Senin, 30 November 2020

CTF - Chapter 22

Consort of A Thousand Faces

Chapter 22 : Berulang Kali Menyentuh

Su Xi-er merasakan sakit menyengat dari dagunya saat kepalanya dipaksa mendongak. Meskipun ia paling benci dikendalikan oleh orang, ia tidak punya banyak pilihan sekarang ini.

"Kau benci diperlakukan seperti ini oleh orang lain?" Pei Qian Hao terkekeh pelan. Lalu, ia melepaskan dagunya. Tangan kanannya melingkari pinggang rampingnya selagi ia perlahan-lahan menurunkan kepalanya.

Wajah tampan yang memancarkan aura jahat sedikit demi sedikit mendekatinya, napas panasnya mengenai sisi wajahnya. Adegan dari hutan sebelah Istana Samping langsung melanda benaknya.

Ketika ia melihat kalau pria itu menjadi semakin dekat, Su Xi-er memalingkan kepalanya dan mengangkat tangannya, ingin mendorongnya menjauh dengan galak.

Akan tetapi, semakin ingin ia melepaskan diri, semakin dekat pula pria itu padanya.

"Su Xi-er, kau takut pada Pangeran ini?" Ucapannya penuh dengan aura jahat. Tangan kiri Pei Qian Hao dengan aman memegangi tangannya di tempatnya selagi ia memaksanya ke sudut.

Tepat saat Pei Qian Hao mengenggam pergelangan tangan kirinya, ia tahu ada sesuatu yang salah.

Su Xi-er sepenuhnya tidak dapat membalas dengan keadaan tubuhnya yang lemah dan kurus. Tak lama setelahnya, tangan kirinya terangkat dan dihimpit ke dinding olehnya.

"Jenis bubuk obat seperti ini ..." Pei Qian Hao bergerak mendekat untuk membauinya dan aroma menyegarkan menguar masuk ke dalam hidungnya.

Tiba-tiba saja, ia mengangkat sudut bibirnya dan tersenyum bebas dengan gaya jahatnya. "Pergelangan tanganmu pernah mengalami cedera sebelumnya. Terlebih lagi, bukan cedera yang ringan. Jenis bubuk obat semacam ini khusus untuk mengobati terkilir, terlebih lagi tulang yang bergeser."

Su Xi-er mengatupkan bibirnya rapat dan menundukkan kepalanya. Saat ia mengangkat kepalanya lagi, sudah ada air mata di matanya. "Dayang Senior Zhao diam-diam menghukum hamba dengan cambukan. Ini menyebabkan tulangku berpindah."

"Oh?" Nada suaranya meninggi, sudah jelas tidak mempercayainya.

"Pangeran Hao, jika Anda tidak mempercayainya, Anda bisa pergi dan menanyakannya pada Dayang Senior Zhao." Su Xi-er sudah mulai meratap dengan suara pelan, tampak sangat lemah dan menyedihkan.

Alis Pei Qian Hao melengkung. Mengapa ia langsung jadi begini?

Ia melepaskannya, namun tetap memfokuskan pandangannya pada Su Xi-er. "Pangeran ini bertanya padamu, siapa orang yang memperbaiki letak tulang di pergelangan tanganmu setelah mereka bergeser?"

Su Xi-er mengigiti bibirnya saat tetesan air mata menuruni pipinya. Sekarang ini ia paling handal dalam bersandiwara. "Dayang Senior Zhao menjatuhkan hukuman secara diam-diam. Namun, peraturan istana mendikte bahwa ketika seorang dayang senior menghukum dayang istana di bawah tanggung jawabnya, harus ada alasannya. Demi menghindari orang lain menyadarinya, Dayang Senior Zhao menginstruksikan seorang dayang yang memiliki keahlian pengobatan untuk memperbaiki letak tulangku."

"Siapa yang menganugerahkan bubuk obat di tanganmu padamu?" Pei Qian Hao bertanya lagi.

"Pangeran Kekaisaran Ketiga." Ini adalah kenyataannya. Sementara bagaimana Situ Li dan Pei Qian Hao bersaing, itu tidak ada hubungannya denganku.

Perkataannya membuat Pei Qian Hao terkekeh. "Bubuk obat ini bukanlah obat-obatan biasa. Hanya orang-orang berstatus bangsawan yang dapat menggunakannya. Karena ia sangat memperhatikanmu, mungkinkah ia ingin menikahimu sebagai Wang Feinya?"

Su Xi-er dengan sengaja berpura-pura panik. "Hamba tidak berani."

Pei Qian Hao meliriknya dan berjalan menuju pintu kamar tanpa mengatakan apa-apa.

"Pangeran Hao, jika Anda langsung keluar dari kamar hamba ini, itu tidak akan baik, bukan ..."

"Ketika itu adalah sesuatu yang ingin dilakukan Pangeran ini, aku tidak pernah mempertimbangkan orang lain. Walaupun aku keluar, dayang mana yang berani membicarakan Pangeran ini?" Ucapannya penuh arogansi yang mendominasi dan kebangsawanan yang meresap masuk hingga ke tulangnya.

Su Xi-er tidak berbicara dan memperhatikannya berjalan keluar.

Namun, Pei Qian Hao tidak pergi, malahan memanggil Dayang Senior Zhao ke halaman Istana Samping.

Semua dayang istana menahan napas mereka dan menyaksikan dengan perhatian penuh. Pria tampan nomor satu di Bei Min, Pangeran Hao yang tidak tertandingi kehormatannya, sedang berdiri di halaman Istana Samping! Mereka semua kegirangan dan ingin sekali mengangkat kepala mereka untuk melihat sekelebat sosoknya.

Akan tetapi, segera setelah mereka mengumpulkan keberanian mereka untuk melirik ke arahnya, mereka terpaksa menundukkan kepala mereka lagi, tidak berani melihatnya sama sekali.

Dayang Senior Zhao dihukum untuk berlutut di atas tanah. Atmosfernya berat dan kesombongan Pangeran Hao mungkin merembes keluar, menekan semua orang dan dengan ganasnya menakuti setiap orang.

"Kau menjatuhkan hukuman diam-diam dan menyakiti Su Xi-er?" suara Pei Qian Hao dingin dan keras.

Tubuh Dayang Senior Zhao gemetaran. Ia sama sekali tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh Pangeran Hao. Cedera di pergelangan tangan Su Xi-er tidak ada hubungannya denganku.

"Hamba, dayang tua ini ..." Aura dingin yang menguar dari Pangeran Hao sangat menakutinya sampai-sampai ia tercengang.

Tepat di saat ini, Su Xi-er keluar dari kamar. "Dayang Senior Zhao, mengapa Anda tidak mengakui apa yang telah Anda lakukan? Hamba tidak akan menyalahkan Anda. Pastinya hambalah yang melakukan suatu kesalahan dan membuat Anda tidak senang."

Dayang Senior Zhao kebingungan. Omong kosong apa yang tengah dibicarakan gadis ini!

Tepat ketika ia akan membuka mulutnya untuk menjelaskan, Dayang Senior Zhao melihat Pangeran Hao seolah menembakkan belati dengan tatapan dinginnya. Dalam beberapa detik, ia teringat perkataan yang diucapkan Su Xi-er kepadanya.

"Aku punya seorang penyokong ..."

Apabila Pangeran Hao bukanlah penyokong Su Xi-er, mengapa ia begitu mencemaskannya ketika ia terluka?

Tetapi, aku tidak diam-diam menjatuhkan hukuman pada Su Xi-er!

Para dayang yang berdiri di samping menundukkan kepala mereka, bahkan tidak berani untuk bernapas. Hong Li merasa senang juga ketakutan dalam hatinya.

Aku melihat Pangeran Hao keluar dari kamar Su Xi-er barusan ini! Kelihatannya, aku sudah bertaruh pada orang yang tepat! Aku ingin mengikuti Su Xi-er selamanya!

"Pangeran Hao, mohon selidiki dengan saksama. Dayang tua ini ..."

Su Xi-er cepat-cepat menyelanya. "Dayang Senior Zhao, jika Anda mengakuinya, mungkin Pangeran Hao akan melunakkan hukumannya."

Perkataannya menyebabkan tatapan sedingin es Pei Qian Hao langsung terkunci padanya. Ia sedang menekan Dayang Senior Zhao.

Cedera di pergelangan tangannya mungkin bukan disebabkan oleh Dayang Senior Zhao, melainkan dipatahkan olehku di hutan sebelah Istana Samping malam itu.

Dayang Senior Zhao langsung memahami makna di balik ucapan Su Xi-er. Ia yakin bahwa Su Xi-er adalah orangnya Pangeran Hao.

Apa yang harus kulakukan? He Ying tidak ada di sini. Selain itu, kekuasaan Ibu Suri tidak bisa dibandingkan dengan Pangeran Hao!

Haruskah aku berpindah pihak sekarang dan bergantung kepada Su Xi-er? Apakah masih ada waktu?

Dayang Senior Zhao benar-benar bingung. Ia mengangkat kepalanya untuk menatap Pangeran Hao lagi. Ia tidak berbicara, tetapi hanya ekspresi di matanya saja sudah bisa membunuh orang.

"Pangeran Hao ..." Dayang Senior Zhao mulai menjawab, tetapi disela oleh Pei Qian Hao.

"Benar atau tidak?" Rasa menekannya menjadi lebih intens, nyaris mencekik Dayang Senior Zhao.

Pada akhirnya, ia menatap Su Xi-er dan melihat sekelebat kelembutan terlintas di relung mata gadis itu.

Apabila aku berpindah pihak di menit terakhir, akankah Su Xi-er memaafkanku?

Dayang Senior Zhao mempertimbangkan pilihannya dan akhirnya mengambil keputusan. Ia bersimpuh di atas tanah dan memohon, "Su Xi-er bermalas-malasan dan tidak menggosok pispotnya, oleh karena itulah hamba menghukumnya. Aku menggunakan papan untuk memukulinya tetapi menyebabkan pergelangan tangannya terkilir karena mengerahkan terlalu banyak tenaga. Setelah itu, hamba ..."

"Diam-diam mengirimkan seseorang untuk memperbaiki letak tulangnya?" Nada suara Pei Qian Hao datar, membuat Dayang Senior Zhao tidak mampu membedakan suasana hatinya.

"Benar." Dayang Senior Zhao tidak punya pilihan lain selain mengangguk.

"Bagus sekali. Pengawal!" Segera setelah Pei Qian Hao memanggil, Wu Ling muncul dari balik tempat persembunyiannya.

"Memberi hormat kepada Pangeran Hao."

"Bawa Dayang Senior Zhao pergi dan hukum ia dengan berat." Suaranya terdengar tenang tetapi penuh dengan intimidasi.

Kaki Dayang Senior Zhao langsung lemas. Ia terus melirik ke arah Su Xi-er.

Su Xi-er mengambil kesempatan ketika Pei Qian Hao tidak sedang memperhatikannya dan mengangguk ke arah Dayang Senior Zhao.

Dayang Senior Zhao mengira ia akan menyelamatkannya dan tak lagi menolak, membiarkan para pengawal kekaisaran menyeretnya keluar.

Ia tidak tahu bahwa Su Xi-er hanya menenangkannya sementara waktu, sama sekali tak berniat untuk menyelamatkannya.

Pei Qian Hao melirik Su Xi-er. "Cedera di pergelangan tanganmu tepat waktu sekali. Pangeran ini memutar dan mematahkan pergelangan tangan seorang wanita lancang di hutan sebelah Istana Samping; kebetulan sekali juga di tangan kirinya."

"Hamba juga berharap agar Anda bisa menangkap wanita lancang yang menyergap Anda sesegera mungkin, Pangeran Hao." Su Xi-er membungkuk dan berbicara dengan hormat.

"Benarkah begitu? Bagaimana dengan tampang lemah dan menyedihkanmu sebelumnya?"

"Pangeran Hao, Anda menghukum Dayang Senior Zhao sesuai dengan peraturannya. Di dalam hati, hamba tak lagi merasa dirugikan. Aku sungguh berterima kasih sekarang."

Pei Qian Hao tertawa terbahak-bahak. Semua dayang mendengarkan apa yang dikatakannya. "Jika kau sungguh-sungguh berterima kasih, bagaimana kalau mengikuti Pangeran ini ke Istana Kecantikan?"

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar