Sabtu, 21 November 2020

CTF - Chapter 10

Consort of A Thousand Faces

Chapter 10 : Hubungan yang Abnormal

Di dalam Istana Kedamaian Penuh Kasih, seorang wanita dengan gaun merah muda elegan berbaring di atas kursi malas. Penampilannya halus dan cantik, kulit sehalus porselennya, ditambah dengan sepasang mata cerah di bawah alis melengkung berbentuk daun dedalunya. Tangan kanannya melambaikan sebuah kipas tangan bundar kecil maju dan mundur dengan ringan.

Contoh alis daun dedalu.

Kipas tangan bundar kecil.

"Ibu Suri, Pengawal Kekaisaran Wu sudah tiba."

"Suruh ia masuk," suara samar menyelinap keluar dari bibir wanita itu. Ia masih mengibaskan kipas bundar itu di tangannya.

Siapa yang akan menyangka, kalau wanita yang tampak polos ini sudah mencapai posisi setinggi Ibu Suri.

"Hamba memberi hormat pada Ibu Suri. Bolehkah aku tahu untuk urusan apa aku dipanggil kemari?"

Wu Ling membungkuk dan menyapanya. Meskipun ia bersikap sopan, dapat terdengar dari perkataannya kalau ia bukanlah bawahan Ibu Suri, dan ia tidak perlu menerima perintah darinya.

"Lancang! Berani sekali kau berbicara pada Ibu Suri seperti ini!" He Ying melotot. Kilatan cerah melintas di matanya saat ia memelotot setajam belati ke arah Wu Ling.

"Xiao He, minggirlah. Pengawal Kekaisaran Wu, Ibu Suri ini tentu saja memanggilmu kemari karena ada yang ingin kutanyakan."

(T/N : Nama panggilan akrab untuk He Ying.)

Pei Ya Ran berdiri dari kursi malasnya dan mengayunkan kipas bundarnya saat ia berjalan ke arah Wu Ling.

"Pengawal Kekaisaran Wu, dimana kau menemukan Pangeran Hao pagi ini?" Ia berbicara sembari tersenyum dengan nada bertanya.

"Hutan di sebelah Istana Samping."

Beberapa kata sederhana ini menyebabkan Pei Ya Ran mengerutkan alisnya. Ia pun berhenti mengayunkan kipasnya.

"Tidak diduga, suasana hatinya begitu bagus dan berlari ke sana."

Pei Ya Ran terkekeh. Ekspresinya kaku selama beberapa detik sebelum kembali normal.

"Ibu Suri, jika Anda punya pertanyaan, silakan tanyakan langsung. Hamba masih ada urusan untuk ditangani."

Pei Ya Ran mencibir, suaranya nyaring. "Menangkap seorang wanita disebut dengan menangani urusan? Mulai sekarang, kau tidak perlu lagi mengungkit urusan ini. Menciptakan keributan hanya untuk seorang wanita benar-benar sebuah lelucon!"

"Ibu Suri, masalah ini diinstruksikan oleh Pangeran Hao. Apabila Anda tidak puas, Anda dapat memberitahu Pangeran Hao." Wu Ling tidak congkak maupun merendahkan diri, dan memasang ekspresi yang tegas. Inilah penampilan yang benar-benar membuat Pei Ya Ran geram.

"Kau!" Ia mengangkat tangannya. Wajahnya penuh kegusaran. "Baiklah, Ibu Suri ini akan memberitahu Pangeran Hao. Xiao He, pergi dengan Ibu Suri ini ke Istana Kecantikan."

"Ibu Suri!" He Ying resah. 72 selir Pangeran Hao tinggal di Istana Kecantikan. Bagaimana bisa Ibu Suri pergi ke tempat semacam itu?

"Pangeran Hao tidak berada di Istana Kecantikan." Perkataan Wu Ling melegakan hati He Ying.

Pei Ya Ran melemparkan kipas bundar itu dengan keras ke tanah. "Dimana dia?"

Ia sudah mencemaskannya saat Pangeran Hao minum-minum kemarin, segera memerintahkan orang untuk mencarinya segera setelah ia menghilang. Mereka mencari sepanjang malam tetapi tidak ada hasilnya. Pagi-pagi sekali hari ini, ia menerima kabar bahwa Pangeran Hao pingsan di hutan di sebelah Istana Samping semalam, bahkan sampai menginstruksikan Wu Ling untuk menemukan wanita yang ditemuinya di dekat Istana Samping semalam.

Ia memanggil Wu Ling untuk memastikan kebenaran kabar ini.

Sebelumnya, ia mengambil seorang dayang dari Istana Samping, masuk ke Istana Kecantikan. Dulu, ia akan menutup mata pada 72 selir di Istana Kecantikan, tetapi ia tidak mampu menahannya lagi sekarang!

"Sejak kapan Pangeran Ini membutuhkanmu untuk ikut campur dalam urusanku?" Suara dalam dan rendah seorang pria pun terdengar. Ketika ia melihat ke arah datangnya suara, ada seorang pria mengenakan jubah ungu dengan motif ular. Rambutnya terikat dengan seutas sutra biru, giok bundar berukir tergantung di pinggangnya.

Contoh giok bundar berukir.

Saat ia bergerak, sikapnya yang mengesankan itu sampai pada titik terasa menindas.

Aura ini menyebabkan semua kemarahan Pei Ya Ran menguap. Ketika He Ying menyadarinya, ia segera membungkuk dan mengundurkan diri.

"Wu Ling, mundurlah."

"Hamba mengikuti perintah."

Hanya tersisa Pei Qian Hao dan Pei Ya Ran di Istana Kedamaian Penuh Kasih.

Sifat garang Pei Ya Ran langsung menghilang, tingkah laku dari seorang gadis kecil pun muncul di raut wajahnya. Ia mengangkat tangan kanannya untuk menggenggam tangan Pei Qian Hao.

"Kakak, aku ataukah para wanita di Istana Kecantikan yang lebih penting di hatimu?"

Pei Qian Hao menatapnya dan mengangkat tangannya untuk menyentuh keningnya.

"Kakak ..." Pei Ya Ran mengambil kesempatan untuk memeluknya dan meletakkan kepalanya di dadanya.

"Kau adalah adik perempuanku. Bagaimana mungkin para wanita itu dibandingkan denganmu?" Ia mendorongnya pergi dan berjalan ke sebuah meja, menuangkan secangkir teh hijau untuk dirinya sendiri.

Pei Ya Ran mengigiti bibirnya kuat-kuat. Adik perempuan. Adik perempuan lagi! Aku tidak punya hubungan darah sama sekali dengannya! Bagaimana bisa aku dianggap sebagai adik perempuan! Apa yang paling tidak kuinginkan adalah menjadi adik perempuannya. Aku ingin menjadi wanitanya!

"Hao ..." Ia mengubah caranya memanggil dan perlahan-lahan mendekatinya.

Pei Qian Hao berbalik untuk menatapnya dan langsung mundur selangkah, memperbesar jarak di antara mereka.

"Entah aku akan mengejar masalah mengenai dayang istana itu, akan tergantung pada suasana hatiku. Apabila kau bosan di Istana Kedamaian Penuh Kasih, bawalah Xiao He untuk menemanimu ke Taman Kekaisaran. Bunga Ungu Harum yang ditanam dari Xi Liu tahun lalu sudah mekar." Lalu ia meletakkan cangkir tehnya dan berbalik pergi.

Memperhatikan sosoknya yang pergi, Pei Ya Ran tidak sanggup berbicara dan mengepalkan tangannya erat. Sebenarnya, ia menyukaiku atau tidak? Atau, apakah ia takut pada Tiga Panduan Kardinal dan Lima Kebajikan Konstan?

(T/N: Jenis etika tradisional China. Silakan kunjungi link ini jika berminat mengetahui lebih banyak.)

"Ibu Suri, Pangeran Hao sudah pergi." He Ying merasakan sesuatu mencengkeram hatinya. Ia sangat jelas tentang niatan Ibu Suri terhadap Pangeran Hao.

"Xiao He, aku baru berusia delapan belas tahun. Mengapa ia harus melakukan ini padaku?" Air mata mengalir turun tiada henti dari mata Pei Ya Ran.

He Ying mengigiti bibirnya, merasa kasihan padanya. "Aku memahami rasa sakit Anda. Dengan berapa banyak tahunnya kalian bersama-sama, Pangeran Hao sudah pasti menyukai Anda. Tetapi, dengan keadaan sekarang ini, Pangeran Hao tidak punya pilihan lain selain menjaga jarak dengan Anda. Istana Kecantikan hanyalah tipu muslihat lain untuk mengecoh publik."

Istana Kecantikan digunakan untuk mengecoh publik? Mata Pei Ya Ran bersinar. "Xiao He, kalau memang begitu ..."

"Ibu Suri, setelah menyingkirkan Commandery Prince Xie dan pangeran-pangeran kekaisaran lainnya, tidak akan ada lagi orang di pengadilan yang berani mengatakan tidak pada keluarga Pei. Pada saat itu, Pangeran Hao akan menikahi Anda."

"Xiao He, jika ia sungguh-sungguh berpikir demikian ..." wajah Pei Ya Ran penuh suka cita.

"Ibu Suri, hamba sudah menyelidikinya. Dayang yang dibawa Pangeran Hao bersamanya dari Istana Samping itu berhubungan dengan Commandery Prince Xie."

"Hm? Berhubungan dengan Xie Yun? Jelaskan lebih spesifik." Ekspresi Pei Ya Ran tegas. Kesengsaraan sebagai seorang wanita menghilang, dan auranya sebagai seorang Ibu Suri muncul kembali.

"Dayang itu adalah He Xiang Yu, orang yang Anda disiplinkan. Sebelumnya, ia menyinggung Commandery Prince Xie, tetapi saudari baiknya, Su Xi-er menanggung kesalahan itu untuknya. Hanya setelah itulah, He Xiang Yu bertemu dengan Pangeran Hao dan masuk ke Istana Kecantikan."

Saat He Ying berbicara sampai di sini, ia menjeda. "Commandery Prince Xie adalah seseorang yang akan membalas dendam walaupun hanya keluhan kecil. Mana mungkin ia memaafkan seseorang yang benar-benar menyinggungnya? Sementara, untuk masalah Su Xi-er menanggung kesalahan itu, Commandery Prince Xie tidak menindaklanjutinya."

"Xiao He, instruksikan dayang yang bertanggung jawab di Istana Samping untuk menyingkirkan Su Xi-er secepat mungkin. Biarkan dulu nyawa He Xiang Yu." Sudut mulut Pei Ya Ran terangkat sementara matanya dipenuhi kejahatan.

"Hamba telah menginstruksikan dayang yang bertanggung jawab di Istana Samping. Su Xi-er akan segera sepenuhnya menghilang."

"Kerja bagus! Aku akan memberikanmu hadiah besar!"

***

Sementara itu, Su Xi-er tidak mengetahui bahwa Ibu Suri sudah 'memperhatikan' tentang dirinya. Setelah menggosok pispot semalaman kemarin malam, tubuhnya lemah dan satu-satunya pikirannya adalah istirahat yang cukup.

Akan tetapi, tepat setelah ia memasuki kamarnya, seseorang membuka pintunya dari luar. Dayang Senior Zhao masuk ke dalam kamar sambil membawakan satu mangkuk putih.

"Su Xi-er, duduk. Aku sendiri yang menginstruksikan seseorang untuk merebuskan semangkuk sup ayam untukmu. Minumlah selagi masih panas dan jagalah tubuhmu." Kemudian, Dayang Senior Zhao meletakkan mangkuk putihnya di atas meja.

Su Xi-er melihat isi mangkuk putih itu. Sup Ayam Jamur Kuping. Terdapat tiga potong besar daging ayam dengan beberapa iris daun bawang bertaburan di atasnya.

Sup Ayam Jamur Kuping

Seseorang hanya bisa makan daging sekali setiap bulannya di Istana Samping, itu pun tumisan dengan hidangan sayuran. Tidakkah Dayang Senior Zhao terlalu baik hati, secara pribadi menyuruh seseorang untuk merebuskan sup ayam untukku?

"Minumlah selagi masih panas." Wajah Dayang Senior Zhao dipenuhi senyuman selagi ia mendesak Su Xi-er untuk cepat-cepat meminumnya.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar