Sabtu, 21 November 2020

CTF - Chapter 15

Consort of A Thousand Faces

Chapter 15 : Dilindungi Olehnya

Su Xi-er duduk di dalam kamar, bergerak untuk menopang dagunya dengan tangannya sebelum rasa sakit tajam mengingatkannya akan cedera di pergelangan tangannya.

Ia menundukkan kepalanya untuk memeriksa dan menyadari kalau pergelangan tangannya sudah sangat merah. Karena ia tidak rajin mengoleskan tanaman obat itu setelah pergelangannya dipatahkan paksa, pergelangannya yang terkilir sepertinya akan membutuhkan beberapa hari lagi sebelum sembuh meskipun tulangnya sudah kembali ke posisinya semula.

Ia harus mengumpulkan beberapa tanaman obat dari tempat di samping sumur itu untuk dioleskan tiap harinya.

Meski begitu, sebelum ia dapat bergerak, terdengar suara pintu ditendang terbuka bersamaan dengan suara tajam seorang wanita.

"Su Xi-er, Dayang Senior Zhao memperlakukanmu dengan sangat baik. Ia bahkan menyuruh seseorang untuk merebuskan bubur kacang merah untukmu; belum lagi semua makanan kecil berdaging yang ditambahkan pada mereka."

Seorang dayang membanting nampan yang dibawanya ke atas meja.

Terdiri dari semangkuk bubur kacang merah panas yang mengepul dan dua makanan pendamping kecil: luffa orak-arik telur dan tumisan kacang vegetarian. Di mata dayang-dayang Istana Samping, telur dianggap di bawah katagori daging.

Luffa orak arik telur.

Bubur kacang merah, bisa disebut juga Hongjuk.

Tumisan kacang vegetarian.

"Apakah kau memberikan beberapa keuntungan pada Dayang Senior Zhao? Sarapanmu sangat mewah. Hmph!" Dayang itu mendengus dingin, tetapi matanya dipenuhi keinginan untuk menyantap makanan itu.

"Ada begitu banyak hidangan. Mungkin aku tidak akan sanggup menghabiskan semuanya. Bagaimana kalau kita berdua makan sama-sama?" Su Xi-er mengambil sebuah sendok dan menyerahkannya pada si dayang.

"Bagaimana mungkin aku melakukannya? Ini untuk kau makan." Meskipun dayang itu menolaknya, ia tidak bisa menyembunyikan matanya yang terfokuskan pada bubur kacang merahnya dari waktu ke waktu.

"Sebagai sesama dayang Istana Samping, sudah semestinya kita saling menjaga. Sebelumnya, itu dikarenakan sebuah kesalahpahaman yang membuat kalian semua menjauhiku. Kadang kala aku pun merasa kesepian." Su Xi-er kelihatan menyedihkan ketika ia berbicara, wajahnya diselimuti kesepian.

Dayang itu merebut sendoknya dari Su Xi-er. "Baiklah, baiklah! Akan kumakan. Jangan merasa kesepian. Siapa yang suruh kau begitu cantik? Tentu saja semua orang akan menyulitkanmu!"

Tanpa kata lainnya, ia lanjut menggunakan sendok itu, mulai makan dengan rakus semua hidangannya dengan suapan besar.

Su Xi-er tersenyum saat ia bertanya, "Siapa namamu?"

"Aku Hong Li." Di saat ia menjawab, tiga suapan penuh sudah memasuki mulutnya.

"Nama yang cukup bagus. Hong Li, jika Dayang Senior Zhao memberikanku keuntungan di masa yang akan datang, aku akan membagikannya denganmu."

Hong Li meletakkan mangkuknya dan memandangi Su Xi-er. "Aneh. Mengapa Dayang Senior Zhao tiba-tiba saja memperlakukanmu dengan sangat baik? Aku bahkan baru mendengar kalau ia sendiri merebuskan sup ayam untukmu kemarin."

"Tentu saja ia memperlakukanku dengan baik dikarenakan beberapa alasan." Melihat kalau Hong Li selesai meminum separuh dari bubur kacang merahnya, Su Xi-er mengambil sumpitnya untuk mengambil beberapa sayuran dan meletakkan mereka dekat hidungnya untuk membauinya.

Tidak ada masalah dengan sayuran hari ini. Aku bisa tenang dan memakan mereka.

"Untuk beberapa alasan?" Hong Li merenung sejenak, menghubungkannya dengan kematian Mu Tao dan kembalinya Su Xi-er dengan selamat. Ia baru saja kembali tetapi Dayang Senior Zhao sudah menjilatinya dengan berbagai macam cara.

"Su Xi-er, kau mempunyai seseorang yang mendukungmu. Siapa ia sebenarnya?"

"Mengapa aku harus memberitahumu? Kau sudah jelas tentang tujuanku memberitahumu begitu banyak." Su Xi-er tersenyum misterius, sekali lagi memunculkan kecurigaan Hong Li.

Hong Li tampak muda dan tidak dewasa, tetapi sepasang mata itu berbalik cukup cepat. Ia sudah jelas bukanlah dayang biasa di Istana Samping. Paling tidak, ia memegang status tertentu di hadapan Dayang Senior Zhao.

"Kau tidak sedang membohongiku, kan?" Ekspresi di mata Hong Li dipenuhi tanya, tetapi saat ia melihat sikap teduh dan tenang Su Xi-er, ia menduga, orang ini tidaklah berbohong. "Aku mempercayaimu; tetapi ada syaratnya bagiku untuk membantumu. Jika kau jadi sukses di masa mendatang, ingatlah untuk membawaku keluar dari Istana Samping."

Hong Li tidak bodoh. Meskipun ia baru berusia empat belas tahun dan belum cukup umur, ia sudah berada di Istana Samping selama sembilan tahun. Ia tidak berniat untuk tinggal di sini selamanya.

"Awasi Dayang Senior Zhao untuk saat ini. Ditambah lagi, jangan terlalu dekat denganku di hadapan orang luar."

"Akulah yang selalu mengatur makanannya dan kehidupan sehari-harinya. Tidak ada masalah bagiku untuk mengawasinya."

Sebuah senyuman tertarik di sudut mulut Su Xi-er. Hong Li melayani di sisi Dayang Senior Zhao selama bertahun-tahun, tetapi wanita tua itu tidak memberikannya keuntungan sama sekali. Kalau tidak, mengapa ia bereaksi seperti itu hanya karena melihat bubur kacang merah dan dua makanan pendamping kecil?

"Baiklah, silakan makan semua hidangan yang tersisa jika kau menginginkan mereka."

Mata Hong Li membesar. "Kau tidak lapar? Kau memberikan semuanya untuk kumakan?"

"Dayang Senior Zhao akan mengirimkannya lagi."

Ia baru saja selesai berbicara ketika suara Dayang Senior Zhao terdengar.

"Su Xi-er, lihat apa yang kubawakan untukmu."

Hong Li panik dan cepat-cepat berdiri dari bangkunya.

Saat ia melihat Dayang Senior Zhao membawakan sepiring ayam panggang, kepahitan menyala di matanya. Si nenek sihir tua, Su Xi-er pastilah sudah menggenggam rahasia kotornya. Kau bahkan mengantarkan sendiri ayam panggangnya!

"Hong Li, bagaimana bisa kau memakan hidangan untuk Su Xi-er? Dasar sialan, enyah!" Dayang Senior Zhao berteriak dengan suara keras.

Hong Li cemberut. Ia langsung berjalan keluar tanpa mengatakan apa pun.

"Dayang Senior Zhao, kau terlalu sopan." Su Xi-er terkekeh.

"Ini bukan dibuat olehku. Dayang Pangeran Kekaisaran Ketiga-lah yang mengirimkannya untukmu. Ternyata, penyokongmu sebenarnya adalah Pangeran Kekaisaran Ketiga."

Su Xi-er melirik Dayang Senior Zhao. Kekaguman di matanya tidak tampak seperti kepalsuan. Ayam panggang ini benar-benar dikirimkan kemari oleh Pangeran Kekaisaran Ketiga. Kata-katanya kemarin terlintas dalam benaknya.

"Selama aku berada di istana kekaisaran, tidak akan ada seorang pun yang berani menyentuhmu."

Kami baru bertemu satu kali, jadi mengapa ia melakukan ini?

"Di antara para pangeran kekaisaran, Pangeran Hao hanya merasa Pangeran Kekaisaran Ketiga yang pantas mendapatkan perhatiannya. Su Xi-er, bagaimana bisa kau begitu beruntung? Pangeran Kekaisaran Ketiga punya watak sedingin es, ia jarang berbicara dengan pria mana pun, terlebih lagi dengan wanita."

Ekpsresi Su Xi-er tidak berubah. "Penyokongku bukan dirinya."

Pangeran Kekaisaran Ketiga tetaplah seorang pangeran kekaisaran. Jika Keluarga Pei merasa ia mengancam, Pangeran Hao dan Ibu Suri pasti tidak akan melepaskannya. Ia tidak ingin terlibat dalam perebutan kekuasaan.

"Bukan dirinya? Jangan bilang padaku kalau orang itu bahkan jauh lebih berkuasa?" Dayang Senior Zhao tidak memahami maksud Su Xi-er dan salah paham.

"Pokoknya, ia bukanlah seseorang yang dapat kau singgung," ia sengaja memberikan petunjuk. Lagipula, ia tidak punya seorang pun penyokong.

Dayang Senior Zhao hampir saja jatuh ke lantai. Pria-pria dengan kekuasaan terbesar di Bei Min adalah Pangeran Hao dan Commandery Prince XiePenyokongnya adalah salah satu dari mereka?

"Karena He Ying menginstruksikan padamu untuk membuatku menderita, kau tetap harus bersandiwara." Ia mengingatkan acuh tak acuh. Selagi ia berbicara, aura kental bangsawan di sekitarnya merebak di udara.

"Baiklah, aku akan mendengarkanmu." Dayang Senior Zhao benar-benar ketakutan.

Su Xi-er mengangguk sebelum menuju ke meja. Ia paham kalau kekuatan fisiknya berkurang, dan bahwa ia butuh sesuatu untuk dimakan demi menutrisinya.

Oleh karena itulah, ia mengambil sumpitnya dan mulai makan.

Ia tidak cepat maupun lambat saat ia sedang makan, mempertahankan sikap elegan ini di sepanjang prosesnya. Dayang Senior Zhao memandanginya kosong. Su Xi-er tidak makan seperti ini dulu. Aku pernah melihat seorang bangsawan ketika sedang makan, tetapi keeleganan Su Xi-er bahkan melebihi seorang bangsawan!

"Dayang Senior Zhao," panggilan lembut seorang wanita dapat terdengar. Tubuh Dayang Senior Zhao gemetaran. He Ying kemari lagi. Terlebih lagi, ia kebetulan melihatku berada di kamar Su Xi-er.

"Nona He." Dayang Senior Zhao cepat-cepat berdiri dengan wajah penuh hormat.

"Ibu Suri menganugerahkan beberapa barang untuk para dayang di Istana Samping. Segera bagikan mereka."

Dayang Senior Zhao terkejut. Ini pertama kalinya Ibu Suri menganugerahkan barang-barang untuk Istana Samping.

"Dayang Senior Zhao, keluarlah duluan. Ada sesuatu yang harus kuserahkan sendiri pada Su Xi-er."

Su Xi-er tetap tenang dan menguasai dirinya. Ia kemari bukan untuk menganugerahkan sesuatu padaku, tetapi lebih karena ia akan membuat masalah untukku.

Pintu kamarnya tertutup rapat. He Ying mengeluarkan sebuah kantong parfum.

"Ibu Suri menginstruksikan penjahit wanita di istana kekaisaran, secara khusus menjahitkan ini untukmu. Meski begitu, apa yang membuatku penasaran adalah, Pangeran Kekaisaran Ketiga baru saja kembali ke istana kemarin, tetapi ia sudah begitu protektif terhadapmu. Mungkinkah kalian berdua sudah saling mengenal sebelumnya?"

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar