Consort of A Thousand Faces
Chapter 18 : Menyuruhmu Agar Tidak Menjalin Koneksi Dengan Tokoh Berkuasa
Rambut tak terurus wanita itu menutupi wajahnya
yang terselimut kotoran, pakaiannya pun dalam kondisi rusak yang sama. Setelah
melihat Su Xi-er, ia membeku terkejut sesaat sebelum mengangkat tangannya dan
berteriak kencang, "Kau ... kau!"
Su Xi-er menendang kayu bakar yang menyala dengan
satu gerakan cepat, menyebabkannya berguling beberapa kali sebelum nyalanya
sedikit demi sedikit padam.
"Kau kemari untuk membakar pondoknya dengan
kemampuan serendah ini?"
Wanita itu dapat mendengar penghinaan dalam
kata-kata Su Xi-er dan melebarkan matanya. "Semua orang yang datang kemari
harus mati, terutama wanita yang cantik. Kau tidak akan bisa kabur, tidak akan
bisa kabur ..."
Seolah-olah wanita itu sudah gila, matanya membawa
ekspresi yang kacau, dan tubuhnya bersujud di atas tanah sementara jari-jarinya
terus saja menggali ke dalam tanah. Penampilannya mirip seperti wanita gila.
Su Xi-er sadar bahwa rencana awalnya untuk
menginterogasi wanita ini tidaklah mungkin dengan keadaan orang ini sekarang.
Jangankan bertanya padanya, bahkan bercakap-cakap biasa dengannya pun akan
mustahil.
Tiba-tiba saja, langkah kaki tergesa dapat
terdengar di depan. Ia melihat ke arah suaranya dan melihat itu adalah Dayang
Senior Zhao yang terlihat jelas kebingungan.
Ketika ia melihat si wanita gila, ekspresinya
langsung menjadi tenang selagi ia mengembuskan satu napas panjang lega.
"Cepat kembali! Kau benar-benar diam-diam
menyelinap keluar! Apakah kau tidak menginginkan nyawamu lagi?" Dayang
Senior Zhao memarahinya dengan suara keras.
Wanita gila itu gemetaran dan menunjukkan ekspresi
ketakutan. "Aku tidak ingin kembali. Tempat itu sangat gelap."
"Kau tidak mau kembali, tetapi malah tinggal
di rumah kayu ini?" Dayang Senior Zhao berjalan menuju si wanita gila. Ia
menjewer telinganya dan menariknya maju.
Su Xi-er tercengang. Umumnya, Dayang Zhao
semestinya merasa kalau wanita kotor seperti ini tidaklah menyenangkan. Mengapa
ia menggunakan tangannya sendiri untuk menjewer telinganya? Terlebih lagi,
ekspresi Dayang Senior Zhao juga tidak beres saat pertama kali menemukan wanita
ini.
Ketika ia melihat Dayang Senior Zhao akan beranjak
pergi, Su Xi-er segera memanggilnya, "Wanita gila ini berencana untuk
menyakitiku, tetapi kau pergi begitu saja tanpa memberikanku sebuah
penjelasan?"
Suaranya tak lagi lemah, sebaliknya, membawakan
nada bermartabat di dalamnya.
Dayang Senior Zhao segera berhenti di jalurnya,
mengingat adegan di mana ia dengan kejamnya dilemparkan ke atas lantai di dalam
kamar Su Xi-er.
"Dayang Senior Zhao, apakah kau tidak
memahamiku? Tepatnya, di pihak mana kau sekarang?" Su Xi-er berjalan
menghampiri, selangkah demi selangkah, matanya berbinar seperti cahaya bintang.
"Nona He menyuruhku untuk membuatmu menderita.
Itulah mengapa aku mengurungmu di dalam rumah kayu."
Su Xi-er terkekeh. "Begitukah? Apakah kau
tidak akan menjelaskan tentang wanita ini yang tiba-tiba saja muncul?"
"Aku bukan wanita gila ... bukan!" Wanita
itu mendadak memekik keras. Ia menarik semua rambut berantakannya ke belakang
kepalanya dan terus menerus menyentuh wajahnya.
Dayang Senior Zhao cepat-cepat memukuli kepalanya.
"Tutupi wajahmu dengan rambutmu. Kalau kau berlarian keluar lagi nantinya,
aku yang akan langsung memukulimu sampai mati!"
Dengan bantuan sinar bulan, Su Xi-er melihat wajah
si wanita gila itu.
Meskipun wajahnya sangat kotor, Su Xi-er bisa tahu,
selama ia membersihkan diri dan berdandan, wanita ini akan menjadi seorang
wanita yang cantik jelita.
Satu-satunya wanita cantik yang terkait dengan
rumah kayu ini adalah Liu Ye-er.
Jangan bilang kalau wanita gila ini adalah Liu
Ye-er? Namun, bukankah Liu Ye-er sudah mati?
"Liu Ye-er?" Meskipun itu adalah sebuah
pertanyaan, Su Xi-er sengaja memanipulasi nadanya menjadi mirip suatu keyakinan
agar terdengar lebih mirip dengan pernyataan.
Tepat setelahnya, ia mengamati ekspresi di mata
Dayang Senior Zhao.
Panik terlintas di mata Dayang Senior Zhao sebelum
dengan cepat kembali normal. "Liu Ye-er sudah lama mati. Jangan bicara
omong kosong."
Su Xi-er tidak melihat ke arah Dayang Senior Zhao.
Tatapannya terpaku pada si wanita gila, mencoba memancingnya dengan memanggil
namanya, "Liu Ye-er."
Nama seseorang adalah sesuatu yang mampu memantik
kenangan. Meskipun seseorang menjadi gila, mereka pasti akan bereaksi terhadap
nama mereka.
Sesuai dugaan, wanita gila itu segera mengangkat
kepalanya dengan tubuh bergetar.
Dayang Senior Zhao menyadari kalau ini tidak beres
dan cepat-cepat menyeret wanita gila itu. "Ayo, jangan tinggal di
sini."
"Liu Ye-er, apakah kau mengenal Xie Yun?"
Su Xi-er bertanya lagi.
Kali ini, wanita gila itu menjadi sangat aneh dan
matanya berbinar-binar terang. "Commandery Prince Xie ... kau
mengenalnya? Dimana ia?"
Dayang Senior Zhao menggertakkan giginya penuh
kebencian. Ia menyesal menyuruh Su Xi-er pegi ke rumah kayu di sudut barat
laut. Tadinya, ia ingin sedikit menakutinya sementara memeriksa bagaimana
keadaan di pihak He Ying. Apabila Ibu Suri bersikeras membunuh Su Xi-er, ia
akan bersekutu dengan He Ying dan membunuh Su Xi-er di dalam rumah kayunya.
Dengan begitu, Su Xi-er tidak akan bisa lagi
mengancamnya.
Akan tetapi, ia tidak menyangka kalau Liu Ye-er
akan kabur keluar.
"Commandery Prince Xie tentu saja
berada di Kediaman Commandery Prince. Kau mengenalnya?" Su
Xi-er berbicara dengan nada lembut dan senyum di wajahnya.
"Aku ... aku ingin sekali bertemu dengannya.
Ia bahkan tidak tahu kalau aku ..."
Liu Ye-er belum sempat selesai bicara sebelum
Dayang Senior Zhao memukuli kepalanya dengan sangat keras. "Jangan
menyemburkan omong kosong. Kita pergi!"
Ia tidak mengizinkan Liu Ye-er berkesempatan untuk
bicara lagi, terus menyeretnya pergi secara paksa.
Kali ini, Su Xi-er tidak bicara lagi, tetapi
memandangi figur mereka yang menghilang.
Mengapa Dayang Senior Zhao memperlakukan Liu Ye-er
dengan sangat berbeda? Sikapnya benar-benar mirip seorang ibu yang sedang
melindungi anaknya. Mungkinkah ...
Su Xi-er tertawa. Kalau itu benar, Liu
Ye-er menyinggung Xie Yun, dan juga berhubungan dengan Dayang Senior Zhao.
Bukankah Xie Yun akan mencari masalah dengan Dayang Senior Zhao?
"Tak diduga, kau sama sekali tidak ketakutan
datang kemari." Suara jernih dan lembut seorang pria mendadak terdengar.
Berada tidak jauh dari belakang Su Xi-er.
Alis Su Xi-er tertaut. Berdasarkan
suaranya, itu adalah Pangeran Kekaisaran Ketiga.
Apakah ia begitu santainya tanpa melakukan apa pun?
Ia bahkan mendatangi rumah kayu di sudut barat laut milik Istana Samping.
"Hamba memberi hormat kepada Pangeran
Kekaisaran Ketiga." Su Xi-er menekuk lututnya dan membungkuk, menunjukkan
rasa hormat serta kesopanannya.
"Saat aku berbicara denganmu, aku tidak pernah
menganggap diriku sebagai, 'pangeran ini'. Kau pun boleh melepaskan segala
formalitasnya." Situ Li masih mengenakan baju putih dan dengan teliti
mengamati Su Xi-er.
"Pangeran Kekaisaran Ketiga, mengapa Anda datang
kemari?"
Ekspresi Situ Li dingin, tetapi ia bergurau,
"Jika aku mengatakan kalau aku sengaja kemari untuk bertemu denganmu,
akankah kau mempercayaiku?"
"Tentu saja hamba tidak akan mempercayai
itu."
"Kau yakin tentang itu?" Situ Li
mengangkat tangannya, nyaris menyentuh wajahnya.
Su Xi-er mundur selangkah. "Apakah Anda tahu
mengapa Dayang Senior Zhao menyuruhku datang ke rumah kayu ini?"
"Ia menyuruhmu untuk tidak menjalin koneksi
dengan tokoh yang berkuasa." Suara jernih dan dingin Situ Li keluar
dari mulutnya.
Sepertinya, ia mengetahui urusan mengenai Liu
Ye-er. Akan tetapi, sebelumnya, He Ying menyebutkan kalau Pangeran Kekaisaran
Ketiga baru saja kembali ke istana kekaisaran belum lama ini.
Ia berada jauh di kabupaten, tetapi sangat jelas
dengan urusan di istana kekaisaran. Apakah karena ini menyangkut Commandery
Prince Xie?
"Su Xi-er, wanita yang cantik dan cerdas tidak
hidup lama di istana kekaisaran." Situ Li menurunkan tangannya dan
bergumam pelan.
"Hamba ini bodoh dan tidak memahami apa yang
Anda maksud, Pangeran Kekaisaran Ketiga."
"Berpura-pura jadi bodoh." Situ Li
benar-benar tertawa sebelum berbalik dan menuju ke arah rumah kayu.
Aneh. Untuk tujuan apakah Pangeran Kekaisaran
Ketiga datang ke rumah kayu terlantar di Istana Samping?
Su Xi-er kebingungan dan mengikutinya masuk.
Ia melihatnya menyapukan matanya ke arah
benda-benda lama sebelum mencari-cari di lemarinya seolah ia sedang mencari
sesuatu.
Akhirnya, ia mendatangi meja kayunya dan melihat
kata-kata di atasnya.
"Ye-er," ia membacanya dengan suara
rendah.
'Ye-er' adalah nama yang terukir di atas meja
kayunya. Su Xi-er segera meneruskan, " 'Ye-er' ini maksudnya adalah Liu
Ye-er, dayang dari Istana Samping. Pangeran Kekaisaran Ketiga, apakah Anda
penasaran tentang dirinya?"
"Ia hanyalah seorang dayang biasa dari Istana
Samping tanpa adanya kelebihan spesial apa pun. Ia tidak layak membuatku
penasaran."
"Kalau begitu, untuk apa Anda datang kemari
malam ini, Pangeran Kekaisaran Ketiga?"
Situ Li menengadah untuk menatapnya. "Aku
kemari untuk bertemu denganmu tetapi kau tidak mempercayaiku."
"Hamba juga hanyalah seorang dayang dari
Istana Samping yang tidak memiliki kelebihan spesial. Pangeran Kekaisaran
Ketiga, tidak seharusnya Anda merasa penasaran."
Ia merasa kalau ada nada tambahan dalam ucapan
Pangeran Kekaisaran Ketiga, tetapi ia tidak mampu membedakannya saat ini dan
menebak alasannya melakukan hal ini.
"Kata-katamu barusan ini sudah cukup membuktikan bahwa kau lebih menonjol daripada yang lainnya."
0 comments:
Posting Komentar