Sabtu, 21 November 2020

CTF - Chapter 14

Consort of A Thousand Faces

Chapter 14 : Nona Qing

Nona Qing mendengus dingin, tatapan matanya jadi lebih menghina. Pada akhirnya, ia melirik Su Xi-er lagi sebelum berbalik pergi.

Beberapa dayang dari Istana Samping belum sempat mendapatkan kembali kesadaran mereka, terus menatap figur Nona Qing yang beranjak pergi sembari terbengong.

"Apakah Nona Qing memiliki status yang sangat tinggi di istana? Bagaimana jika dibandingkan dengan Nona He?" Su Xi-er menatap dayang lainnya.

Mulut seorang dayang terbuka lebar sampai-sampai bisa menelan sebutir telur. "Status Nona Qing bahkan lebih tinggi daripada Nona He. Mengikuti Pangeran Hao semenjak ia masih muda, ia adalah kepala dayang di Kediaman Pangeran Hao."

Alis Su Xi-er tertaut. Pengawal Kekaisaran Wu mengutus orang seperti ini untuk mengirimkan makan malam untukku. Jika aku tidak meninggalkan istana sunyi itu, Nona Qing pastinya 'melayani'ku. Daripada 'melayani', 'mengawasi' akan lebih pantas.

"Karena ia berasal dari Kediaman Pangeran Hao, mengapa ia tidak tinggal di Kediaman Pangeran, sebaliknya malah memasuki istana?" Su Xi-er terus bertanya.

"Aku kan sudah bilang. Nona Qing mengikuti Pangeran Hao sejak muda. Hubungan mereka hebat! Apa salahnya dengan ia memasuki istana?"

Ini artinya, Nona Qing adalah Dayang Selir Kamar yang disimpan Pangeran Hao. Akan tetapi, Pangeran Hao adalah putra angkat Keluarga Pei. Mungkinkah Keluarga Pei sebaik itu sampai-sampai membiarkannya menyimpan seorang dayang selir kamar sejak masih muda?

(T/N : Dayang Selir Kamar atau Dong Fang biasanya adalah Dayang dengan peringkat tertinggi di antara para dayang. Meskipun begitu, status mereka tidak setinggi dan diakui lebih dari selir, jadi, Dayang Selir Kamar pun dikenal berstatus terendah di antara para selir. Status mereka cukup kontroversial karena sulit dikatakan apakah mereka dayang atau selir karena mereka tidak sungguh-sungguh memiliki status, tetapi diminta untuk melakukan tugas di ranjang.)

Selain itu, jika ia adalah dayang selir kamarnya Pangeran Hao, bagaimana bisa ia menyukai Pengawal Kekaisaran Wu?

"Jangan berbicara lagi dengannya. Seluruh tubuhnya berbau sial. Jangan sampai ketularan." Seorang dayang mengingatkan. Tak lama setelah itu, semua orang pun pergi.

Sekarang sudah malam, hanya dengan beberapa orang yang mengetahui dirinya kembali ke Istana Samping. Ia harus 'memberi hormat' pada Dayang Senior Zhao sekarang dan berterima kasih dengan benar untuk semangkuk sup ayam itu.

***

Di depan pintu Dayang Senior Zhao.

Su Xi-er baru saja akan mengetuk pintunya ketika ia mendengar orang sedang berbicara di dalam sana. Dari suara mereka, ia bisa membedakan yang satu adalah Dayang Senior Zhao, sementara yang satu lagi adalah He Ying.

He Ying berjalan sangat cepat. Ia membawa Pangeran Kekaisaran Ketiga menuju Istana Kedamaian Penuh Kasih dan kembali untuk mencari Dayang Senior Zhao begitu cepat. Wanita dengan kekuatan layak di kaki mereka biasanya bisa ilmu bela diri, dan cukup hebat.

"Nona He, mengapa Ibu Suri melepaskan Su Xi-er?"

"Kau tidak perlu memusingkan dirimu tentang itu. Walaupun begitu, bukan berarti kau harus membiarkannya begitu saja. Biarkan ia merasakan kesulitan dan awasi dia. Jangan izinkan dia untuk pergi dari Istana Samping bahkan setengah langkah pun."

"Hanya saja, ia sudah meminum seteguk sup ayamnya. Sehari lagi, efek Rumput Patah Hati akan bekerja."

"Oh? Hehe, kalau begitu ..."

Su Xi-er tidak repot untuk mendengarkan bisikan mereka lebih jauh dari itu. Tampaknya, aku tidak boleh tergesa mencari Dayang Senior Zhao. Lebih baik aku kembali ke kamarku untuk istirahat lebih dulu.

Meskipun begitu, tidak mencarinya, bukan menandakan kalau Su Xi-er melepaskan masalah ini begitu saja. Sudut mulut Su Xi-er terangkat, dan sekelebat pancaran keganasan muncul di matanya. Ia sudah memiliki rencana dalam benaknya.

***

Hari berikutnya.

"Ah, Mu Tao sudah mati?"

"Ini benar. Tubuhnya sudah disingkirkan semalam. Aku menduga, mereka sudah membuktikan bahwa orang yang menyergap Pangeran Hao adalah Mu Tao!"

"Aku melihat Su Xi-er kembali semalam. Aku tidak menyangka masalah ini akan berakhir seperti itu."

Su Xi-er baru saja membuka pintu ke kamarnya saat ia mendengar para dayang sedang bergosip. Tidak kehilangan satu ketukan pun, mata para dayang segera dipenuhi permusuhan dan penghinaan setelah mereka melihatnya.

"Kalian semua, pergi bekerja! Apa yang masih kalian lakukan di sini!" Teriakan Dayang Senior Zhao menyebabkan kerumunan itu menyebar. Meski begitu, setelah ia melihat Su Xi-er, ekspresinya segera berubah menjadi murah hati.

"Su Xi-er, nasib baik pasti terjadi karena kau selamat dari sebuah musibah besar. Apakah kau tidur nyenyak semalam? Apakah tubuhmu baik-baik saja?" Dayang Senior Zhao bertingkah demikian demi memancingnya.

Aku menduga, orang ini akan tiba-tiba mati sehari lagi. Kekuatan Rumput Patah Hati benar-benar tidak bisa diremehkan.

"Aku merasa agak sesak di dadaku dan menyadari kalau aku benar-benar kesulitan bernapas. Apakah karena sup ayam kemarin terlalu bernutrisi?" Su Xi-er sengaja menarik topik pembicaraannya ke sup ayam.

Dayang Senior Zhao tertawa. "Mungkin dikarenakan oleh cuaca. Sangat lembap belakangan ini, aku menduga akan segera terjadi hujan badai."

"Dayang Senior Zhao ..." Tangan Su Xi-er menggenggam Dayang Senior Zhao, mengejutkannya hingga ia bergidik.

"Hamba merasa pusing. Bisakah Anda menopang hamba masuk ke dalam kamar?" Su Xi-er memperlihatkan tampang kelelahan. Dadanya naik turun selagi ia terengah-engah.

Tidak mungkin Rumput Patah Hati-nya sudah bereaksi, bukan? Dayang Senior Zhao khawatir kalau dayang lainnya melihat wajah hipokratisnya, akan menyebabkan kepanikan. Oleh sebab itulah, ia hanya bisa membuat konsesi.

"Baiklah, aku akan membantumu masuk." Dayang Senior Zhao mengangguk setuju.

Sudut mulut Su Xi-er agak terangkat sebelum segera kembali normal.

***

Setelah pintunya tertutup, keadaan lemah Su Xi-er langsung menghilang, digantikan dengan keganasan. Tangan kanannya melemparkan Dayang Senior Zhao ke atas lantai. Itu adalah pertama kalinya wanita tua itu diperlakukan dengan sekasar itu hingga membuatnya terguncang kesakitan.

"Su Xi-er, apa kau cari mati?" Di atas lantai, Dayang Senior Zhao memijat pergelangan tangannya yang sakit sementara mencercanya keras.

Su Xi-er berjongkok untuk memandanginya dan berbicara dengan nada suara yang dalam dan rendah. "Dayang Senior Zhao, tepatnya karena aku tidak ingin mati, makanya aku melakukan ini."

Matanya dipenuhi kekejaman, dan aura di sekitarnya terasa turun beberapa drajat. Dayang Senior Zhao merasa seluruh tubuhnya mengigil.

Apakah ini ... masih Su Xi-er? Meskipun tingkah lakunya jadi semakin berani selama beberapa hari ini, ia tetap tidak mungkin selancang ini!

Sementara Dayang Senior Zhao kebingungan, tangan sedingin es dengan cepat mengunci di sekitar lehernya, menakutinya hingga ia gemetaran.

"Su ... Xi ... er ..." Dayang Senior Zhao menggumamkan ketiga kata ini dengan sangat kesulitan.

"Apakah kau kira aku masihlah Su Xi-er yang dulu?" Ia mendekatkan mulutnya ke telinga Dayang Senior Zhao dan meningkatkan tenaga di pergelangan tangannya.

(T/N : Karena Su Xi-er itu dayang paling rendah se-istana, jadi saat bicara sama siapa saja yang bukan dari teman-teman dayang, saya rasa, mbak Xi-er pasti pake 'Anda', tapi karena sekarang udah nunjukkin kekuatannya sama Dayang Senior Zhao, saat berdua, kayaknya, mbak Xi-er akan pakai 'kau' ketimbang 'Anda'. Jadi jangan heran kalau kadang-kadang ada gonta-ganti.)

Wajah Dayang Senior Zhao merona merah. Ia sudah tidak punya tenaga untuk berbicara, terpaksa hanya menggelengkan kepalanya.

Su Xi-er terkekeh dengan suara dalam. "Jika kau terus menjadikanku sebagai target, aku pasti bisa membunuhmu!"

Tenaga di pergelangan tangannya mengencang sekali lagi. Kaki Dayang Senior Zhao menendang-nendang dan matanya berputar ke atas. Tepat saat ia pikir ia akan mati, tangan sedingin es itu melepaskan lehernya.

"Mencampurkan Rumput Patah Hati di dalam sup ayam, trik anak-anak semacam itu tidak berguna terhadapku." Suara Su Xi-er enteng, tetapi aura yang terpancar dari setiap pergerakannya itu garang dan mengancam.

Ini bukanlah aura yang dimiliki oleh seorang dayang biasa. Dayang Senior Zhao membelalakkan matanya dan dengan putus asa bernapas berat untuk menarik napasnya. Perubahan sebesar ini benar-benar bisa terjadi pada seseorang!

Untuk sesaat, Dayang Senior Zhao mengingat kata-kata yang diucapkan Mu Tao dulu. "Su Xi-er kerasukan oleh sesuatu yang kotor!"

"Dayang Senior Zhao, kau berpengalaman juga berpengetahuan. Ibu Suri, Pangeran Hao, dan Commandery Prince Xie. Beritahu aku, apa pun yang kau ketahui tentang orang-orang ini." Kemudian, Su Xi-er melambaikan tangannya di hadapan Dayang Senior Zhao. Meskipun wajahnya dihiasi dengan senyuman, Dayang Senior Zhao hanya mampu memandangnya sebagai roman wajah orang jahat. Jika aku tidak mengatakannya, Su Xi-er akan membunuhku.

"Ibu Suri adalah Nona Muda Pertama Keluarga Pei. Ia menikahi mendiang Kaisar saat berusia lima belas tahun dan menjadi Ibu Suri di usianya ke-18. Pangeran Hao adalah putra angkat Keluarga Pei. Hubungannya dengan Ibu Suri kabur dan tidak jelas. Terlebih lagi, rumornya, Commandery Prince Xie jatuh cinta pada Ibu Suri."

"Oh? Bagaimana dengan Nona Qing?"

"Ia menyelamatkan Pengawal Kekaisaran Wu ketika masih muda. Hubungan Pengawal Kekaisaran Wu dengan Pangeran Hao pun sangatlah baik."

Jadi sebenarnya seperti ini. Nona Qing bukanlah dayang selir kamar yang disiapkan oleh Keluarga Pei untuk Pangeran Hao.

"Baiklah, kau boleh bangun. Aku harap kalau kau tahu untuk tidak mempunyai pikiran untuk melawanku. Sementara, bagaimana caramu mengikuti perintah Nona He untuk membuatku menderita, aku serahkan itu padamu."

Kaki Dayang Senior Zhao gemetaran. Su Xi-er sudah mengetahui apa yang He Ying perintahkan padaku semalam.

"Aku menger ... ti." Dayang Senior Zhao cepat-cepat menjawab. Su Xi-er menjadi sangat hebat sekarang. Sebelum aku terpikirkan tindakan balasan, aku tidak bisa menyentuhnya.

Selagi ia memperhatikan Dayang Senior Zhao pergi, tatapan di mata Su Xi-er berubah lagi. Seorang yang cerdik dan berpengalaman yang sangat terkait dengan istana kekaisaran tidak akan mengubah pikirannya hanya karena beberapa kata dariku dan mendengarkan pengaturanku. Aku harus melakukan sesuatu untuk membuat Dayang Senior Zhao belajar dari pelajarannya, dan meningkatkan ingatannya.

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar