Consort of A Thousand Faces
Chapter 15 : Dilindungi Olehnya
Su Xi-er duduk di dalam kamar, bergerak untuk
menopang dagunya dengan tangannya sebelum rasa sakit tajam mengingatkannya akan
cedera di pergelangan tangannya.
Ia menundukkan kepalanya untuk memeriksa dan
menyadari kalau pergelangan tangannya sudah sangat merah. Karena ia tidak rajin
mengoleskan tanaman obat itu setelah pergelangannya dipatahkan paksa,
pergelangannya yang terkilir sepertinya akan membutuhkan beberapa hari lagi
sebelum sembuh meskipun tulangnya sudah kembali ke posisinya semula.
Ia harus mengumpulkan beberapa tanaman obat dari
tempat di samping sumur itu untuk dioleskan tiap harinya.
Meski begitu, sebelum ia dapat bergerak, terdengar
suara pintu ditendang terbuka bersamaan dengan suara tajam seorang wanita.
"Su Xi-er, Dayang Senior Zhao memperlakukanmu
dengan sangat baik. Ia bahkan menyuruh seseorang untuk merebuskan bubur kacang
merah untukmu; belum lagi semua makanan kecil berdaging yang ditambahkan pada
mereka."
Seorang dayang membanting nampan yang dibawanya ke
atas meja.
Terdiri dari semangkuk bubur kacang merah panas yang mengepul dan dua makanan pendamping kecil: luffa orak-arik telur dan tumisan kacang vegetarian. Di mata dayang-dayang Istana Samping, telur dianggap di bawah katagori daging.
![]() |
Luffa orak arik telur. |
![]() |
Bubur kacang merah, bisa disebut juga Hongjuk. |
![]() |
Tumisan kacang vegetarian. |
"Apakah kau memberikan beberapa keuntungan pada Dayang Senior Zhao? Sarapanmu sangat mewah. Hmph!" Dayang itu mendengus dingin, tetapi matanya dipenuhi keinginan untuk menyantap makanan itu.
"Ada begitu banyak hidangan. Mungkin aku tidak
akan sanggup menghabiskan semuanya. Bagaimana kalau kita berdua makan
sama-sama?" Su Xi-er mengambil sebuah sendok dan menyerahkannya pada si
dayang.
"Bagaimana mungkin aku melakukannya? Ini untuk
kau makan." Meskipun dayang itu menolaknya, ia tidak bisa menyembunyikan
matanya yang terfokuskan pada bubur kacang merahnya dari waktu ke waktu.
"Sebagai sesama dayang Istana Samping, sudah
semestinya kita saling menjaga. Sebelumnya, itu dikarenakan sebuah
kesalahpahaman yang membuat kalian semua menjauhiku. Kadang kala aku pun merasa
kesepian." Su Xi-er kelihatan menyedihkan ketika ia berbicara, wajahnya
diselimuti kesepian.
Dayang itu merebut sendoknya dari Su Xi-er.
"Baiklah, baiklah! Akan kumakan. Jangan merasa kesepian. Siapa yang suruh
kau begitu cantik? Tentu saja semua orang akan menyulitkanmu!"
Tanpa kata lainnya, ia lanjut menggunakan sendok
itu, mulai makan dengan rakus semua hidangannya dengan suapan besar.
Su Xi-er tersenyum saat ia bertanya, "Siapa
namamu?"
"Aku Hong Li." Di saat ia menjawab, tiga
suapan penuh sudah memasuki mulutnya.
"Nama yang cukup bagus. Hong Li, jika Dayang
Senior Zhao memberikanku keuntungan di masa yang akan datang, aku akan
membagikannya denganmu."
Hong Li meletakkan mangkuknya dan memandangi Su
Xi-er. "Aneh. Mengapa Dayang Senior Zhao tiba-tiba saja memperlakukanmu
dengan sangat baik? Aku bahkan baru mendengar kalau ia sendiri merebuskan sup
ayam untukmu kemarin."
"Tentu saja ia memperlakukanku dengan baik
dikarenakan beberapa alasan." Melihat kalau Hong Li selesai meminum
separuh dari bubur kacang merahnya, Su Xi-er mengambil sumpitnya untuk
mengambil beberapa sayuran dan meletakkan mereka dekat hidungnya untuk membauinya.
Tidak ada masalah dengan sayuran hari ini. Aku bisa
tenang dan memakan mereka.
"Untuk beberapa alasan?" Hong Li merenung
sejenak, menghubungkannya dengan kematian Mu Tao dan kembalinya Su Xi-er dengan
selamat. Ia baru saja kembali tetapi Dayang Senior Zhao sudah
menjilatinya dengan berbagai macam cara.
"Su Xi-er, kau mempunyai seseorang yang
mendukungmu. Siapa ia sebenarnya?"
"Mengapa aku harus memberitahumu? Kau sudah
jelas tentang tujuanku memberitahumu begitu banyak." Su Xi-er tersenyum
misterius, sekali lagi memunculkan kecurigaan Hong Li.
Hong Li tampak muda dan tidak dewasa, tetapi
sepasang mata itu berbalik cukup cepat. Ia sudah jelas bukanlah dayang biasa di
Istana Samping. Paling tidak, ia memegang status tertentu di hadapan Dayang
Senior Zhao.
"Kau tidak sedang membohongiku, kan?"
Ekspresi di mata Hong Li dipenuhi tanya, tetapi saat ia melihat sikap teduh dan
tenang Su Xi-er, ia menduga, orang ini tidaklah berbohong. "Aku
mempercayaimu; tetapi ada syaratnya bagiku untuk membantumu. Jika kau jadi
sukses di masa mendatang, ingatlah untuk membawaku keluar dari Istana
Samping."
Hong Li tidak bodoh. Meskipun ia baru berusia empat
belas tahun dan belum cukup umur, ia sudah berada di Istana Samping selama
sembilan tahun. Ia tidak berniat untuk tinggal di sini selamanya.
"Awasi Dayang Senior Zhao untuk saat ini.
Ditambah lagi, jangan terlalu dekat denganku di hadapan orang luar."
"Akulah yang selalu mengatur makanannya dan
kehidupan sehari-harinya. Tidak ada masalah bagiku untuk mengawasinya."
Sebuah senyuman tertarik di sudut mulut Su
Xi-er. Hong Li melayani di sisi Dayang Senior Zhao selama
bertahun-tahun, tetapi wanita tua itu tidak memberikannya keuntungan sama
sekali. Kalau tidak, mengapa ia bereaksi seperti itu hanya karena melihat bubur
kacang merah dan dua makanan pendamping kecil?
"Baiklah, silakan makan semua hidangan yang
tersisa jika kau menginginkan mereka."
Mata Hong Li membesar. "Kau tidak lapar? Kau
memberikan semuanya untuk kumakan?"
"Dayang Senior Zhao akan mengirimkannya
lagi."
Ia baru saja selesai berbicara ketika suara Dayang
Senior Zhao terdengar.
"Su Xi-er, lihat apa yang kubawakan
untukmu."
Hong Li panik dan cepat-cepat berdiri dari
bangkunya.
Saat ia melihat Dayang Senior Zhao membawakan
sepiring ayam panggang, kepahitan menyala di matanya. Si nenek sihir
tua, Su Xi-er pastilah sudah menggenggam rahasia kotornya. Kau bahkan
mengantarkan sendiri ayam panggangnya!
"Hong Li, bagaimana bisa kau memakan hidangan
untuk Su Xi-er? Dasar sialan, enyah!" Dayang Senior Zhao berteriak dengan
suara keras.
Hong Li cemberut. Ia langsung berjalan keluar tanpa
mengatakan apa pun.
"Dayang Senior Zhao, kau terlalu sopan."
Su Xi-er terkekeh.
"Ini bukan dibuat olehku. Dayang Pangeran
Kekaisaran Ketiga-lah yang mengirimkannya untukmu. Ternyata, penyokongmu sebenarnya
adalah Pangeran Kekaisaran Ketiga."
Su Xi-er melirik Dayang Senior Zhao. Kekaguman
di matanya tidak tampak seperti kepalsuan. Ayam panggang ini benar-benar
dikirimkan kemari oleh Pangeran Kekaisaran Ketiga. Kata-katanya
kemarin terlintas dalam benaknya.
"Selama aku berada di istana kekaisaran, tidak
akan ada seorang pun yang berani menyentuhmu."
Kami baru bertemu satu kali, jadi mengapa ia
melakukan ini?
"Di antara para pangeran kekaisaran, Pangeran
Hao hanya merasa Pangeran Kekaisaran Ketiga yang pantas mendapatkan
perhatiannya. Su Xi-er, bagaimana bisa kau begitu beruntung? Pangeran
Kekaisaran Ketiga punya watak sedingin es, ia jarang berbicara dengan pria
mana pun, terlebih lagi dengan wanita."
Ekpsresi Su Xi-er tidak berubah. "Penyokongku
bukan dirinya."
Pangeran Kekaisaran Ketiga tetaplah seorang
pangeran kekaisaran. Jika Keluarga Pei merasa ia mengancam, Pangeran Hao dan
Ibu Suri pasti tidak akan melepaskannya. Ia tidak ingin terlibat dalam
perebutan kekuasaan.
"Bukan dirinya? Jangan bilang padaku kalau
orang itu bahkan jauh lebih berkuasa?" Dayang Senior Zhao tidak
memahami maksud Su Xi-er dan salah paham.
"Pokoknya, ia bukanlah seseorang yang dapat
kau singgung," ia sengaja memberikan petunjuk. Lagipula, ia tidak punya
seorang pun penyokong.
Dayang Senior Zhao hampir saja jatuh ke
lantai. Pria-pria dengan kekuasaan terbesar di Bei Min adalah Pangeran
Hao dan Commandery Prince Xie. Penyokongnya adalah salah satu dari
mereka?
"Karena He Ying menginstruksikan padamu untuk
membuatku menderita, kau tetap harus bersandiwara." Ia mengingatkan acuh
tak acuh. Selagi ia berbicara, aura kental bangsawan di sekitarnya merebak di
udara.
"Baiklah, aku akan mendengarkanmu."
Dayang Senior Zhao benar-benar ketakutan.
Su Xi-er mengangguk sebelum menuju ke meja. Ia
paham kalau kekuatan fisiknya berkurang, dan bahwa ia butuh sesuatu untuk
dimakan demi menutrisinya.
Oleh karena itulah, ia mengambil sumpitnya dan
mulai makan.
Ia tidak cepat maupun lambat saat ia sedang makan,
mempertahankan sikap elegan ini di sepanjang prosesnya. Dayang Senior Zhao
memandanginya kosong. Su Xi-er tidak makan seperti ini dulu. Aku pernah
melihat seorang bangsawan ketika sedang makan, tetapi keeleganan Su Xi-er
bahkan melebihi seorang bangsawan!
"Dayang Senior Zhao," panggilan lembut seorang
wanita dapat terdengar. Tubuh Dayang Senior Zhao gemetaran. He Ying
kemari lagi. Terlebih lagi, ia kebetulan melihatku berada di kamar Su Xi-er.
"Nona He." Dayang Senior Zhao cepat-cepat
berdiri dengan wajah penuh hormat.
"Ibu Suri menganugerahkan beberapa barang
untuk para dayang di Istana Samping. Segera bagikan mereka."
Dayang Senior Zhao terkejut. Ini pertama
kalinya Ibu Suri menganugerahkan barang-barang untuk Istana Samping.
"Dayang Senior Zhao, keluarlah duluan. Ada
sesuatu yang harus kuserahkan sendiri pada Su Xi-er."
Su Xi-er tetap tenang dan menguasai dirinya. Ia
kemari bukan untuk menganugerahkan sesuatu padaku, tetapi lebih karena ia akan
membuat masalah untukku.
Pintu kamarnya tertutup rapat. He Ying mengeluarkan
sebuah kantong parfum.
"Ibu Suri menginstruksikan penjahit wanita di istana kekaisaran, secara khusus menjahitkan ini untukmu. Meski begitu, apa yang membuatku penasaran adalah, Pangeran Kekaisaran Ketiga baru saja kembali ke istana kemarin, tetapi ia sudah begitu protektif terhadapmu. Mungkinkah kalian berdua sudah saling mengenal sebelumnya?"
0 comments:
Posting Komentar