Rabu, 11 November 2020

CTF - Chapter 5

Consort of A Thousand Faces

Chapter 5 : Seekor Kucing Betina Menerkam Seseorang


"Bunga, cepatlah keluar! Jangan menakutiku!" Suara seorang wanita menjadi semakin resah saat ia memutari sudutnya, ketakutan jelas terpancar di wajahnya.

Su Xi-er kebingungan. Siapa Bunga? Pakaian istana wanita itu tidak terlihat biasa. Jangan bilang kalau Bunga adalah Putri Kekaisaran Kecil Bei Min?

"Meow~~" Tiba-tiba saja, Su Xi-er menemukan seekor kucing betina besar dengan mata besar yang menerkam ke arahnya. Kucing ini sangat tidak terkendali. Ia mengulurkan cakar tajamnya dan mengayunkannya ke wajahnya seolah ingin mencakarnya.

Su Xi-er berputar dan menghindari cakar si kucing betina. Kucing itu berputar-putar dan memelototinya ganas setelah ia mendarat, ekornya menempel lurus ke atas di udara.

"Bunga, akhirnya aku menemukanmu!" Suara wanita yang terkejut dapat terdengar. Segera, ia membawa kucing betinanya dalam dekapannya.

Jadi, Bunga adalah nama seekor kucing. Wanita ini begitu gugup mencarinya. Tampaknya, ini adalah seekor peliharaan dari selir kekaisaran di istana ini.

"Bunga tidak terlalu menyukaimu." Wanita itu mundur beberapa langkah saat ia menggendong si kucing betina, matanya dipenuhi dengan kebencian.

Su Xi-er tidak berkomentar. Aku memerlukan seekor kucing untuk menyukaiku?

"Nona He, mengapa Anda datang ke Istana Samping?" Dayang Senior Zhao tepat waktu sekali, meskipun masih tampak sangat menghormati wanita di hadapannya.

He Ying tersenyum. "Dayang Senior Zhao, Bunga nakal. Ia benar-benar bersembunyi dari Ibu Suri dan berlari sendirian kemari, membuatnya cemas setengah mati. Aku akan membawanya kembali sekarang."

Su Xi-er akhirnya paham. Jadi, Bunga adalah peliharaan Ibu Suri. Dengan majikan seperti Ibu Suri, selama Ibu Suri menyukainya, status kucing betina ini bahkan lebih hebat daripada kebanyakan selir kekaisaran.

Pada saat itu, ia masih tidak mengetahui kalau sama sekali tidak ada selir kekaisaran di istana. Kaisar masih belum cukup umur, apalagi menikah.

"Kalau begitu, Nona He harus secepatnya kembali ke Istana Kedamaian Penuh Kasih. Ibu Suri pasti sangat mencemaskannya." Wajah Dayang Senior Zhao diliputi senyuman, dan nada bicaranya menjadi semakin hormat.

He Ying mengangguk, baru saja mengambil beberapa langkah sebelum ia berbalik lagi. "Dayang  Senior Zhao, Bunga tidak menyukai dayang ini." Di saat bersamaan, ia melihat ke arah Su Xi-er, makna mendalam di matanya tampak sangat jelas.

"Aku akan mengingat apa yang Nona He katakan dalam benakku."

Hanya setelah mendapatkan kepastian Dayang Senior Zhao barulah He Ying pergi bersama Bunga di dekapannya. Mata Bunga terus saja menatap Su Xi-er dengan seluruh bulu di tubuhnya berdiri tegak.

Katanya, hewan punya kekuatan batin dan sensitif. Mungkinkah kucing ini sudah mengetahui kalau jiwa di dalam tubuh ini bukanlah milik Su Xi-er sendiri?

"Mulai besok dan seterusnya, kau akan mencuci pispot di malam hari. Jika kau melihat Bunga lagi, kau harus segera menghindarinya."

Su Xi-er menatap Dayang Senior Zhao dan mengangguk. "Hamba merasa Bunga manis sekali. Mengapa ia bertingkah seperti itu ketika melihatku?" Dengan sengaja ia memperlihatkan ekspresi kebingungan, berharap mendapatkan informasi berguna dari Dayang Senior Zhao.

"Bunga diberikan kepada Ibu Suri oleh Pangeran Hao. Setelah Ibu Suri melihat kucing itu, ia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Terlepas dari apa pun itu, entah Pangeran Hao ataukah Ibu Suri, mereka adalah orang-orang yang tidak boleh kau provokasi." Dayang Senior Zhao memberinya tatapan penuh makna. Kalau ia mati karena masalah ini, pertunjukan bagus apalagi yang masih bisa kutonton di masa yang akan datang?

"Terima kasih atas saran Anda, hamba akan selalu mengingatnya. Akan tetapi, apakah semua dayang istana yang melayani Ibu Suri semuda Nona He?" Ia sengaja bertanya seperti itu. Biasanya, mereka yang melayani di dekat Ibu Suri haruslah yang dayang senior yang lebih berpengalaman. Karena Nona He diperbolehkan untuk membawa kucing betina yang diberikan kepada Ibu Suri oleh Pangeran Hao, ia sudah pasti seseorang yang melayani dekat dengannya. Ini tidak konsisten dengan peraturannya.

"Apakah kau terlalu tenang ataukah otakmu memang konyol? Ibu Suri masih muda dan berusia delapan belas tahun. Tentu saja dayang istana yang melayani di sisinya pun muda. Nantinya, kau tidak perlu menanyakan tentang hal-hal semacam ini lagi."

Su Xi-er langsung mengerti. Ibu Surinya baru berusia delapan belas tahun. Pangeran Hao adalah putra angkat Keluarga Pei, dan baru berusia sekitar dua puluh lima tahun. Ibu Suri Bei Min masih agak muda. Kesepian di Istana Dalam, sehingga akan aneh apabila ia benar-benar menjalankan masa jandanya! Tampaknya hubungan di antara Ibu Suri dan Pangeran Hao tidaklah sederhana.

"Segera kembali ke kamarmu. Di masa yang akan datang, kau akan keluar di malam hari untuk menggosok pispot." Dayang Senior Zhao berbalik pergi.

Tadinya, pekerjaannya adalah di siang hari, tetapi sekarang malah menjadi malam hari. Tetap saja, ada keuntungannya juga dari ini. Paling tidak, malam hari itu damai.

***

Pikiran selayaknya angin puyuh Su Xi-er mencegahnya tertidur malam itu, hasilnya, ia terbangun hanya setelah mataharinya sudah sangat tinggi di langit. Meskipun kenyataannya ia bangun sangat terlambat, tidak ada seorang pun dari keempat dayang istana yang tidur di kamar yang sama yang berusaha membangunkannya.

Ia berganti pakaian mengenakan seragam istana yang bersih dan keluar. Sudah ada beberapa dayang yang berkerumun di halaman di depan pintu dan sedang berdiskusi dengan semangat.

"Sesuatu yang besar terjadi di Nan Zhao. Putri Pertama Kekaisaran, Ning Ru Lan, yang memiliki kekuasaan luar biasa, sudah mati!"

"Benar sekali! Aku bahkan mendengar kalau Jenderal Yun-lah yang mencabut nyawanya."

"Perubahan adalah satu-satunya hal yang konstan. Dulu, Ning Ru Lan dan Jenderal Yun adalah pasangan serasi yang dipandang tinggi, tetapi mereka berpisah begitu saja."

"Jika aku adalah Ning Ru Lan, bahkan jika aku mati, aku tidak akan menemukan kedamaian di bawah sana."

Su Xi-er berhenti berjalan. Kabarnya sudah sampai di Bei Min dengan sangat cepat. Ning Ru Lan memang sudah mati. Benar-benar mati.

"Bicara agak pelan. Ia sudah keluar." Dayang-dayang itu langsung menurunkan suara mereka ketika melihat Su Xi-er.

"Aku tidak berniat mengganggu kalian semua. Teruskan saja diskusi kalian." Ia tersenyum. Setelahnya ia berbalik dan berjalan ke arah lain. Setelah melakukan sedikit penjelajahan di bagian Istana Samping yang ini kemarin, ia sangat jelas tentang kemana ia akan memakan makanannya dan membersihkan diri sebelum hari dimulai.

"Dayang Senior Zhao benar-benar mengizinkannya jadi sangat arogan." Saat mereka melihat sosok Su Xi-er yang menjauh, seorang dayang mulai mengeluh.

"Mu Tao berkepribadian licik, tetapi ia masih diperhitungkan olehnya. Bahkan, Su Xi-er bisa makan malam sementara Mu Tao tidak makan karena ia menggosok pispot-pispot itu."

Para dayang ini mulai menggosipkan Su Xi-er lagi. Setelah membicarakan tentang dirinya selama beberapa waktu, mereka kembali pada topik Ning Ru Lan dan Yun Ruo Feng.

Su Xi-er berjalan menuju area penyegaran. Setelah ia selesai membasuh wajahnya dan membersihkan mulutnya, ia mengambil sebuah sisir kayu rusak.

Wajah Lü Liu tanpa sadar terlintas di benaknya. "Yang Mulia, biarkan hamba membentuk sebuah Sanggul Bunga Persik untuk Anda. Anda terlihat paling cantik dengan sanggulan ini. Jenderal Yun juga paling menyukainya."

(T/N : Tampaknya ada beberapa variasi dari model rambut ini jadi aku memasukkan sebuah link ke website yang mana semestinya ada tiga macam model rambut ini.)

Saat ia menatap sisir kayunya, pandangannya sedikit demi sedikit menjadi buram. Lü Liu tidak ada lagi. Tidak ada lagi yang akan menyisirkan rambutku.

Tanpa sadar, ia menggenggam sisir kayu itu erat.

Sebuah teriakan kuat dari kejauhan akhirnya menariknya kembali dari kenangannya. "Peristiwa besar! He Xiang Yu datang ke Istana Samping!"

Alis Su Xi-er mengernyit. Bagaimana bisa seorang wanita yang dibawa masuk ke dalam Istama Kecantikan keluar-masuk Istana Kekaisaran sesukanya? Apakah karena ia membuat Pangeran Hao marah dan diturunkan pangkatnya kembali ke Istana Samping, ataukah ia sangat disukai hingga pada batas ia diperbolehkan keluar masuk istana?

Akan tetapi, tak peduli apa pun itu, ia ingin bertemu dengan He Xiang Yu.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar