Sabtu, 21 November 2020

CTF - Chapter 16

Consort of A Thousand Faces

Chapter 16 : Safflower

Ini adalah bunga Safflower

"Nona He, hamba tidak mengenal Pangeran Kekaisaran Ketiga." Su Xi-er memisahkan dirinya dari Situ Li. Setelahnya, ia menerima kantong parfumnya dan meletakkannya dekat hidungnya untuk membauinya. Meskipun kantong parfumnya wangi, isi di dalamnya juga bercampur dengan safflower.

(T/N : Nama Mandarinnya berarti 'Bunga Merah'.)

Membawa kantong parfum ini dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan seorang wanita menjadi mandul, menyebabkannya keguguran meskipun jika ia mengandung. Dengan memberikan ini padaku, motif Ibu Suri adalah ...

Ia takut aku akan mengandung? Konyol sekali. Anak siapa pula yang akan kukandung?

"Bukankah kantong parfumnya sangat wangi? Karena itu dianugerahkan untukmu, kau harus mengenakannya setiap hari."

Su Xi-er mengangguk dan dengan cekatan menggantungkan kantong parfum itu di pinggangnya. "Terima kasih banyak kepada Ibu Suri karena menganugerahkan hadiah ini. Hamba akan mengenakannya setiap hari."

He Ying mengengus dalam hati, berbalik pergi. Nanti aku akan menginstruksikan Dayang Senior Zhao untuk memastikan Su Xi-er mengenakan kantong parfum itu setiap hari.

Setelah figur He Ying menghilang, Su Xi-er melepaskan kantong parfum itu dari pinggangnya. Ibu Suri sungguh terlalu berlebihan. Meskipun demikian, walau aku tidak berencana untuk mengandung, bukan berarti aku bersedia kehilangan kemampuan untuk mengandung.

Su Xi-er, mengakui kalau ia perlu mengisi kembali tenaganya, melanjutkan untuk menghabiskan apa yang tersisa dari ayam panggangnya. Setelahnya, ia pergi keluar sembari membawa kantong parfum itu.

Ia berjalan ke sisi sumur. Kantong parfum ini datang tepat pada waktunya. Ia mengeluarkan safflower dari dalam kantongnya, menggantikannya dengan tanaman obat-obatan.

"Su Xi-er!" seseorang berteriak.

Ia melihat ke arah suara dan menyadari kalau itu adalah Hong Li.

"Kau harus berhati-hati. Dayang Senior Zhao tidak sungguh-sungguh memperlakukanmu dengan baik secara tulus. Ia hanya berjanji pada Nona He untuk mengawasimu. Pastinya ada sesuatu yang lain di kantong parfum ini. Kalau tidak, Nona He tidak mungkin menyebutkannya berulang-ulang."

"Mhm. Teruslah mengawasinya," Su Xi-er membenarkan selagi ia mencabuti tanaman obat.

"Mengapa kau mencabuti rumput liar?" Hong Li berjongkok dan mengamati rerumputan itu cermat.

Tepat saat ini, suara wanita tua terdengar. Tepatnya milik Dayang Senior Zhao.

"Hong Li, sejak kapan hubunganmu dengan Su Xi-er sebaik ini?"

Tepat setelahnya, Dayang Senior Zhao melihat Su Xi-er mendorong Hong Li.

Hong Li langsung memahaminya. Ia berpura-pura sangat antipati terhadap Su Xi-er. "Jangan terlalu sombong. Dengan tampang yang menyihir sepertimu ini, cepat atau lambat kau akan mati. Bukankah Ibu Suri hanya menganugerahkan sesuatu yang berbeda padamu! Mengapa kau sombong sekali?"

"Apabila kau berkemampuan, buatlah Ibu Suri menganugerahkan sebuah kantong parfum yang sangat unik untukmu."

Dayang Senior Zhao dapat mendengar kepuasan dalam nada Su Xi-er dan mau tak mau kebingungan. Su Xi-er yang sekarang agak bodoh!

Tepat saat ini, Hong Li merebut kantong parfumnya lagi.

Patter! 

Kantong parfumnya jatuh ke tanah, menyebabkan kelopak bunga di dalamnya bertebaran kemana-mana.

Ada beberapa helai kelopak bunga merah di tanah. Dayang Senior Zhao bermata tajam, dan segera mengetahui kalau kelopak bunga merah itu adalah saffflower.

Ibu Suri menganugerahkan benda semacam ini kepada Su Xi-er. Mungkinkah ia mencurigainya merebut prianya? Tidak mungkin ...

Ia terus mengatakan kalau ia punya seorang penyokong, tetapi tidak menjelaskan siapa orangnya. Jika seorang wanita berani mengatakan itu, maka sudah pasti berarti ia telah memberikan tubuhnya! Sudah jelas, ia kira, siapa pun itu, menganggapnya penting!

Mungkinkah Su Xi-er telah merangkak ke atas ranjang pria berkuasa di bawah mataku sendiri?

Dayang Senior Zhao menganga keheranan oleh dugaan beraninya. Di saat melamunnya, Su Xi-er sudah menyingkirkan sisa helaian safflowernya dan menggantikan mereka dengan beberapa tanaman obat-obatan di dalam kantong parfumnya.

Hong Li mengedip ke arahnya dan merendahkan suaranya, "Jangan lupakan siapa yang menolongmu hari ini."

Mata Su Xi-er agak menyipit ketika ia tersenyum. "Perkataanku tentu saja dapat dipegang. Meski begitu, kau harus membiarkanku melihat nilaimu."

"Kegunaanku sangatlah besar." Hong Li menjawab dengan suara rendah. Akhirnya, ia mengerahkan tenaga di kedua tangannya dan mendorong Su Xi-er jatuh ke tanah.

Setelahnya, ia berlari ke arah Dayang Senior Zhao. "Su Xi-er tidak tahu apa yang baik untuknya. Dayang Istana Senior Zhao, Anda tidak boleh memanjakannya lagi!"

Dayang Senior Zhao sakit kepala parah dengan betapa rumitnya masalah ini. Di satu sisi adalah Ibu Suri, dan Su Xi-er dengan penyokong tak diketahui di sisi satunya. Aku harus menentukan pilihan. Tidak memilih bukan lagi sebuah pilihan.

Setelah merenung sejenak, ekspresi di mata Dayang Senior Zhao menjadi bengis. "Su Xi-er, ada banyak pispot yang dikirimkan kemari pagi ini. Mereka ada di rumah kayu kecil di sudut barat laut Istana Samping. Pergi dan bersihkan mereka!"

Saat Hong Li mendengar kata-kata 'sudut barat laut' dan 'rumah kayu kecil', ekspresinya berubah. Su Xi-er dapat merasakan ketakutan di matanya.

Pispot tidak ditumpuk di sana sama sekali. Aku tidak pernah mendengar ada dayang mana pun yang menyebutkan perihal tempat itu sebelumnya, dan aku juga tidak pernah bertemu dayang yang sudah pernah pergi ke sana sebelumnya.

Biarpun demikian, hanya dengan menyebut tempat ini menyebabkan Hong Li memperlihatkan sebuah ekspresi kengerian. Mungkinkah ada rahasia tersembunyi yang tak bisa dibicarakan di sana?

"Ada sebuah rumah kayu di sudut barat laut Istana Samping?" Su Xi-er menengadahkan kepalanya untuk menatap Dayang Senior Zhao dan bertanya.

Ekspresi Dayang Senior Zhao agak berubah saat ia melambaikan lengannya. "Tentu saja ada. Pergi saja ke sana dan gosok semua pispotnya sampai mereka bersih."

"Sebelumnya, aku selalu menggosoknya di malam hari. Walaupun sekarang sudah berubah siang, aku pasti akan pergi karena itu adalah perintah Anda, Dayang Senior." Su Xi-er menggantungkan kantong parfum itu di pinggangnya sebelum berbalik pergi dan menuju ke arah sudut barat laut.

Saat Dayang Senior Zhao melihat kantong parfum di pinggang Su Xi-er, ekspresinya agak rumit. Mengapa ada safflower yang dicampurkan di dalamnya? Sudah pasti niatan Ibu Suri-lah agar He Ying mengirimkan ini. Jangan bilang kalau ...

"Dayang Senior Zhao, Su Xi-er tidak bisa membedakan apa yang baik untuknya. Beberapa pukulan papan sudah cukup. Kenapa sampai harus ..." Saat Hong Li melihat dingin di mata Dayang Senior Zhao, ia cepat-cepat mengunci mulutnya.

"Ia yang memancingnya sendiri." Suara Dayang Senior Zhao tenang, matanya terarah kepada Hong Li dengan tatapan memperingatkan.

Hong Li gemetaran. Mungkinkah ia sudah mengetahui hubungan kolaboratif di antara diriku dan Su Xi-er?

Jika ia sudah mengetahuinya ... haruskah aku mempertaruhkan kalau Su Xi-er akan melewati musibah ini?

"Awasi Su Xi-er." Dayang Senior Zhao berbalik pergi.

Hong Li mengatupkan bibirnya rapat. Aku tidak ingin dekat-dekat dengan rumah kayu di sudut barat laut sama sekali. Dayang mana pun yang berhubungan dengan tempat itu akan mati.

Karena ia mengutusku untuk mengawasi Su Xi-er, pastinya ia sudah mulai mencurigaiku!

***

Su Xi-er berjalan ke arah sudut barat laut. Para dayang yang melihatnya mengira kalau ia sudah gila karena berjalan ke arah sudut barat laut tanpa alasan jelas. Ketika mereka melihat arahnya berjalan adalah rumah kayu terlantar itu, mata semua orang tanpa sadar melebar, memberikan tatapan tak percaya, ketakutan, dan lainnya di mata mereka.

Su Xi-er tidak memperhatikan mereka, sebaliknya, menjadi semakin penasaran, seperti apa sebenarnya rumah kayu itu.

Bagaimana tepatnya tempat itu? Apa yang tersembunyi di sana hingga membuat orang-orang ini sangat ketakutan?

Semakin jauh jalan terpencil yang ditujunya, semakin lebat dan berantakan dedaunannya. Beberapa tanamannya sudah lebih tinggi dari manusia.

Ketika ia berjalan lebih jauh ke depan, ia menyadari kalau ia sudah mencapai ujung jalan. Dimana rumah kayunya?

Mungkinkah rumah kayunya berada di dalam sekelompok tanaman? Dengan teori seperti ini, ia berjalan memasuki rumpun tanaman itu.

Sebuah pondok kayu tua memasuki pandangannya. Sisi pondok kayu itu ditumbuhi dengan ilalang, bahkan ada pula sarang laba-laba menggantung dari pintunya.

Rumah kayu terlantar. Semua orang ketakutan saat mereka mendengar soal tempat ini.

Su Xi-er berjalan ke arah pondok kayu itu, menyingkirkan sarang laba-laba dan membuka pintunya sebelum ia beranjak masuk.

Aroma kuno berdebu menusuk ke dalam hidungnya. Semua yang ada di rumah kayu itu diselimuti oleh debu.

Tidak ada banyak benda di dalam sana. Terdapat sebuah rak untuk meletakkan baskom kayu, satu set meja bangku kayu rusak, sebuah lampu minyak berkarat, juga sebuah lemari di sudutnya.

Dari penampakannya, sepertinya pondok kayu ini sudah ditelantarkan sangat lama. Selain dari itu, tidak ada hal lainnya yang patut diperhatikan. Akan tetapi, ia sudah jelas tidak mempercayai kalau ini hanyalah sebuah rumah kayu biasa. Ia memeriksa tiap sudut dan celahnya, tetapi sayangnya, pencariannya yang komprehensif ditakdirkan untuk tak menghasilkan apa pun selain debu.

Itu sampai ia mendatangi lemari di sudut dan menemukan ada sesuatu di bawah sudut kanan lemari.

Benda itu adalah ...

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar