Sabtu, 21 November 2020

CTF - Chapter 18

Consort of A Thousand Faces

Chapter 18 : Menyuruhmu Agar Tidak Menjalin Koneksi Dengan Tokoh Berkuasa

Rambut tak terurus wanita itu menutupi wajahnya yang terselimut kotoran, pakaiannya pun dalam kondisi rusak yang sama. Setelah melihat Su Xi-er, ia membeku terkejut sesaat sebelum mengangkat tangannya dan berteriak kencang, "Kau ... kau!"

Su Xi-er menendang kayu bakar yang menyala dengan satu gerakan cepat, menyebabkannya berguling beberapa kali sebelum nyalanya sedikit demi sedikit padam.

"Kau kemari untuk membakar pondoknya dengan kemampuan serendah ini?"

Wanita itu dapat mendengar penghinaan dalam kata-kata Su Xi-er dan melebarkan matanya. "Semua orang yang datang kemari harus mati, terutama wanita yang cantik. Kau tidak akan bisa kabur, tidak akan bisa kabur ..."

Seolah-olah wanita itu sudah gila, matanya membawa ekspresi yang kacau, dan tubuhnya bersujud di atas tanah sementara jari-jarinya terus saja menggali ke dalam tanah. Penampilannya mirip seperti wanita gila.

Su Xi-er sadar bahwa rencana awalnya untuk menginterogasi wanita ini tidaklah mungkin dengan keadaan orang ini sekarang. Jangankan bertanya padanya, bahkan bercakap-cakap biasa dengannya pun akan mustahil.

Tiba-tiba saja, langkah kaki tergesa dapat terdengar di depan. Ia melihat ke arah suaranya dan melihat itu adalah Dayang Senior Zhao yang terlihat jelas kebingungan.

Ketika ia melihat si wanita gila, ekspresinya langsung menjadi tenang selagi ia mengembuskan satu napas panjang lega.

"Cepat kembali! Kau benar-benar diam-diam menyelinap keluar! Apakah kau tidak menginginkan nyawamu lagi?" Dayang Senior Zhao memarahinya dengan suara keras.

Wanita gila itu gemetaran dan menunjukkan ekspresi ketakutan. "Aku tidak ingin kembali. Tempat itu sangat gelap."

"Kau tidak mau kembali, tetapi malah tinggal di rumah kayu ini?" Dayang Senior Zhao berjalan menuju si wanita gila. Ia menjewer telinganya dan menariknya maju.

Su Xi-er tercengang. Umumnya, Dayang Zhao semestinya merasa kalau wanita kotor seperti ini tidaklah menyenangkan. Mengapa ia menggunakan tangannya sendiri untuk menjewer telinganya? Terlebih lagi, ekspresi Dayang Senior Zhao juga tidak beres saat pertama kali menemukan wanita ini.

Ketika ia melihat Dayang Senior Zhao akan beranjak pergi, Su Xi-er segera memanggilnya, "Wanita gila ini berencana untuk menyakitiku, tetapi kau pergi begitu saja tanpa memberikanku sebuah penjelasan?"

Suaranya tak lagi lemah, sebaliknya, membawakan nada bermartabat di dalamnya.

Dayang Senior Zhao segera berhenti di jalurnya, mengingat adegan di mana ia dengan kejamnya dilemparkan ke atas lantai di dalam kamar Su Xi-er.

"Dayang Senior Zhao, apakah kau tidak memahamiku? Tepatnya, di pihak mana kau sekarang?" Su Xi-er berjalan menghampiri, selangkah demi selangkah, matanya berbinar seperti cahaya bintang.

"Nona He menyuruhku untuk membuatmu menderita. Itulah mengapa aku mengurungmu di dalam rumah kayu."

Su Xi-er terkekeh. "Begitukah? Apakah kau tidak akan menjelaskan tentang wanita ini yang tiba-tiba saja muncul?"

"Aku bukan wanita gila ... bukan!" Wanita itu mendadak memekik keras. Ia menarik semua rambut berantakannya ke belakang kepalanya dan terus menerus menyentuh wajahnya.

Dayang Senior Zhao cepat-cepat memukuli kepalanya. "Tutupi wajahmu dengan rambutmu. Kalau kau berlarian keluar lagi nantinya, aku yang akan langsung memukulimu sampai mati!"

Dengan bantuan sinar bulan, Su Xi-er melihat wajah si wanita gila itu.

Meskipun wajahnya sangat kotor, Su Xi-er bisa tahu, selama ia membersihkan diri dan berdandan, wanita ini akan menjadi seorang wanita yang cantik jelita.

Satu-satunya wanita cantik yang terkait dengan rumah kayu ini adalah Liu Ye-er.

Jangan bilang kalau wanita gila ini adalah Liu Ye-er? Namun, bukankah Liu Ye-er sudah mati?

"Liu Ye-er?" Meskipun itu adalah sebuah pertanyaan, Su Xi-er sengaja memanipulasi nadanya menjadi mirip suatu keyakinan agar terdengar lebih mirip dengan pernyataan.

Tepat setelahnya, ia mengamati ekspresi di mata Dayang Senior Zhao.

Panik terlintas di mata Dayang Senior Zhao sebelum dengan cepat kembali normal. "Liu Ye-er sudah lama mati. Jangan bicara omong kosong."

Su Xi-er tidak melihat ke arah Dayang Senior Zhao. Tatapannya terpaku pada si wanita gila, mencoba memancingnya dengan memanggil namanya, "Liu Ye-er."

Nama seseorang adalah sesuatu yang mampu memantik kenangan. Meskipun seseorang menjadi gila, mereka pasti akan bereaksi terhadap nama mereka.

Sesuai dugaan, wanita gila itu segera mengangkat kepalanya dengan tubuh bergetar.

Dayang Senior Zhao menyadari kalau ini tidak beres dan cepat-cepat menyeret wanita gila itu. "Ayo, jangan tinggal di sini."

"Liu Ye-er, apakah kau mengenal Xie Yun?" Su Xi-er bertanya lagi.

Kali ini, wanita gila itu menjadi sangat aneh dan matanya berbinar-binar terang. "Commandery Prince Xie ... kau mengenalnya? Dimana ia?"

Dayang Senior Zhao menggertakkan giginya penuh kebencian. Ia menyesal menyuruh Su Xi-er pegi ke rumah kayu di sudut barat laut. Tadinya, ia ingin sedikit menakutinya sementara memeriksa bagaimana keadaan di pihak He Ying. Apabila Ibu Suri bersikeras membunuh Su Xi-er, ia akan bersekutu dengan He Ying dan membunuh Su Xi-er di dalam rumah kayunya.

Dengan begitu, Su Xi-er tidak akan bisa lagi mengancamnya.

Akan tetapi, ia tidak menyangka kalau Liu Ye-er akan kabur keluar.

"Commandery Prince Xie tentu saja berada di Kediaman Commandery Prince. Kau mengenalnya?" Su Xi-er berbicara dengan nada lembut dan senyum di wajahnya.

"Aku ... aku ingin sekali bertemu dengannya. Ia bahkan tidak tahu kalau aku ..."

Liu Ye-er belum sempat selesai bicara sebelum Dayang Senior Zhao memukuli kepalanya dengan sangat keras. "Jangan menyemburkan omong kosong. Kita pergi!"

Ia tidak mengizinkan Liu Ye-er berkesempatan untuk bicara lagi, terus menyeretnya pergi secara paksa.

Kali ini, Su Xi-er tidak bicara lagi, tetapi memandangi figur mereka yang menghilang.

Mengapa Dayang Senior Zhao memperlakukan Liu Ye-er dengan sangat berbeda? Sikapnya benar-benar mirip seorang ibu yang sedang melindungi anaknya. Mungkinkah ...

Su Xi-er tertawa. Kalau itu benar, Liu Ye-er menyinggung Xie Yun, dan juga berhubungan dengan Dayang Senior Zhao. Bukankah Xie Yun akan mencari masalah dengan Dayang Senior Zhao?

"Tak diduga, kau sama sekali tidak ketakutan datang kemari." Suara jernih dan lembut seorang pria mendadak terdengar. Berada tidak jauh dari belakang Su Xi-er.

Alis Su Xi-er tertaut. Berdasarkan suaranya, itu adalah Pangeran Kekaisaran Ketiga.

Apakah ia begitu santainya tanpa melakukan apa pun? Ia bahkan mendatangi rumah kayu di sudut barat laut milik Istana Samping.

"Hamba memberi hormat kepada Pangeran Kekaisaran Ketiga." Su Xi-er menekuk lututnya dan membungkuk, menunjukkan rasa hormat serta kesopanannya.

"Saat aku berbicara denganmu, aku tidak pernah menganggap diriku sebagai, 'pangeran ini'. Kau pun boleh melepaskan segala formalitasnya." Situ Li masih mengenakan baju putih dan dengan teliti mengamati Su Xi-er.

"Pangeran Kekaisaran Ketiga, mengapa Anda datang kemari?"

Ekspresi Situ Li dingin, tetapi ia bergurau, "Jika aku mengatakan kalau aku sengaja kemari untuk bertemu denganmu, akankah kau mempercayaiku?"

"Tentu saja hamba tidak akan mempercayai itu."

"Kau yakin tentang itu?" Situ Li mengangkat tangannya, nyaris menyentuh wajahnya.

Su Xi-er mundur selangkah. "Apakah Anda tahu mengapa Dayang Senior Zhao menyuruhku datang ke rumah kayu ini?"

"Ia menyuruhmu untuk tidak menjalin koneksi dengan tokoh yang berkuasa." Suara jernih dan dingin Situ Li keluar dari mulutnya.

Sepertinya, ia mengetahui urusan mengenai Liu Ye-er. Akan tetapi, sebelumnya, He Ying menyebutkan kalau Pangeran Kekaisaran Ketiga baru saja kembali ke istana kekaisaran belum lama ini.

Ia berada jauh di kabupaten, tetapi sangat jelas dengan urusan di istana kekaisaran. Apakah karena ini menyangkut Commandery Prince Xie?

"Su Xi-er, wanita yang cantik dan cerdas tidak hidup lama di istana kekaisaran." Situ Li menurunkan tangannya dan bergumam pelan.

"Hamba ini bodoh dan tidak memahami apa yang Anda maksud, Pangeran Kekaisaran Ketiga."

"Berpura-pura jadi bodoh." Situ Li benar-benar tertawa sebelum berbalik dan menuju ke arah rumah kayu.

Aneh. Untuk tujuan apakah Pangeran Kekaisaran Ketiga datang ke rumah kayu terlantar di Istana Samping?

Su Xi-er kebingungan dan mengikutinya masuk.

Ia melihatnya menyapukan matanya ke arah benda-benda lama sebelum mencari-cari di lemarinya seolah ia sedang mencari sesuatu.

Akhirnya, ia mendatangi meja kayunya dan melihat kata-kata di atasnya.

"Ye-er," ia membacanya dengan suara rendah.

'Ye-er' adalah nama yang terukir di atas meja kayunya. Su Xi-er segera meneruskan, " 'Ye-er' ini maksudnya adalah Liu Ye-er, dayang dari Istana Samping. Pangeran Kekaisaran Ketiga, apakah Anda penasaran tentang dirinya?"

"Ia hanyalah seorang dayang biasa dari Istana Samping tanpa adanya kelebihan spesial apa pun. Ia tidak layak membuatku penasaran."

"Kalau begitu, untuk apa Anda datang kemari malam ini, Pangeran Kekaisaran Ketiga?"

Situ Li menengadah untuk menatapnya. "Aku kemari untuk bertemu denganmu tetapi kau tidak mempercayaiku."

"Hamba juga hanyalah seorang dayang dari Istana Samping yang tidak memiliki kelebihan spesial. Pangeran Kekaisaran Ketiga, tidak seharusnya Anda merasa penasaran."

Ia merasa kalau ada nada tambahan dalam ucapan Pangeran Kekaisaran Ketiga, tetapi ia tidak mampu membedakannya saat ini dan menebak alasannya melakukan hal ini.

"Kata-katamu barusan ini sudah cukup membuktikan bahwa kau lebih menonjol daripada yang lainnya."

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar