Three Lives Three Worlds, The Pillow Book 2
Chapter 20 Part 3
Akan tetapi, warna rambut yang istimewa ini sebenarnya bukanlah hal yang baik. Jadilah, Bai Gungun sudah mulai mengecat rambutnya semenjak usia muda. Pernah ia bertanya pada ibunya tentang alasannya.
Ibunya tersenyum padanya dan berkata itu karena mereka adalah dewa. Bai Gungun adalah seorang anak dewa kecil, dan semua anak dewa kecil memiliki rambut perak dan lambat untuk tumbuh.
Bai Gungun langsung memercayainya karena ia belum pernah bertemu dengan dewa lain ataupun dewa kecil lain secara langsung.
Namun, seiring berjalannya waktu, Bai Gungun menyadari semenjak ibunya memberitahu bahwa mereka adalah dewa, ia sering menggunakannya sebagai alasan untuk banyak hal lainnya.
Sebagai contohnya, ada tujuh kue kastanye di rumah. Ibunya membawa keluar dua piring untuk membagikan mereka dan memberi dirinya empat potong sementara hanya memberinya tiga potong.
Ketika ia memberitahu ibunya dengan serius bahwa ibu teman sekelasnya tidak pernah berebut dengan anak-anak mereka untuk kue semacam ini, ibunya menggaruk hidungnya dan memberitahunya itu disebabkan karena mereka adalah dewa sementara yang lainnya adalah manusia. Dewa-dewi dan manusia punya peraturan yang berbeda mengenai hal ini!
Contoh lainnya adalah bahwa ibunya suka menendang selimut selama tidurnya. Semenjak ia cukup tua untuk mengerti beberapa hal, Bai Gungun akan bangun setiap malamnya untuk menyelimuti ibunya.
Ia selalu mengira bahwa seorang putra hanya terlahir untuk menarik kembali ibunya masuk ke dalam selimut di malam hari.
Lalu, datang satu tahun ketika ia mengetahuinya, selagi berbincang dengan teman-teman kecilnya, kalau semua keluarga orang lainnya berbeda dari miliknya.
Bai Gungun pulang ke rumah dan mengajak ibunya berbicara serius tentang bagaimana seharusnya keluarga mereka mulai sekarang. Ibunya menggaruk hidungnya lagi dan berkata bahwa di dunia dewa, semua anak lelaki terbangun di tengah malam untuk menarik kembali ibu mereka masuk ke dalam selimut. Mereka adalah manusia, apa yang mereka ketahui soal kita para dewa!
Oh, dan masih ada lagi.
Ini, sangat, sangat penting. Bai Gungun tidak ingat lagi kapan tepatnya ia mengetahui untuk pertama kalinya anak-anak di dunia manusia tidak hanya memiliki ibu, tetapi juga ayah.
Setelah salah satu teman dekatnya menanyakan dimana ayahnya berada, Bai Gungun pulang ke rumah untuk bertanya pada ibunya. Ibunya sedang menjemur jagung di halaman waktu itu.
Saat ibunya mendengarnya, sejumlah bonggol jagung berjatuhan dan menimpa kakinya. Ibunya menahan rasa sakitnya dan tersenyum terpaksa padanya.
“Aku melahirkanmu sendirian. Kau tidak punya ayah.”
Bai Gungun berlari dengan kaki gempalnya, menghampiri sang ibu untuk memijat kakinya.
“Tetapi semua teman sekelasku punya ayah,” ia bertanya kebingungan.
Suara ibunya terdengar sedikit jauh ketika ia menjawabnya: “Itu karena kita adalah dewa. Dewa kecil hanya punya ibu, mereka tidak punya ayah.”
Bai Gungun menyadari ada sesuatu yang tidak beres, tetapi ia tidak punya cara untuk mencari tahu soal kebenarannya. Ia hanya bisa mencurigai dalam hati.
Ia dengan tulus berharap bahwa para orang dewasa di dunia dewa tidak benar-benar bertengkar dengan anak mereka demi memperebutkan kue, bahwa orang dewasa di sana akan bangun untuk membantu menyelimuti anak-anak mereka di malam hari, dan bahwa dewa-dewa kecil juga memiliki ayah.
Kalau memang seperti itu, ia juga akan memiliki seorang ayah. Ada kalanya ketika ia bertanya-tanya seperti apa rupa ayahnya jika ia memang punya ayah.
Ia menggunakan orang tua teman-temannya sebagai contoh. Kecuali penampilan, para ayah kelihatannya lebih jago dari para ibu di hampir semua aspek.
Kalau ia memiliki seorang ayah, ayahnya pasti akan lebih jago dalam memasak, kemampuan berpedangnya juga akan lebih baik, ia akan bangun tepat waktu, dan ia tidak akan pernah menendang selimut.
Namun, ini hanyalah pemikiran pribadi Bai Gungun. Ini adalah hal-hal yang tidak pernah diceritakannya pada sang ibu.
Kehidupan tertutup mereka di ngarai Naga Tersembunyi adalah hari-hari penuh kesantaian dan waktu luang. Burung-burung berkerumun di sini di malam hari menuju pegunungan kehijauan dan sinar rembulan yang memutih.
Meskipun tidak seindah di dunia dewa, masih memiliki kecantikan penuh ketenangannya tersendiri.
Saat Fengjiu memikirkan berapa tahun lagi mereka bisa menetap di sini, mendadak ia merasa hatinya terbakar.
Ia mengeluarkan amplop yang diberikan kakeknya untuknya. Segera setelah Fengjiu membuka suratnya, ia menemukan bibinya, Bai Qian sudah pasti menulis surat untuknya.
Bai Qian sering menulis untuknya selama masa dua ratus tahun ini. Surat pertama yang ditulisnya adalah di bulan kedua ia tiba di dunia manusia.
Bibinya mengatakan, tujuh puluh tiga hari kemudian, Donghua akhirnya datang ke Qingqiu untuk mencarinya. Ia menduga, Dijun berpikir bahwa Fengjiu masih ada di sana. Bai Zhi Dijun tidak dapat menghentikannya dan setuju membiarkannya masuk.
Tetapi tentu saja, Dijun tidak bisa menemukan Fengjiu.
Bibinya bilang, ekspresi Dijun sangat buruk, tetapi ekspresi Bai Zhi juga tidak lebih baik.
Dengan dingin ia memberitahu Donghua, “Reputasi Yang Mulia di luar jangkauan keluarga Bai. Sejak awal, ini semua adalah kesalahan gadis itu yang bertingkah. Beruntungnya, ia akhirnya berhasil tersadar dan menyadari ia tidak pantas berbagi seorang suami dengan putri dari Klan Iblis. Ia dengan sukarela meminta cerai darimu. Mohon berikanlah surat pembatalan pernikahan untuknya.”
Wajah Donghua benar-benar tanpa warna, tetapi ia masih berhasil berkata dengan tenang: “Ini bukanlah hal yang dikatakan oleh Xiao Bai.”
Pada saat ini, Dewa Agung Zheyan kebetulan saja membawakan anggur buah persik ke Gua Rubah.
Melihat atmosfer yang tegang, ia dengan sopan ikut campur: “Sudah, sudah, biarkan aku mengatakan satu dua patah kata. Fengjiu benar-benar tidak mengatakan apa pun soal perceraian. Tetapi ia menanyakanku sebuah pertanyaan: mengapa kau terus berbohong padanya? Apakah karena kau pikir ia begitu bodoh dan mudah ditipu? Kau menginginkannya sesukamu, kemudian saat kau tidak menginginkannya lagi, kau membuangnya begitu saja. Ia merasa terlalu lelah; ia sudah tidak menginginkanmu lagi.”
Zheyan mengangkat tangannya: “Tentu saja, perkataan ini terdengar seperti sesuatu yang akan diucapkan oleh anak kecil yang sedang marah, tetapi apakah kau tahu, di hari berikutnya ia benar-benar berkemas dan pergi. Bahkan aku masih belum bertemu dengannya sampai hari ini.”
Saat Dijun mendengarkan hal-hal ini, wajahnya tampak sangat hampa.
Fengjiu sedang bersantai di halaman untuk berjemur di saat ia menerima surat ini.
Tujuh puluh tiga hari.
Ia terdiam sejenak, kemudian membalas suratnya menanyakan bibinya apakah Jiheng dari Klan Iblis sudah sembuh dari penyakit seriusnya dan apakah Cermin Miaohua milik Langit ke-7 Jiuchongtian berada di Klan Iblis Merah saat ini.
Lama setelah itu, bibinya membalas dengan kata: “Tentu saja.”
Fengjiu menatap satu kata itu intens selama beberapa saat dan berpikir bahwa Dijun memanglah sangat teliti. Ia memberikan perhatian yang sepantasnya terlebih dahulu pada Jiheng barulah datang mencarinya.
Apakah dirinya sebegitu tidak tahu malunya di masa lalu sampai Dijun mengira dirinya akan tetap berada di sana untuk menunggunya?
Setelah duduk di sana tenggelam dalam pikirannya untuk sesaat, Fengjiu merasa bahwa ia benar-benar membingungkan. Ia sudah pergi, jadi kenapa pula ia masih memedulikan soal hal-hal sepele ini?
Sesudah itu, Fengjiu tidak pernah membalas kapan saja bibinya mengungkit soal Donghua dalam suratnya.
Beruntungnya, bibinya tidak berbicara banyak soal Donghua. Hanya ada satu kali saat ia mengatakan Donghua mungkin mengetahui kalau Fengjiu pergi ke dunia manusia.
Dewi Agung Bai Qian menunjukkan kekagumannya pada metode Dijun. Ia mengatakan, ketika Dijun tidak dapat menemukan Fengjiu di Qingqiu hari itu, ia segera kembali ke Jiuchongtian dan mendapatkan dua mandat kerajaan dari Tianjun, kemudian menyuruh dewa tetua mengirimkan mereka dengan penghubung segel Yupu dari Istana Taichen kepada Klan Iblis dan Klan Setan.
Segera setelah ketujuh Raja Iblis dan Raja Setan Lijing menerima perintahnya, seketika itu juga mereka membantu mencari Fengjiu dalam wilayah mereka masing-masing.
Bai Qian tidak tahu apa yang sebenarnya tertulis di dalam mandat-mandat itu.
Dijun tampaknya tidak peduli jika seluruh dunia mengetahui kalau dirinya telah kehilangan pengantin wanitanya dengan caranya menjelajahi seluruh dunia demi Fengjiu.
Tetapi, pencarian besar-besaran ini juga terbukti sangat efektif. Hanya dibutuhkan seratus delapan puluh tahun untuk menjungkirbalikkan seluruh dunia.
Gagal menemukan bayangan Fengjiu bahkan setelah mengoyak seluruh dunia dewa, Dijun pastinya akan memikirkan dimana ia bersembunyi.
Bai Qian bercanda dalam suratnya selagi ia mengatakan bahwa kalaupun Dijun tahu Fengjiu pergi bersembunyi di dunia manusia, dunia manusia terdiri dari jutaan dunia. Duduk di hadapan Cermin Miaohua untuk memerhatikan setiap dunia bahkan tidak akan menjamin penemuan lokasinya.
Lebih-lebih lagi, Cermin Miaohua sudah dikirimkan ke Klan Iblis Merah. Ia dengar, mereka masih belum menemukan tempat yang cocok untuk menggantungkannya.
Mudah untuk menurunkan Cermin Miaohua, tetapi jauh lebih sulit untuk menggantungkannya.
Bahkan kalaupun Donghua sendiri yang datang untuk menggantungkannya, air terjun seluar biasa itu akan membutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun untuk terkumpul. Sama saja, ini semua adalah masalah yang dibuatnya sendiri.
Menuju akhir, Bai Qian menyebutkan belum lama ini ia bertemu tanpa sengaja dengan Donghua. Jiwa Dijun tampaknya jadi jauh lebih buruk dari sebelumnya. Ia jadi sangat kurus dan wajahnya terlihat penyakitan.
Biar begitu, Bai Qian segera menambahkan bahwa cuaca di Langit tidak begitu bagus belakangan ini. Ia sendiri saja terkena flu, jadi Dijun pun mungkin terserang flu.
Pada saat Fengjiu menerima surat ini, ia sedang duduk bersama Bai Gungun di sebuah puncak gunung yang tinggi untuk mendengarkan suara angin dan petir.
Hujan badai itu mengepak menghantam sisi pegunungan layaknya genderang upacara dunia manusia. Bai Gungun mendengarkannya dengan girang. Bahkan rambutnya pun berantakan tertiup angin, wajah kecilnya dipenuhi ketulusan, dadanya berdebar kegirangan.
Fengjiu membaca seluruh suratnya di tengah angin badai. Ia sudah jadi lebih tenang sekarang dibandingkan dengan seratus tahun sebelumnya. Walaupun ia merasa konyol bahwa Donghua masih mencarinya seperti ini, ia pergi bukan karena ia merasa terlampau sakit.
Itu akan terdengar seolah dirinya sedang bersembunyi dari Donghua. Ia tidak melakukan kesalahan apa pun, jadi mengapa ia harus bersembunyi? Bukan tujuannya untuk menjaga lokasinya sebagai suatu rahasia.
Keluarga Bai hanya ingin mempersulit Donghua sebagai bentuk kemarahan mereka. Meskipun begitu, dalam retrospkesi, sungguh tidak ada lagi hal yang dapat dibicarakan di antara Donghua dengannya. Tidak berjumpa lagi satu dengan yang lainnya sebenarnya bukanlah hal yang buruk.
Fengjiu menarik napas panjang di tengah embusan angin. Dan berakhir membuat dirinya tersedak.
Apa yang tidak diketahui Fengjiu adalah bahwa Bai Qian menyembunyikan sesuatu darinya dalam suratnya ini.
Memang benar bahwa Dewi Agung Bai Qian bertemu dengan Donghua Dijun, tetapi itu bukanlah sebuah ketidaksengajaan. Malahan, Dijun secara pribadi mengundangnya ke Kolam Giok untuk menikmati pemandangan teratai yang bermekaran.
Walaupun Bai Qian bergelar sebagai seorang Dewi Agung, ia masih tetaplah seorang junior jika dibandingkan dengan Dijun.
Sebagai seorang tetua, Dijun bisa saja mengirimkan seseorang untuk menyampaikan perkataannya jika ia ingin mengundang Bai Qian untuk menikmati pemandangan bunga.
Tetapi, Dijun malah secara pribadi menuliskan sebuah undangan. Karakter yang luar biasa kuat ditunjukkan melalui kaligrafinya yang kuat dan mengalir.
Aroma teh tercium di dalam paviliun dekat Kolam Giok. Keduanya mengambil tempat duduk mereka.
Di tengah uap teh, Dijun langsung bicara tanpa basa-basi: “Apakah Xiao Bai turun ke dunia manusia?”
Bai Qian tersentak, lalu tersenyum sopan dan berkata, “Sebagai teman Fengjiu, Siming juga datang menanyakannya padaku. Keluarga Bai tidak pernah terlalu peduli soal kemajuan pelatihan anak-anak mereka. Yang kutahu adalah ia pergi untuk mendapatkan beberapa pengalaman. Akan tetapi, untuk kemana dirinya pergi, aku sungguh tidak tahu.”
Dijun memandang lurus ke arahnya, suaranya terdengar dangkal: “Kau mengetahuinya.”
Senyum Bai Qian perlahan lenyap.
“Apakah Yang Mulia ingin mendengarkan sebuah kisah?”
Tanpa menunggu responnya, ia melanjutkan, “Gadis itu, Fengjiu, sangat ahli dalam memasak. Ia tahu bagaimana caranya membuat sesuatu dan semuanya di dunia ini, tetapi ada satu hal yang tidak diketahui bagaimana cara memasaknya, dan itu adalah tanaman unicorn. Apakah Yang Mulia tahu mengapa?”
Bai Qian menuangkan secangkir teh untuk dirinya sendiri dan melanjutkan: “Bukan karena Fengjiu membenci rasa tanaman unicorn atau karena ia alergi pada tanaman itu. Hanya saja, karena tanaman ini cuma tumbuh di Langit Barat dan tidak bisa bertahan hidup di tempat lain. Karena itu adalah favoritnya sejak kecil, ia menghabiskan tiga ratus tahun tahun penuh kegigihan mencoba menanamnya di Qingqiu. Fengjiu bahkan mengabaikan tugas sekolahnya di tengah prosesnya dan mendapatkan pukulan dari ayahnya beberapa kali.
"Ia benar-benar menuangkan semua energinya untuk menanam itu tetapi tanaman unicorn itu akhirnya tidak dapat bertahan hidup di Qingqiu. Fengjiu begitu lelah sampai ia akhirnya menyerah begitu saja. Sejak saat itu, ia tidak pernah membicarakan soal makanan apa pun dengan tanaman unicorn apalagi memakannya lagi.”
Ia menatap Donghua penuh arti.
“Sekalinya bocah itu memutuskan untuk memotong sesuatu, ia memotongnya lebih bersih daripada siapa pun. Seseorang sedingin diriku saja masih terhitung cukup berhati hangat dibandingan dengannya soal ini. Dan yang menarik adalah, Fengjiu selalu meyakini bahwa dirinya adalah orang yang sentimental, tidak pernah menyadari terkadang, betapa tidak simpatiknya dirinya sendiri, seperti bagaimana ia tidak pernah menyadari ia tidak lagi memakan tanaman unicorn itu.”
Dijun mendadak terbatuk, yang kemudian diikuti dengan rentetan suara batuk lainnya yang bertahan selama sesaat sebelum akhirnya berhenti.
Ia berkata pada Bai Qian dengan suara serak, “Analogimu tepat. Pada saat ini, akulah tanaman unicorn yang ditinggalkannya.”
Ia terbatuk lagi.
“Tidak lagi memiliki cintanya, jadi tidak ada apa pun yang dapat benar-benar dibicarakan setelah dibuang. Tetapi bagiku, aku ingin mencarinya dan mencoba memberi kami kesempatan lagi.”
Wajah Bai Qian menunjukkan sejejak keterkejutan selagi ia berkata, “Lalu, kenapa tidak kau pertaruhkan taruhanmu di jutaan dunia manusia ini. Mari kita lihat apakah kau dan Fengjiu ditakdirkan atau tidak.”
Mata suram Dijun jadi lebih muram mendengarkan komentar Bai Qian.
Pada akhirnya ia menjawab, “Kau menyuruhku mempertaruhkan takdir kami di saat kami tidak ditakdirkan. Aku mungkin tidak akan pernah menemukannya lagi.”
Mata bersahabat Bai Qian perlahan berubah dingin.
Ia memainkan tutup teh di tangannya dan perlahan membalas, “Lalu mengapa mencarinya kalau kau merasa dirimu dan Fengjiu tidak ditakdirkan bersama? Kalau kau tulus ingin menemukannya, akan selalu ada cara.”
Pendek kata, Donghua sungguh menemukan cara lain. Itu adalah ketika Fengjiu menerima sebuah surat dari Bai Qian sementara dirinya sedang merenungi soal masa depannya di ngarai Naga Tersembunyi.
Surat ini benar-benar mengejutkan Fengjiu. Tertulis di dalamnya bahwa Kolam Giok di Langit akan dibuka untuk terakhir kalinya pada tanggal lima Mei ketika Dijun akan menganugerahkan gelar-gelar pada dewa-dewi yang baru naik ke langit.
Setelah dewa-dewi ini dizinkan untuk membersihkan segala debu duniawi mereka, Kolam Giok akan ditutup selamanya, dan Langit tidak akan pernah mengizinkan kenaikan menjadi makhluk abadi dari dunia manusia lagi.
Di akhir suratnya, Bai Qian penasaran sejak kapan Donghua menginvestigasi soal masalah Ye Qingti. Tindakannya jelas-jelas menunjukkan ia ingin menggunakan Ye Qingti untuk memaksa tangan Fengjiu.
Dijun sungguh menemukan sebuah cara yang bagus untuk memancing Fengjiu keluar.
Ia melanjutkan dengan mengatakan Fushen pernah berkomentar bahwa Donghua telah mencapai kesempurnaan pikiran dalam kesembilan kekekalan abadi dimana kebaikan dan kejahatan hanya terpisahkan oleh satu pikiran.
Apa yang dilakukannya sangat tercela bahkan mungkin Dijun sudah kehilangan keseimbangannya dan tercebur langsung menuju ke sisi kegelapan.
Fengjiu memegangi surat di tangannya, tidak mampu menghentikan gemetarannya.
Sudah bertahun-tahun lamanya semenjak ia terakhir merasa seperti ini.
0 comments:
Posting Komentar