepertinya menghantam dadanya.

 

Continue reading CTF - Chapter 200

CTF - Chapter 199

Consort of A Thousand Faces

Chapter 199 : Penghinaan Besar


Tidak puas hanya dengan berbicara, Chu Ling long berdiri untuk menghampiri Ning An Lian segera setelahnya. "Putri Pertama Kekaisaran, kau harus duduk dulu karena pergelangan kakimu cedera!"

Karena jalan Ning An Lian dihadang oleh Chu Ling Long, dayang istana itu tak punya pilihan selain mendudukkan orang itu ke atas bantalan yang tadi didudukinya untuk memainkan gu qin

Chu Ling Long tampaknya sangat cemas sewaktu ia bertanya dengan hati-hati pada Ning An Lian. "Apakah masih sakit? Salah satu dayang atau kasimmu seharusnya berhenti berlama-lama dan memanggil seorang tabib kekaisaran."

Si dayang istana tidak berani pergi dan meminta tabib kekaisaran seorang diri, berbalik pada Ning An Lian untuk masukannya.

Akhirnya, Ning An Lian menoleh ke arahnya dengan tatapan penuh makna di matanya sewaktu ia berkata, sesuatu yang dipastikan untuk disembunyikan dari Chu Ling Long. "Pergilah!"

Si dayang istana mengerti maksud di mata Ning An Lian dan dengan cepat mundur. Sementara itu, atriumnya sudah kacau balau karena jatuhnya Ning An Lian.

Semua orang yang hadir cukup cerdas untuk mengetahui kalau seseorang yang sebelumnya baik-baik saja, tidak mungkin bisa secara acak membuat kaki mereka terkilir begitu parahnya secara mendadak. Sebagai hasilnya, hanya ada satu penjelasan yang memungkinkan. Ia pasti mencederai pergelangan kakinya sebelum datang kemari.

Chu Ling Long paling suka ikut campur. Ia jelas-jelas bukanlah seseorang yang berhati baik, tetapi berpura-pura seperti itu. Ia menundukkan kepalanya dan memandangi kaki Ning An Lian dengan ekspresi yang penasaran.

"Putri Pertama, cederamu ini terlalu parah kalau hanya dari jatuh yang barusan ini."

Perkataan mendadaknya tidak hanya membuat Ning An Lian ketakutan, tetapi menyebabkan Yun Ruo Feng cemas juga.

Dengan itu, semua orang bahkan lebih yakin lagi kalau cedera Ning An Lian bukanlah hasil dari jatuhnya barusan ini. Apabila ia saja tidak bisa berdiri dengan benar, bagaimana ia menari?

"Putri Pertama, orang yang menampilkan tarian Jing Hong barusan ini bukan dirimu, kan?" Pernyataan layaknya gemuruh dari Chu Ling Long menggema di hati semua orang. Meskipun ia tidak bicara dengan keras, desisan serentak dari semua orang yang menarik napas dingin pun mewakili reaksi para penonton.

Wajah Ning An Lian jadi pucat sementara jantungnya terasa melompat ke tenggorokanya: ia ketakutan!

"Itu adalah Putri ini!" Ning An Lian tidak akan mengakui kebenarannya meskipun jika ia dipukuli sampai mati.

Saat ia melihat ekspresi Chu Ling Long yang meragukan itu, ia melanjutkan. "Tidak mudah untuk berlatih tarian Jing Hong. Putri ini membuat kakiku terkilir ketika semasa latihan, dan pertunjukan hari ini sudah menyebabkannya membengkak. Meski begitu, itu sudah pasti adalah Putri ini yang membawakan tariannya. Apakah masih ada orang lain yang cukup kompeten untuk tarian Jing Hong?"

Ning An Lian berpikir bahwa, selama ia membantah semuanya, tidak akan ada yang punya bukti untuk membuktikan kalau bukan dirinya yang menari. Aku adalah Putri Pertama Kekaisaran Nan Zhao; aku tidak boleh membiarkan orang lain menghinaku!

Chu Ling Long tidak peduli apa yang orang lain pikirkan. Baginya, jika ada keraguan, mereka harus disebutkan.

Selain itu, aku tidak pernah menyukai si Ning An Lian yang arogan dan sok memerintah ini sejak awal. Ia bertingkah seolah-olah semua orang takut pada Nan Zhao.

Tahun itu, saat aku berjumpa dengan Ning Ru Lan, ia sama sekali tidak seperti itu. Ia anggun dan memiliki semangat yang heroik, tetapi baik hati dan sopan di saat bersamaan.

Tetapi Ning An Lian ini agak sombong.

Aku adalah seorang Putra Mahkota yang bermartabat. Untuk seorang putri biasa berbicara seperti itu padaku, ia pasti sudah bosan hidup!

Jadi, ia pun meneruskan dan berkata, "Kau tidak bisa mengatakan itu dengan pasti. Apakah kau mengatakan bahwa, karena tarian Jing Hong itu sulit, hanya kau yang mempelajarinya di dunia ini?" Ia mencibir. "Jika seseorang mampu belajar untuk berputar, maka mempelajari tarian itu tidak begitu sulit. Ini bahkan lebih nyata lagi bagi mereka yang berbakat, dan sudah mempelajari tarian ini semenjak mereka masih kecil."

"Kau ...." Warna wajah Ning An Lian berubah antara merah dan putih. Bagaimanapun juga, ini adalah suatu kebohongan, dan ia merasa bersalah.

"Putri Pertama, bagaimana kau mengharapkan kami untuk percaya bahwa kau baik-baik saja setelah berputar-putar sebanyak itu saat kau jatuh hanya dengan berdiri diam? Barangkali, Putri Pertama yang sedang membohongi kami semua."

"Tidak mungkin, jangan menyemburkan serangan jahat padaku!"

Tepat ketika mereka berdua mencapai jalan buntu, Kaisar Xi Liu, Hua Zi Rong berbicara. "Wanita ini tidak bisa dibandingkan dengan Putri Pertama Kekaisaran terdahulu, Ning Ru Lan."

Hanya satu kalimat itu, cukup bagi orang yang lebih cerdas di dalam kerumunan untuk memahami maksudnya.

Pei Qian Hao menyaksikan semua ini dengan mata dingin. Saat ia mendengar apa yang dikatakan Hua Zi Rong, ia mencibir. "Itu benar. Namun, karena ini adalah Putri Pertama Kekaisaran Nan Zhao, tidak pantas bagi Pangeran ini untuk berkata banyak."

Kata-kata Pangeran Hao jelas-jelas setuju dengan Hua Zi Rong. Mereka semua menebak kalau wanita yang menari bukanlah Ning An Lian. Ditambah lagi, Putri Pertama Kekaisaran yang sekarang, sudah kalah dari pendahulunya di setiap bagian.

Apa yang paling dibenci oleh Ning An Lian adalah orang lain membanding-bandingkannya dengan Ning Ru Lan. Aku jelas-jelas lebih baik daripada Ning Ru Lan dalam segala hal, dan menjalani kehidupan dengan gaya yang tidak terkekang semauku juga. Setidaknya, aku bukanlah setumpuk tulang seperti Ning Ru Lan.

Tetapi, ia masih tidak tenang saat orang lain membandingkan dirinya dengan Ning Ru Lan. Apanya yang buruk dariku?

Pei Qian Hao segera menambahkan kalimat lainnya. "Sebenarnya, tarian yang kita lihat bukannya sepenuhnya tiada bandingannya. Dengan tarian seunik Jing Hong, Pangeran ini ingin sekali melihatnya lagi jika pergelangan kaki Putri Pertama tidak cedera."

Dalam hatinya, Ning An Lian tahu bahwa Pei Qian Hao mengatakan itu secara sengaja. Dengan Su Xi-er menjadi pelayannya, mana mungkin Pangeran Hao tidak tahu kalau ialah yang menari?!

Namun, ia tidak boleh kehilangan kendali di perjamuan sepenting ini; sebaliknya, ia dengan cepat menjawab, "Cedera Putri ini pasti kambuh karena Tarian Jing Hong, tetapi itu bukan masalah besar. Putri ini akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk menari untuk semuanya di masa mendatang."

Ning Lian Chen duduk di kursi teratas dan tidak bicara sama sekali, hanya memerhatikan situasi yang terpapar di hadapannya. Hanya ia yang tahu bahwa apa yang dikatakan oleh semua orang itu tepat sasaran. Orang yang menari bukanlah Ning An Lian. Tidak mungkin ia cukup berbakat untuk tarian Jing Hong yang memikat.

Ketika Ning Lian Chen melihat Ning An Lian diinterogasi oleh semua orang, ia menyembunyikan senyuman di sudut mulutnya dan berkata, "Putri Pertama, gerakan tarianmu sungguh tidak sebagus milik Kakak Perempuan Ning Ru Lan!"

"Kau ...." Ning An Lian merasa ada darah yang melonjak ke tenggorokannya, hampir tersembur keluar.

Ning Lian Chen, beraninya kau mencemoohku. Apakah kau sungguh berpikir kalau dirimu adalah Kaisar sekarang? Kita lihat saja, seberapa tinggi dan agungnya yang kau bisa, sekalinya semua orang ini pergi. Kau akan seperti sebuah boneka yang menari-nari di atas telapak tanganku!

Ia menjawab, "Yang Mulia, Anda benar. Putri ini tidak sebaik wanita penuh dosa itu, Ning Ru Lan. Bagaimanapun juga, ia sudah melatih tarian Jing Hong lebih lama dari Putri ini. Putri ini akan lebih banyak berlatih untuk mencapai tingkatannya di masa depan. Selain itu, Yang Mulia semestinya tidak membandingkan Putri ini dengan seorang pendosa yang telah melakukan kejahatan mengerikan seperti Ning Ru Lan!"

Ia sengaja menekankan kata-kata 'wanita penuh dosa dan 'pendosa', menyebabkan ekspresi Ning Lian Chen berubah.

"Meski jika ia adalah seorang pendosa, tariannya masih lebih baik ketimbang dirimu Kakak Perempuan. Kau bahkan tidak ada sepersepuluhnya dari Ning Ru Lan." Senyuman Ning Lian Chen tampak lebih baik lagi daripada Yun Ruo Feng, tetapi mengandung sejejak keberbahayaan di waktu yang bersamaan. Ning An Lian tidak tahu apa yang harus diperbuatnya selain marah.

Ning An Lian tidak tahu bahwa ekspresi Yun Ruo Feng juga mendadak berubah sebelum kembali normal saat ia berbicara.

Akhirnya, Yun Ruo Feng berkata, "Yang Mulia, Putri Pertama, tidak pantas untuk membahas Putri Pertama Kekaiasaran terdahulu di perjamuan kerajaan."

Kedua orang itu jadi terdiam, tetapi tidak ada satu pun di antara mereka yang berekspresi baik.

Ning An Lian tahu bahwa tidak pantas baginya untuk berdiri di sana lagi, jadi ia meminta dayang istana untuk segera membawanya kembali ke tempat duduknya.

Chu Ling Long juga bangun untuk kembali ke tempat duduknya, tetapi tidak sebelum beberapa kata-kata beracun keluar dari mulutnya. "Semua orang yang hadir pernah berlatih seni bela diri sebelumnya. Bagi pergelangan kaki Putri Pertama Kekaisaran jadi bengkak separah itu .... Haha."

 

Continue reading CTF - Chapter 199

CTF - Chapter 198

Consort of A Thousand Faces

Chapter 198 : Pemandangan yang Menyedihkan


Tepat saat Yun Ruo Feng merasakan bahwa semua orang sudah ditenangkan, Chu Ling Long bangkit, dan menunjuk ke arah para penari di atas panggung.

"Putra Mahkota ini berpikir bahwa tidak ada satu pun dari orang-orang ini yang bisa menari sebaik Putri Pertama Kekaisaran. Gerakan tariannya begitu anggun dan indah sampai aku mau menyaksikannya lagi dan lagi."

Ning An Lian baru saja makan sesuap saat Chu Ling Long berbicara, membuatnya langsung mulai tersedak dan batuk-batuk. Seorang dayang istana di sisinya cepat-cepat menyerahkan sehelai saputangan padanya.

Chu Ling Long menatap Ning An Lian kebingungan. "Putri, tarianmu begitu indah hingga membuat orang berharap untuk pertunjukan tambahan. Tentunya semua orang di sini pasti setuju dengan Putra Mahkota ini?"

Saat ia mengatakan itu, semua orang yang lainnya jadi tergiur.

Banyak dari mereka yang hadir, sudah pernah melihat tarian Ning Ru Lan. Setelah melihat tarian Ning An Lian, mereka sudah siap mengatakan kalau keduanya memiliki gerakan tarian Jing Hong yang sebanding.

Hanya mereka yang hadir yang akan mengetahui betapa indahnya tarian Jing Hong. Jika mereka bisa melihat tarian lainnya dari Putri Pertama Kekaisaran, itu akan lebih baik lagi.

Oleh sebab itu, Chu Ling Long sungguh menyuarakan apa yang sedang dipikirkan semua orang. Datang ke Nan Zhao adalah benar-benar untuk kami menikmati visual dari perjamuan kerajaannya. Kami harus kembali setelah kami puas dengan segalanya, bukan?

Sementara untuk Chu Ling Long sendiri, niat aslinya berbeda. Menonton beberapa wanita berputar-putar kesana-kemari, sama sekali tidak menarik. Aku bisa melakukan itu juga di Kerajaan Dong Ling. Tetapi, untuk Putri Pertama Kekaisaran, tariannya sudah pasti akan menjadi lebih memikat lagi setelah minum anggur sebanyak itu.

Tidak banyak orang yang memiliki pemikiran nakal yang sama seperti Chu Ling Long, tetapi memang benar, bahwa mereka tidak mampu melupakan tarian Putri Pertama Kekaisaran.

Suara yang mantap bisa terdengar, semuanya mendesak Ning An Lian untuk menari lagi.

Yun Ruo Feng tidak merasa lebih baik daripada Ning An Lian mengenai situasinya. Tabib kekaisaran sudah mengatakan kalau ia tidak boleh melangkah lebar-lebar, terlebih lagi melakukan sesuatu seberat menari.

Meski demikian, Ning An Lian memiliki pemikirannya sendiri mengenai masalah ini. Tetapi, kalau aku tidak setuju, Su Xi-er akan menari menggantikanku lagi; aku tidak boleh membiarkan itu terjadi! Jika aku tidak menari sekarang, maka semua usahaku akan sia-sia. Tidak peduli apa pun, paling tidak aku harus mencobanya!

Tepat ketika Ning An Lian baru saja akan menyetujuinya, Yun Ruo Feng mulai berbicara lebih dulu. "Di perjamuan kerajaan, Putri Pertama Kekaisaran hanya akan menari satu kali. Inilah adatnya. Semuanya, mohon jangan mempersulit Putri Pertama Kekaisaran."

Yun Ruo Feng memberikan tatapan penuh makna pada Ning An Lian, dan ia bisa menebak secara kasar, apa yang sedang pria itu coba untuk sampaikan. Aku tahu bahwa Yun Ruo Feng takut kalau aku akan mengacaukan tariannya dan membuat malu di perjamuan kerajaan, dan sedang mencoba memberitahukan padaku agar tidak nekat. Namun, ini adalah kesempatan yang langka, dan aku tidak mau melewatkannya ....

"Putri ini ...."

"Jika hanya boleh menari satu kali, maka mainkan sebuah lagu. Semestinya itu tidak masalah." Pei Qian Hao menyela. Matanya tidak menatap ke arah sang Kaisar yang duduk di kursi tertinggi, melainkan pada Yun Ruo Feng.

Yun Ruo Feng masih khawatir mengenai ini, tetapi tepat ketika ia baru saja akan menolak, Ning An Lian menjawab, "Baiklah, Putri ini akan memainkan sebuah lagu dan menghibur semuanya."

Ning An Lian menatap Yun Ruo Feng dengan senyum di mulutnya setelah ia selesai berbicara.

Yun Ruo Feng tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, dan hanya bisa membiarkan Ning An Lian melakukan yang ia inginkan. Lagipula, bukan menari; semestinya tidak ada yang salah.

Tepat saat Ning An Lian baru akan pergi untuk bersiap, Pei Qian Hao mengisyaratkan pada pengawal di sisinya sebelum menginstruksikannya dengan suara yang rendah. "Pergi dan bawa Su Xi-er kembali ke rumah posnya untuk Pangeran ini."

"Baik." Si pengawal membeku di tengah jalan saat akan bangkit sebelum mendadak bertanya, "Bagaimana kalau ia tidak mau pergi?"

"Ikat dia dan bawa dia pulang; ia akan kembali ke rumah pos."

Sudut mulut si pengawal pun berkedut. Pangeran Hao memang keras. "Baik, bawahan ini mengerti."

Tidak mungkin Pei Qian Hao akan membiarkan orang-orang ini melihat Su Xi-er lagi. Tadinya, memang idenya untuk membawanya ke perjamuan kerajaan, tetapi ia tidak menginginkan Su Xi-er untuk memutar pinggang dan bokongnya di hadapan begitu banyak pria. Meski jika ia berputar-putar, itu harus tergantung siapa yang ada di hadapannya.

Aku akan memaafkannya kali ini, tetapi tidak akan ada lain kali. Malahan, aku tidak akan membiarkannya untuk berhubungan lagi dengan Yun Ruo Feng di masa mendatang.

Tak lama setelahnya, Ning An Lian perlahan-lahan berjalan menaiki tangga dengan sebuah gu qin di tangannya. Satu-satunya masalah adalah caranya berjalan tampak sangat aneh.

(T/N : Contoh gu qin.)


Pei Qian Hao mengetahui kalau pergelangan kaki Putri Pertama cedera, dan bisa tahu hanya dengan sepintas lihat saja. Namun, Ning Lian Chen, memandang Ning An Lian, berpikir kalau cara berjalannya agak aneh.

Pada akhirnya, ia berhasil menerka kalau ada yang salah dengan kakinya, hingga menyebabkannya berjalan dengan lambat. Bagaimanapun juga, Ning An Lian yang kukenal bukanlah seseorang yang akan berjalan dengan begitu berhati-hati.

Setelah ia duduk dengan benar, suara yang merdu pun mulai menggema dari gu qin di tangan Ning An Lian. Setidaknya, ia cukup berpengalaman untuk melakukan pertunjukan di perjamuan ini.

Suara lembut dari guqin-nya berangsur meninggi sebelum berubah menjadi melodi yang pelan dan lembut. Kemudian lagunya menuju ke puncak lagi, mengakhiri penampilannya.

Lagunya selesai!

Pertunjukan tadi, hanya bisa dianggap biasa saja; sudah pasti tidak cukup untuk memukau para tamu yang sudah pernah mendengarkan banyak lagu yang indah.

Tetapi, bagaimana pun juga, ia adalah Putri Pertama dari suatu kerajaan. Semua orang tetap bertepuk tangan dengan sopan.

Ekspresi Ning An Lian tampak bangga. Akhirnya, aku telah memenangkan kembali sedikit kebanggaan.

Ia bangkit berdiri sambil tersenyum cerah, dan membungkuk kepada semua orang untuk mengucapkan terima kasih pada mereka. "Putri ini hanya punya sedikit keterampilan dan tidak punya banyak pengetahuan. Aku harap suara dari gu qin-ku tidak menyakiti telinga semua orang."

Setelah ia selesai bicara, ia pun bangkit berdiri. Tetapi, tiba-tiba saja ....

"Ouch!" Rasa sakit tajam melonjak dari pergelangan kakinya, dan meskipun Ning An Lian berusaha menahannya, ia tetap berakhir bergelung di tanah pada akhirnya.

Dengan suara yang keras, si Putri Pertama Kekaisaran dari kerajaan ini pun jatuh ke tanah, memperlihatkan pemandangan yang menyedihkan. Tersandungnya yang panik itu menyebabkan hiasan rambutnya miring ke samping, hanya membuat keadaan sulitnya itu bahkan tampak lebih menyedihkan lagi.

Semua orang yang hadir tercengang dengan apa yang baru saja terjadi. Yun Ruo Feng bahkan lebih cemas lagi, langsung bangkit berdiri dari bangkunya.

"Putri Pertama!" Seorang dayang istana segera berjalan mendekat, mencoba memapahnya, tetapi tak peduli apa yang dilakukan orang itu, Ning An Lian tidak bisa bangun. Ia hanya bisa merasakan rasa sakit yang luar biasa di pergelangan kakinya, tidak sanggup mengerahkan tenaga sama sekali.

Rasa sakit kali ini bahkan melebihi ketika ia naik ke atas panggung. Wajah Ning An Lian mendadak jadi pucat. Hanya setelah beberapa saat, barulah ia berhasil menegakkan tubuhnya.

"Apa yang terjadi?" Chu Ling Long, yang paling suka bergosip, dan tidak tahan, hanya bisa penasaran saat ia melihat ini terjadi.

Tetapi, selain dari Ning An Lian, Yun Ruo Feng, dan Pei Qian Hao, tidak ada orang lain yang mengetahui kenyataannya. Mereka hanya bisa berspekulasi.

Ekspresi Pei Qian Hao acuh tak acuh. Tidak ada yang tahu apa yang sedang dipikirkannya dari matanya yang dalam.

Imajinasi orang-orang pun menjadi liar. Berdasarkan ekspresi dan lemasnya Ning An Lian, sudah jelas kalau cedera yang memengaruhi kakinya bukanlah sesuatu yang ringan.

Chu Ling Long berdiri dan bertanya, "Putri Pertama, ada apa? Apakah kakimu terluka?"

Ning An Lian begitu kesakitan hingga ia tidak mau bicara dengan siapa pun. Ia hanya bisa berjalan secara hati-hati dengan wajah yang pucat.

Chu Ling Long tidak menyerah hanya karena ini dan terus bertanya, "Putri Pertama, sepertinya itu bukan luka ringan. Bagaimana bisa kau terluka ketika kau baik-baik saja semenit yang lalu?" 

Continue reading CTF - Chapter 198

CTF - Chapter 197

Consort of A Thousand Faces

Chapter 197 : Minum Banyak Anggur


Setelah Ning An Lian meneguk tiga cangkir anggur, Chu Ling Long bertepuk tangan. "Sigap sekali. Putra Mahkota ini mengajakmu bersulang."

Kemudian, Chu Ling Long bangkit berdiri, menggesturkan cangkir anggur di tangannya ke arah Ning An Lian sebelum mereka berdua menghabiskan isi cangkir mereka bersamaan.

Ning An Lian tadinya mengira kalau sulangan itu akan menjadi akhirnya, tetapi Chu Ling Long segera meneruskan. "Memang membuat frustasi minum seperti ini. Putra Mahkota ini mengetahui Nan Zhao adalah kerajaan anggur, dan orang-orangnya, entah apakah mereka muda atau tua, pria atau wanita, sanggup menahan toleransi alkohol mereka lebih baik daripada sebuah gentong anggur. Putra Mahkota ini suka minum-minum; dan semenjak aku ada di sini, aku harus minum beberapa cangkir bersama Putri Pertama Kekaisaran untuk melampiaskan ngidam alkoholku."

Ning An Lian sangat mengetahui toleransi alkoholnya, tetapi juga tahu bahwa ia tidak bisa menolaknya. Alhasil, ia hanya mengangguk setuju. "Tentu. Karena Yang Mulia ingin minum dengan Putri ini, bagaimana mungkin aku menolak?"

"Bagus! Ternyata, Putri Pertama Kekaisaran adalah seseorang yang cekatan. Namun ...."

Mendengar kata 'namun', membuat jantung Ning An Lian berdebar. "Ada apa? Yang Mulia boleh bicara terus terang."

"Memang tidak memuaskan, minum dari satu cangkir kecil sekali minum. Berhadapan dengan putri dari kerajaan anggur, Pangeran ini merasa kalau lebih memuaskan untuk minum dengan mangkuk yang besar."

Kata-kata Chu Ling Long langsung menyebabkan yang lainnya bingung.

"Hah? Mangkuk besar? Kita bukan berada di alam liar ataupun desa yang kecil. Apakah pantas minum seperti itu?"

"Benar sekali, hanya orang barbar yang minum seperti itu. Mengapa Putra Mahkota Chu mau minum dengan gaya seperti ini?"

Dihadapkan dengan usulan tak terduga ini, Ning An Lian tercengang sejenak.

Seolah mendadak menyadari kalau itu kurang pantas, Chu Ling Long merenung sebentar sebelum berbicara lagi. "Kita bisa melupakan soal mangkuk besar, tetapi paling tidak, kita bisa mendapatkan cangkir anggur yang lebih besar, bukan? Kalau tidak, berapa lama kami ada di sini, jika kami minum dari cangkir-cangkir kecil ini?"

Kali ini, tidak ada yang keberatan.

Ning An Lian tahu bahwa Putra Mahkota Chu selalu menjadi orang yang licik. Ini jelas-jelas mau membuatku mabuk tanpa makan.

Ia memandang orang-orang di sekitarnya. Aku tidak punya dasar untuk membantah Putra Mahkota Chu di depan begitu banyak orang. Bagaimanapun juga, akulah yang terlambat. Jika aku tidak menerimanya, aku tidak tahu bagaimana Putra Mahkota Chu akan mempersulitku!

Meskipun Pei Qian Hao dan Yun Ruo Feng tetap diam, mata mereka berdua terpaku pada Ning An Lian. Mata orang itu dipenuhi kesengajaan selagi ia menatapnya.

Melihat situasi itu, Chu Ling Long bertanya provokatif. "Apa, permintaan Putra Mahkota ini terlalu berlebihan untuk Putri Pertama Kekaisaran? Atau, apakah Putri Pertama memandang rendah Dong Ling dan berpikir kalau itu merendahkan dirinya, untuk minum beberapa cangkir dengan Putra Mahkota ini?"

"Putri ini ...." Ning An Lian baru saja akan menjawab saat Ning Lian Chen menyelanya dari bangku teratas.

"Yang Mulia Putra Mahkota, Kakak Perempuan tidak bermaksud demikian."

"Kalau begitu, apa maksudnya?"

Mata semua orang berpaling pada Ning Lian Chen. Bahkan Ning An Lian juga memandangnya intens, meski dengan tatapan yang menakutkan.

Aku harus memastikan Ning Lian Chen tahu agar tidak memprovokasiku saat ini. Kalau tidak, aku tidak yakin apa yang akan kulakukan padanya setelahnya!

Namun, Ning Lian Chen mengabaikan ancamannya dan menatap Chu Ling Long dengan senyum ramah di wajahnya. "Nan Zhao sudah memiliki hubungan yang luar biasa dengan Dong Ling selama bergenerasi. Yang Mulia Putra Mahkota, setelah membuatmu menunggu begitu lama hari ini, aku yakin, Kakak Perempuan akan dengan senang hati minum bersamamu. Terlebih lagi, ia memang selalu peminum yang cukup baik. Ia hanya ragu-ragu barusan ini, karena ia tidak menduga kalau Putra Mahkota akan menjadi sangat ramah, dan melamun sejenak."

Mendengar perkataan Ning Lian Chen, Pei Qian Hao terkekeh di dalam hatinya. Kaisar kecil ini sungguh pandai bicara. Dikurangi dengan gaya megah, sebenarnya, ia sedang mengimplikasikan kalau Ning An Lian terlalu bodoh untuk merespon Chu Ling Long hanya setelah beberapa kata.

"Oh?" kata Chu Ling Long jelas sekali tidak percaya.

Ning Lian Chen tidak peduli apakah orang lain memercayainya atau tidak, dan lebih tidak peduli lagi dengan pelototan jahat Ning An Lian. Ia langsung melambaikan tangan dan memberi isyarat pada kasim kecil di sebelahnya. "Kemari, siapkan cangkir yang lebih besar untuk Kakak Perempuan dan Yang Mulia Putra Mahkota."

"Baik, Yang Mulia."

Kemarahan Ning An Lian terpancar keluar. Kalau bukan karena semua orang yang berada di sekitar mereka, ia akan bergegas menghampiri Ning Lian Chen sebelum menamparnya dua kali dan mencercanya.

Namun, ia hanya bisa ikut bermain dan menatap Chu Ling Long sambil tersenyum untuk sekarang, setuju dengan Ning Lian Chen. "Yang Mulia benar."

Yun Ruo Feng menatap Ning Lian Chen. Aku tidak pernah menyangka ia melakukan ini, tetapi aku tidak boleh membantu Ning An Lian dengan segala hal kecil. Melakukan demikian, hanya akan mempermalukan Nan Zhao, menyebabkan orang lain meremehkan kami.

Kemudian, ia mengalihkan pandangannya pada Ning An Lian. Beruntungnya, entah bagaimana, ia tenang dan tidak menanggapi provokasi Ning Lian Chen.

Saat inilah, Ning An Lian menyadari Yun Ruo Feng menatapnya. Mereka bertemu pandang, memperlihatkannya tatapan penuh air mata dan kepedihan.

Mengetahui kalau Ning An Lian entah bagaimana harus ditenangkan, Yun Ruo Feng mengangguk dan mengetuk ringan mejanya dua kali dengan tangannya: sebuah tanda kalau ia mengerti. Ia tidak boleh memusatkan diri untuk masalah kecil dan kehilangan kesempatan mendapatkan yang besar.

Keduanya sudah sering kali berinteraksi sebelumnya, dan Ning An Lian segera paham apa maksud Yun Ruo Feng. Ia langsung merasa lebih baik.

Tunggu saja, Ning Lian Chen! Aku akan menoleransimu untuk sekarang, tetapi, lihat saja bagaimana aku akan menanganimu setelah semua utusan pergi!

Segera saja, guci anggur dan cangkir dibawa ke meja. Memindai cangkir yang lebih besar dan koleksi anggur kuat yang panjang ini, mata Ning An Lian pun hanya bisa sedikit melebar.

Minum alkohol sebanyak ini dengan perut kosong bisa menyebabkan kematian!

Ia mengangkat kepalanya, menatap Ning Lian Chen, hanya untuk menyadari kalau ia bahkan tidak meliriknya sedikit pun.

Chu Ling Long terburu-buru ingin bertanding dengan toleransi alkoholnya, sementara pria lainnya sedang berpikir bagaimana membuat si putri cantik mabuk, sesuatu yang sangat amat mereka nantikan.

Dalam kesulitannya, Ning An Lian menyadari untuk pertama kalinya bahwa para dayang istana benar-benar ahli dan gesit dalam menuangkan anggur.

Ning An Lian tidak mabuk bahkan setelah meneguk beberapa cangkir, tetapi ia bisa merasakan perutnya mulai bergejolak sewaktu mulutnya dipenuhi dengan rasa dari cairan pedas itu.

Yun Ruo Feng tidak sanggup melihat ini dan menyuarakan. "Semuanya, kami tidak mengundang semua orang ke perjamuan kerajaan hanya untuk minum-minum. Mengapa kita tidak makan sembari menikmati pertunjukannya?"

Semua orang setuju, sudah mendapatkan bagian bersenang-senang mereka. Bahkan meski Ning An Lian terlambat, ia tetap Putri Pertama Kekaisaran Nan Zhao, dan tidak mungkin dipaksa untuk terus minum hingga ia mempermalukan dirinya sendiri.

Chu Ling Long sendiri merasa enggan, tetapi mengetahui kalau ia sudah menyentuh garis tertentu, dan setuju setelah mempertimbangkannya singkat.

Ning An Lian lega mendengar ucapan Yun Ruo Feng. Dayang istana di belakangnya cepat-cepat mengeluarkan teh pereda mabuk, tetapi si putri hanya merasa sedikit lebih baik setelah makan beberapa suapan.

Pei Qian Hao seperti orang luar yang menyaksikan semua orang membuat keributan, senyuman muncul di sudut mulutnya. Hanya dengan melihat Kaisar Nan Zhao, Ning An Lian, dan Yun Ruo Feng, ia bisa mengetahui, kalau pastinya ada sesuatu yang terjadi di balik layar.

Karena ini adalah pertama kalinya ia menghadiri perjamuan kerajaan Nan Zhao, tidak ada satu orang pun yang berani berbicara pada Pei Qian Hao secara langsung. Pangeran Hao terkenal kejam, dan lebih baik untuk menghindarinya daripada tanpa sengaja menyinggungnya.

Tentu saja, itu tidak termasuk Chu Ling Long dan Hua Zi Rong. Perhatian orang itu bukan pada Pangeran Hao, dan orang itu juga tidak tertarik pada apa pun.

Perjamuan kerajaannya berangsur masuk ke laju yang nyaman. Para utusan dari tiap kerajaan menikmati pertunjukan dari gadis cantik di atas panggung, menyantap makanan mewah, dan minum anggur dari guci yang dihidangkan di setiap meja. Semuanya dilakukan sambil bergosip mengenai kabar menarik dan urusan kenegaraan. Itu jelas sekali adalah pemandangan yang harmonis untuk dilihat.  

 

Continue reading CTF - Chapter 197

CTF - Chapter 196

Consort of A Thousand Faces

Chapter 196 : Vulgar


Kaisar Xi Liu tetap tidak bergerak; benaknya disibukkan oleh wanita berbaju ungu. Benar-benar ada orang di dunia ini yang bisa menandingi Ning Ru Lan. Aku tidak akan memercayainya jika aku tidak melihatnya dengan mataku sendiri.

Amarah muncul dalam diri Yun Ruo Feng, tetapi ia tidak berani memperlihatkannya. Meskipun ia adalah Prince Regent Nan Zhao, semua orang yang ada di sini adalah tokoh yang berkuasa dan berpengaruh di kerajaan mereka masing-masing. Ia tidak boleh dengan santainya menyinggung mereka. "Semuanya, tenanglah. Pangeran ini akan mengirimkan seseorang untuk mencari Putri Pertama Kekaisaran. Seharusnya, ia akan segera berada di sini, dan minum tiga cangkir untuk meminta maaf pada semuanya saat ia tiba. Mohon maafkan pengawasan Nan Zhao kali ini."

Dengan jaminan Yun Ruo Feng, perlahan-lahan, semuanya mengecilkan suara mereka.

Lalu, Yun Ruo Feng memanggil Wei Mo Hai dengan ekspresi gelap di wajahnya. Ia memelankan suaranya dan memerintahkan. "Suruh Su Xi-er kemari dengan cadarnya."

Yun Ruo Feng tidak punya waktu untuk menjelaskan dan mendesaknya. "Cepat!"

Sayangnya bagi Yun Ruo Feng, Pei Qian Hao sudah mengawasinya sejak awal. Sementara ia tidak bisa mengetahui percakapan spesifiknya, ia paham bahwa Yun Ruo Feng berencana untuk menyuruh Su Xi-er muncul lagi.

Apa, kau berencana memanggil Su Xi-er lagi? Bantuan bisa diberikan satu kali, tetapi mustahil bagiku membiarkannya berjalan sesuai keinginanmu dua kali.

Sebelum Wei Mo Hai bisa pergi, Pei Qian Hao angkat bicara. "Pangeran ini dengar bahwa, Putri Pertama Kekaisaran terdahulu tidak pernah mengenakan cadar saat ia menari selama perjamuaan kerajaan, tetapi Putri Pertama Kekaisaran yang sekarang mengenakannya. Mungkinkah, ia berencana melakukan hal yang sama ketika ia muncul nantinya?"

Yun Ruo Feng merasa jantungnya tenggelam mendengarkan kata-kata Pei Qian Hao, tetapi ia hanya bisa memasang senyuman sebelum membalas, "Putri Pertama meminta untuk mengenakan cadar saat ia menari agar memberikan efek yang lebih baik selama pertunjukan. Tentu saja, ia tidak akan mengenakan cadar lagi saat ia keluar nanti."

Yun Ruo Feng berujar enteng, tetapi matanya menatap sampai serasa melubangi Pei Qian Hao, mengetahui orang itu melakukan ini dengan sengaja.

Pei Qian Hao bertatap mata dengannya, bahkan mengenakan senyum samar di wajahnya untuk meniru Yun Ruo Feng.

Kau berencana untuk membuat dayangku keluar lagi dan minum-minum bersama pria-pria ini? Jangan mimpi!

Dengan rencananya yang gagal, Yun Ruo Feng hanya bisa memerintahkan dengan pelan pada Wei Mo Hai sekali lagi. "Pergi lihat bagaimana keadaan Putri Pertama. Bawa ia kemari sesegera mungkin, dan hindari membuang-buang waktu lebih jauh."

Wei Mo Hai mengangguk mengiyakan.

"Jika sungguh tidak bisa, cukup katakan bahwa ia mendadak jatuh sakit dan tidak bisa datang. Pangeran ini akan punya caraku sendiri untuk mengatasinya."

"Mengerti!" Wei Mo Hai menerima perintahnya dan dengan cepat berlalu. Dalam hatinya, ia merasa bahwa Putri Pertama sungguh bisa menyiksa orang lain. Perjamuan kerajaan yang agung ini sudah dibuat menjadi sebuah lelucon karena pergelangan kakinya.

Ning Lian Chen memerhatikan tindakan Yun Ruo Feng dalam diam sebelum tiba-tiba saja berbicara setelah Wei Mo Hai pergi.

"Tidak mungkin Kakak Perempuan Kaisar ini sakit, kan?"

Yun Ruo Feng baru saja minum seteguk anggurnya, dan bahkan masih belum menurunkan cangkir anggurnya saat ia mendengar apa yang dikatakan Ning Lian Chen. Jantungnya tenggelam lebih jauh lagi, tetapi wajahnya tanpa ekspresi.

"Rahmat Yang Mulia tak terbatas dan tak pernah berakhir. Diberkahi dan dilindungi oleh rahmat Anda yang mulia, Putri Pertama Kekaisaran sangat sehat."

Kemudian, Yun Ruo Feng menunjuk ke arah rombongan opera di atas panggung. Tidak jelas apakah ia sedang berbicara pada Ning Lian Chen atau para utusan. "Rombongan opera ini dikenal sulit sekali diundang. Mereka tidak takut pada yang kaya dan berkuasa, dan hanya tampil untuk mencari pengertian dari para penonton mereka. Kalian harus menontonnya dan menghargai pertunjukan yang langka begini."

Tidak ada yang tahu dari kerajaan manakah asal rombongan opera ini, tetapi rumornya bilang kalau mereka disokong oleh seorang tokoh yang berpengaruh. Satu hal yang pasti, semua orang tahu bahwa mereka memang sulit untuk diundang. Setelah cukup beruntung untuk melihat pertunjukan semacam ini, mereka tidak boleh kehilangan kesempatan tersebut.

***

Sementara Yun Ruo Feng mencoba menangani masalah di atrium, Wei Mo Hai sudah sampai di Institut Tabib Kekaisaran. Di dalamnya, Tabib Kekaisaran Fang sudah melakukan akupuntur pada luka Ning An Lian.

"Bagaimana kaki Putri Pertama? Apa ia masih bisa berjalan? Kita tidak bisa menunda kehadirannya lebih lama lagi di perjamuan kerajaannya."

Namun, Tabib Kekaisaran Fang menggelengkan kepalanya. "Kita masih harus mengamatinya."

Menoleransi rasa sakitnya, tiba-tiba saja Ning An Lian berbicara. "Tidak, Putri ini harus pergi."

Aku sudah berada di Institut Tabib Kekaisaran terlalu lama. Sepertinya, semua orang sudah merasa kesal, dan kalau aku tetap di sini lebih lama, semua yang terjadi akan terungkap.

Melihat ketidaksabarannya, Tabib Kekaisaran Fang segera menghentikannya. "Bersabarlah, Putri Pertama. Biarkan pejabat rendah ini menyelesaikan pengobatannya lebih dulu."

Dengan seberapa sakit dirinya, Ning An Lian tidak berani menganggap entengnya. Ia tidak tahu apa yang sudah dilakukan oleh Su Xi-er hingga menyebabkan cedera pergelangan kakinya begitu parah.

Setelah lima belas menit berlalu, Tabib Kekaisaran Fang pelan-pelan melepaskan setiap jarum dari pergelangan kaki Ning An Lian. Ia mengarahkan asisten pengobatan untuk mempersiapkan sebuah kompresan herba agar dioleskan Ning An Lian di area itu, sekaligus memberikannya obat untuk meredakan rasa sakitnya.

"Sudah tidak sakit lagi." Akhirnya Ning An Lian merasa sakit di pergelangan kakinya sudah surut.

Tabib Kekaisaran Fang yang berada di sebelahnya pun membujuknya. "Mungkin sudah lebih baik, tetapi Yang Mulia tetap harus berhati-hati dengan gerakan Anda untuk menghindari memperparah cederanya."

"Putri ini mengerti." Kemudian, Ning An Lian berdiri dan menuju ke perjamuan kekaisaran bersama Wei Mo Hai.

***

Setelah ia sampai di atrium, perhatian semua orang tertuju pada pengumuman kehadirannya.

Setelah menunggu untuk waktu yang lama, banyak orang dengan tidak sabar mengangkat kepala mereka dan menjulurkan leher mereka untuk melihat siapakah yang baru saja berjalan masuk.

Chu Ling Long penasaran dan mendongakkan kepalanya untuk melihat. Kemudian, ia berbicara dengan gaya yang mencemooh. "Setelah menunggu sangat lama, senangnya karena Putri Pertama akhirnya menganugerahi kami dengan kehadirannya. Sulit untuk menjaga antisipasiku tetap terkendali!"

Sisa dari kerumunannya serempak. "Memang, menunggu cukup lama!"

Ning An Lian mengenakan gaun pesta ungu yang menarik perhatian. Batu permata ungu pada hiasan rambutnya berayun selagi ia berjalan, sementara gaun panjangnya menyebar di belakangnya, menyilaukan semua orang.

Riasannya tepat, memancarkan aura memikat dari alisnya.

Para pria yang hadir sudah pernah melihat wanita cantik, tetapi masih tercengang oleh penampilan Ning An Lian. Ia benar-benar terlihat cantik pada pandangan pertama.

Tentu saja, itu semua berkat riasan dan gaunnya yang membuatnya bisa memancing respon yang luar biasa. Demi menetapkan kalau ia lebih baik daripada si jalang Ning Ru Lan itu, ia sudah membuat gaun ini berbulan-bulan sebelum perjamuannya. Semua hiasan rambutnya dibuat dengan gaya yang mirip, dengan Ning An Lian yang mengerahkan semuanya demi membuat orang lain mengingat bahwa ialah yang paling cantik.

Ia memasuki aulanya dengan sikap yang tenang, langkahnya terukur sementara ia mengenakan senyuman ramah di wajahnya.

Pei Qian Hao melihatnya sekilas. Ia bahkan tidak bisa dibandingkan dengan Su Xi-er. Meskipun gaun ungu yang dikenakan Su Xi-er tidak semewah milik Ning An Lian, perbedaan dari pembawaannya tidak bisa ditutupi. Gaun yang dikenakan Ning An Lian tidak lebih dari kasar dan vulgar. Ia merasa jijik bahkan untuk melihatnya sekali lagi.

Di bawah panduan dayang istana, pertama-tama, ia berjalan ke mejanya sebelum ia menghadap pada para utusan dan membungkuk. "Putri ini meminta maaf karena terlambat hari ini. Pertama, aku akan menghukum diriku sendiri sebagai permintaan maaf dengan minum tiga cangkir."

Tepat setelahnya, seorang dayang sudah maju ke depan untuk menuangkan anggurnya.

Tiba-tiba saja, Chu Ling Long terkekeh mendengar pernyataannya. "Putri Pertama sungguh sadar diri. Pangeran Yun juga menyebut kalau Putri harus menghukum dirinya dengan tiga cangkir anggur karena terlambat."

"Tentu saja." Ning An Lian mengangkat cangkir anggur yang diisi sampai meluap sebelum bicara lagi. "Putri ini bersulang pada semua orang dengan tiga cangkir ini; biarkan mereka mewakili permintaan maaf karena terlambat."

Setelah meneguk tiga cangkir anggur berturut-turut, Ning An Lian bisa merasakan sensasi membakar di tenggorokannya. Benar-benar sulit untuk meminum tiga cangkir alkohol sekuat itu dengan perut kosong. Kalau bukan karena fakta bahwa orang Nan Zhao terbiasa minum alkohol, ia pasti sudah merasa mual. 

 

Continue reading CTF - Chapter 196

CTF - Chapter 195

Consort of A Thousand Faces

Chapter 195 : Tidak Bisa Datang


Ning An Lian tidak sanggup tetap marah dengan seberapa sakit dirinya, dan hanya punya sedikit pilihan untuk berpegangan pada dayang yang ada di sisinya.

"Kaki Putri ini sakit!" Wajah Ning An Lian sudah menjadi beberapa tingkat lebih pucat sementara ia mengusap-usap kakinya untuk mengurangi rasa sakitnya. "Tidak tertahankan!"

Melihat situasi di hadapannya, Wei Mo Hai tidak punya pilihan selain memanggil seorang kasim kecil.

"Siapkan tandu untuk Putri Pertama Kekaisaran! Cepat!"

Kaki si kasim kecil jadi lemas melihat aura berkuasa Wei Mo Hai, menyebabkannya tergagap saat ia menjawab, "Ba ... ba ... baik, pelayan ini akan pergi sekarang juga."

Beberapa saat kemudian, si kasim kecil sudah mendapatkan orang untuk membawakan tandunya kemari.

Dengan sigap, Wei Mo Hai memerintahkan dayang istana untuk membantu Putri Pertama menaiki tandunya sebelum kemudian berkata, "Segera menuju ke Institut Tabib Kekaisaran!"

Ning An Lian tergesa-gesa harus menghadiri perjamuan kerajaan dan langsung menolaknya. "Putri ini baik-baik saja, tidak perlu menuju ke Institut Tabib Kekaisaran."

Wei Mo Hai belum pernah berjumpa dengan seorang Putri Pertama Kekaisaran sekeras kepala ini. Gelombang ketidakpuasan muncul di hatinya, tetapi ia tidak berani mengungkapkannya; sebaliknya, ia memilih mencoba membujuk Ning An Lian. "Yang Mulia, pergelangan kaki Anda cedera. Anda semestinya tahu lebih baik dariku bahwa segala usaha Pangeran Yun akan sia-sia jika Anda pergi ke perjamuaan kerajaan sekarang."

Aib yang mutlak, dengan semua kerajaan yang memandang rendah Nan Zhao!

Tidak peduli seberapa enggannya Ning An Lian, ia hanya bisa terus diam dan membiarkan Wei Mo Hai diam-diam mengirimkannya ke Institut Tabib Kekaisaran.

Telah menyelesaikan situasinya sementara waktu, Wei Mo Hai memutar tumitnya dan dengan cepat menuju ke perjamuan kerajaan.

Ketika Yun Ruo Feng melihat kalau Wei Mo Hai tidak kembali bersama Ning An Lian, ia tidak tahan untuk tidak mengerutkan alisnya. Mungkinkah terjadi sesuatu lagi?

Wei Mo Hai tidak menyembunyikan apa pun sewaktu ia maju ke depan dan membisikkan, "Pangeran Yun, Putri Pertama melukai pergelangan kakinya lagi dalam perjalanannya kemari. Bawahan ini sudah mengirimkannya ke Institut Tabib Kekaisaran."

"Bagaimana ini bisa terjadi?" Yun Ruo Feng memelankan suaranya.

Wei Mo Hai menjawab, "Putri Pertama terus saja menanyakan tentang penggantinya untuk tarian itu sepanjang jalannya kemari. Ia membuat pergelangan kakinya terluka lagi akibat keresahannya."

Semakin Yun Ruo Feng mendengarkannya, semakin tidak senang pula dirinya. Pada akhirnya, ia hanya bisa dengan cepat mengendalikan ekspresinya dan mengembalikan raut wajah yang ceria dan lembut. Melirik ke arah para utusan di sekitar mereka, Yun Ruo Feng berbicara sembari menahan napasnya, tanpa menggerakkan bibirnya, menjaga percakapan itu tetap di antara mereka berdua. "Pangeran ini mengerti. Bertahanlah dulu sebentar."

Saat Chu Ling Long, Putra Mahkota dari Dong Ling, melihat kalau seseorang secara pribadi berbisik pada Yun Ruo Feng, kecurigaan muncul di hatinya.

Memandang Yun Ruo Feng, ia tersenyum, berkomentar, "Setelah berpikir bahwa tidak ada orang di bumi ini yang bisa dibandingkan dengan Ning Ru Lan, Putra Mahkota ini dibuat kaget sekali oleh Putri Pertama Kekaisaran yang sekarang. Hanya saja, sudah agak lama semenjak putri pergi untuk berganti pakaian; mengapa ia masih belum kembali ke kursinya? Putra Mahkota ini tidak sabar ingin melihat wajahnya."

Yun Ruo Feng memasang roman muka lembut, tersenyum samar pada Chu Ling Long untuk mengekspesikan permintaan maafnya. "Menari itu sangat melelahkan. Pasti Putri Pertama sedang beristirahat sekarang ini, dan akan segera bergabung dengan kita."

Beberapa orang mengangguk-angguk paham, tetapi ada pula yang tidak bisa menunggu dan menyanggah. "Kami sudah menunggu terlalu lama. Semoga Putri Pertama Kekisaran cepat-cepat keluar dan membiarkan kita melihat kecantikannya!"

"Itu benar, kau tidak bisa membiarkan kami menunggu di sini. Dengan ini diulur-ulur, semua orang akan kehabisan kesabaran. Bukan begitu, semuanya?"

Yang lainnya pun mengangguk setuju.

Mereka semua mengetahui kecantikan dan keanggunan Ning Ru Lan, pernah melihat tarian dan wajahnya sebelumnya. Alhasil, banyak yang meragukan kemampuan Ning An Lian untuk menandingi kemampuan Putri Pertama Kekaisaran yang terdahulu. Bagaimanapun juga, tidak ada orang yang pernah melihat tarian Ning Ru Lan yang akan memercayai bahwa ada wanita lain di dunia ini yang mampu meniru daya pikatnya yang tak kunjung hilang.

Tetapi, mereka tidak pernah menyangka Putri Pertama Kekaisaran yang sekarang akan sehebat ini. Tariannya bisa dianggap sebagus milik Ning Ru Lan, dengan langkahnya memancarkan kecantikan tak terlukiskan yang sama, membuat seseorang mengenangnya setelah pertunjukan tersebut.

Melihat ekspresi bersemangat semua orang, Yun Ruo Feng hanya bisa mengangguk dan meminta maaf, berharap agar tidak ada yang terjadi lagi di pihak Ning An Lian.

Ia menatap Ning Lian Chen yang duduk di kursi utama, hanya menemukan bahwa orang itu setuju dengan para tamu. "Memang, Kakak Perempuan sudah beristirahat terlalu lama. Akan lebih baik untuk cepat-cepat mengundangnya keluar. Xiao Li Zi, pergi dan lihat. Jangan membuat para utusan terus menunggu."

Xiao Li Zi tidak berani berlama-lama. Menerima titahnya, ia dengan cepat beranjak pergi.

Sudah pernah melihat si wanita berbaju ungu, Ning Lian Chen sudah tahu kalau bukan Ning An Lian yang mempersembahkan tarian tersebut. Namun, ia tidak pernah menduga bahwa Yun Ruo Feng akan secara sembunyi-sembunyi menukarkan putri yang asli dengan seorang penipu, menggunakan cadar untuk menyembunyikan wajahnya.

Pastinya ada alasan lain dari keterlambatan Ning An Lian.

Pei Qian Hao adalah orang yang paling tenang di perjamuan itu, diam-diam mengamati semua orang di sekitarnya tanpa mengungkapkan pemikirannya.

Tiba-tiba saja, ia melihat ke samping, hanya merasa sepertinya ada yang hilang: Su Xi-er. Ia sudah begitu terbiasa dengan orang itu berada di sisinya, sampai-sampai terasa ada yang salah tanpa kehadirannya. Ketika sosok langsingnya akhirnya muncul di atas panggung, bahkan Pei Qian Hao saja tidak bisa menahan diri, tergoda olehnya.

Pei Qian Hao merasakan keengganan yang ekstrim di dalam hatinya, memikirkan ada begitu banyak pria di aula yang menonton dirinya. Beruntung sekali, ia mengenakan cadar, jadi tidak ada yang tahu kalau dayangku adalah wanita yang tampil di atas panggung.

Kalau tidak, mata mereka semua harus dicungkil. Karena mereka berpikir kalau Su Xi-er adalah Ning An Lian, maka biarkan saja. Aku tidak akan bilang apa-apa, selama Yun Ruo Feng juga melakukan hal yang sama.

Sementara perdebatannya pelan-pelan reda, Yun Ruo Feng merasa agak terhina, dan tahu bahwa Ning An Lian sudah membuatnya malu lagi.

Melambaikan tangannya, ia memberi sinyal pada para musisi untuk mulai bermain. Melihat ini, rombongan opera pun naik ke atas panggung dan terus memulai pertunjukan mereka.

Mata Yun Ruo Feng menggelap sementara ia menyaksikan pertunjukan di atas panggung. Mengangkat cangkir anggurnya, ia mengajak Pei Qian Hao yang duduk di seberangnya untuk bersulang.

Tidak ingin menjadi tidak sopan, Pei Qian Hao sedikit mengangkat cangkir anggurnya dan mengangguk ke arah Yun Ruo Feng. "Pangeran Yun, Pangeran ini akan minum duluan, sebagai bentuk rasa hormat."

Mengosongkan apa yang ada di dalam cangkirnya, Pei Qian Hao menurunkan cangkir anggurnya sementara menyaksikan Yun Ruo Feng melakukan hal yang sama.

Kemudian, Yun Ruo Feng menatap Chu Ling Long dan berkata, "Putra Mahkota, Pangeran ini mengajakmu bersulang."

Chu Ling Long bangkit berdiri, matanya dipenuhi senyuman. "Putra Mahkota inilah yang seharusnya mengajak Pangeran Yun untuk bersulang. Mari, bersulang."

Setelah keduanya selesai, Yun Ruo Feng mengajak tamu-tamu dari tiap kerajaan untuk bersulang, dimulai dari Kaisar Xi Liu dan menurun ke kerajaan-kerajaan lain yang lebih kecil.

Semua orang berkesempatan untuk bersulang dan bertukar basa-basi, tetapi hingga di akhir semuanya, Ning An Lian masih belum muncul juga.

Chu Ling Long menjadi tidak sabaran dan mempertanyakan Yun Ruo Feng sekali lagi. "Pangeran Yun? Putra Mahkota ini dan para utusan sudah menunggu sangat lama. Mengapa Putri Pertama Kekaisaran masih belum kemari? Mungkinkah ia memandang rendah kami dan tidak bersedia untuk menganugerahkan kami dengan kehadirannya?"

Seorang pemimpin dari kerajaan yang lebih kecil langsung merasa tidak senang. "Benar sekali, kami sudah menunggu sekian lama, dan Putri Pertama Kekaisaran masih belum keluar untuk bersulang dengan kami? Apakah begini cara Nan Zhao memperlakukan para tamu yang sudah jauh-jauh datang kemari untuk menyampaikan doa dan selamat mereka? Bahkan, mendiang Kaisar saja tidak akan menjaga jarak begini di hadapan kami. Jika ia tidak akan datang, jangan buang-buang waktu lagi." 

Continue reading CTF - Chapter 195