Sabtu, 21 November 2020

CTF - Chapter 11

Consort of A Thousand Faces

Chapter 11 : Panah Penembus Jantung Lagi


Su Xi-er mengenakan senyuman di wajahnya, membawa mangkuk sup ke bibirnya saat diam-diam pandangannya tertuju ke arah wajah Dayang Senior Zhao. Pasti ada yang tidak beres dengan semangkuk sup ayam ini. Dayang Senior Zhao biasanya tidak banyak menunjukkan ekspresi.

"Lihatlah dirimu. Tubuhmu lemah. Dayang di Istana Samping harus lebih kuat. Hanya dengan begitu, mereka dapat mengerjakan pekerjaan kasar. Kau tidak boleh memberitahukan soal dirimu meminum semangkuk sup ayam ini. Jika dayang lainnya tahu, mereka akan mencemoohku karena tidak adil." Walaupun nada Dayang Senior Zhao tenang, matanya sungguh terpaku pada mulut Su Xi-er yang agak terbuka.

Tadinya, ia berencana untuk membuat jalan keluar bagi Su Xi-er, sembari menikmati pertunjukan. Akan tetapi, He Ying, kesukaan Ibu Suri, sudah menyinggung lebih dari sekali, orang ini tidak bisa dibiarkan. Ide He Ying merupakan ide Ibu Suri.

Aw, Su Xi-er, jangan menyalahkanku. Kau hanya bisa menyalahkan dirimu sendiri karena wanita cantik mengalami nasib yang tragis. Terdapat banyak masalah ketika kau berwajah cantik.

"Dayang Senior Zhao, Anda begitu baik padaku. Bagaimana mungkin aku menikmati semangkuk sup ayam ini sendirian? Bagaimana kalau Anda juga meminumnya sedikit?" Su Xi-er meletakkan mangkuk putih itu di hadapan Dayang Senior Zhao.

Ia sudah membauinya saksama, dan mengenali aroma campuran obat-obatan di dalam sup ayamnya. Aromanya bukanlah sup ayam obat, tetapi dari tanaman obat spesial yang ditambahkan. Kalau aku tidak salah, tanaman obat ini adalah Rumput Patah Hati.

(T/N: Tanaman beracun yang dapat ditemukan di Tiongkok.)

Seseorang tidak akan menyadari efek apa pun selama dua hari setelah mengkonsumsinya. Meskipun begitu, di hari ketiga, orang itu bisa mendadak mati, terlebih lagi, mati dengan cara yang mengerikan.

Sewaktu membunuh seseorang, akan lebih baik membiarkan orang itu dengan mayat yang utuh, tetapi metode ini menyebabkan seseorang mati dengan cara yang sangat menyakitkan. Tampaknya, orang yang berada di balik Dayang Senior Zhao benar-benar bengis.

"Ini sengaja direbuskan untuk kau minum. Jika kau tidak meminumnya, itu akan menandakan kalau kau tidak memberiku muka." Dayang Senior Zhao memberinya ekspresi kotor dan menggebrak mejanya. Nada bicaranya jadi tegas.

"Dayang Senior, jangan marah. Aku akan meminumnya sekarang." Kilatan halus berkedip di matanya. Ada begitu banyak percobaan pembunuhan di kehidupanku sebelumnya sebagai Ning Ru Lan. Aku punya caraku sendiri untuk mengatasi Rumput Patah Hati yang remeh ini.

Setelah melihat Su Xi-er mengangkat kepalanya untuk meminum seteguk penuh sup ayamnya, Dayang Senior Zhao menjadi lega. Tidak masalah, selama ia sudah meminumnya. Selama ia meminum seteguk penuh, sudah cukup untuk mengambil nyawanya!

"Hamba memberi hormat pada Pengawal Kekaisaran Wu. Anda di sini untuk ..." Suara resah seorang dayang dapat terdengar. Segera setelah itu, pintu kamar Su Xi-er didorong terbuka, memperlihatkan Wu Ling berdiri di luar sana dengan roman wajah yang tegas.

"Su Xi-er, ikut bersama pengawal kekaisaran ini."

Nadanya tenang tetapi hati Dayang Senior Zhao gemetaran. Mengapa Pengawal Kekaisaran Wu kemari lagi? Bukankah Ibu Suri memerintahkan agar urusan ini tidak diselidiki lagi?

Seulas senyuman melintas di mata Su Xi-er. Pengawal Kekaisaran Wu tiba tepat waktu!

"Dayang Senior ..." Su Xi-er berpura-pura kebingungan, mangkuk putihnya bergetar bersamaan dengan tangannya. Kemudian, mangkuk itu terjatuh ke atas lantai dan sup ayamnya berceceran di seluruh lantai.

Saat Wu Ling melihat sup ayam di lantai, tatapan di matanya tanpa sadar jadi mendalam.

"Su Xi-er, ada apa denganmu? Kau tidak sopan di hadapan Pengawal Kekaisaran Wu. Cepat pergi keluar!" Dayang Senior Zhao takut kalau Wu Ling akan menemukan sesuatu dan mendorong Su Xi-er keluar dengan kedua tangannya.

Sebenarnya, Su Xi-er tidak meminum seteguk pun sup ayam itu. Ia hanya membuat gerakan menelan saat bibirnya bergerak mendekat ke sup ayamnya.

Su Xi-er menatap Wu Ling dan tampak tidak sehat, suaranya bergetar. "Pengawal Kekaisaran Wu, hamba tiba-tiba saja merasa tubuhku tidak nyaman. Aku tidak tahu mengapa, tetapi aku merasa pusing, dan napasku tidak lancar." Di saat bersamaan, ia menekankan tangannya ke dadanya.

Dayang Zhao panik. Efek Rumput Patah Hati tidak akan bereaksi secepat ini! Apa yang sebenarnya terjadi? Jika Su Xi-er pingsan sekarang juga, aku tidak akan bisa membebaskan diriku dari tanggung jawab!

Meskipun kematian seorang dayang di istana adalah hal yang tidak penting, apabila penyelidikan membuktikan kalau aku diam-diam menyebabkan kematian seseorang tanpa alasan yang pantas, aku akan menderita akibatnya juga! Terlebih lagi, mungkin Su Xi-er adalah wanita yang menggoda Pangeran Hao semalam!

Wu Ling melirik Su Xi-er sebelum berjalan masuk ke dalam ruangan. Ia berjongkok, meraih mangkuk putihnya dan membawanya tepat di depan hidungnya.

Dayang Senior Zhao mengepalkan tangannya erat-erat dengan gugup. Bawahan Pangeran Hao semuanya berkemampuan tinggi. Wu Ling adalah pengawal pribadinya dan lebih kuat lagi. Ia pasti akan menyadari kalau ada yang tidak beres dengan sup ayamnya!

"Dayang Senior Zhao, sup ayam ini ..."

Dayang Senior Zhao menyesuaikan pikirannya dan mengubahnya menjadi ekspresi keraguan. "Pengawal Kekaisaran Wu, apakah ada yang salah dengan sup ayamnya? Itu tidak mungkin. Aku sendiri yang merebusnya."

Berdiri di luar pintu, Su Xi-er mengambil saat yang tepat. "Sup ayam yang direbuskan sendiri oleh Dayang Senior Zhao tidak akan ada masalah apa pun. Tubuhku saja yang lemah. Sup ayamnya terlalu bernutrisi dan tubuhku tidak mampu menahan tonik yang luar biasa ini. Aku akan baik-baik saja sebentar lagi."

Ada nada tambahan yang jelas dalam perkataannya. Sementara tidak ada kesalahan yang dapat ditemukan di permukaan, pernyataan Su Xi-er sebenarnya diam-diam mengejek Dayang Senior Zhao.

Wu Ling berbalik ke arah Dayang Senior Zhao, nada suaranya keras. "Dayang Senior Zhao, aku tidak peduli kau menerima perintah dari siapa, tetapi kau tidak boleh menyentuh dayang ini sekarang. Jika kau ragu, silakan pergi dan tanyakan pada Pangeran Hao."

Dayang Senior Zhao tersentak. Di satu sisi, Ibu Suri, dan sisi lainnya adalah Pangeran Hao. Orang cerdas tahu dimana mereka harus berdiri. Aku benar-benar tidak bisa menyentuh Su Xi-er sekarang.

"Su Xi-er, ikut bersama pengawal kekaisaran ini." Wu Ling berjalan ke depan.

***

Dalam satu jam, masalah mengenai Su Xi-er dibawa pergi oleh Wu Ling sudah menyebar di seluruh Istana Samping. Meskipun Mu Tao juga dibawa pergi dengannya, perhatian mereka terhadap Su Xi-er jauh lebih besar.

Di sebuah istana terpencil di sudut barat laut istana kekaisaran, Su Xi-er dan Mu Tao tinggal di ruangan terpisah.

Angin di luar ruangan menjadi lebih kencang dan melolong saat meniup pintu dan jendelanya, menghasilkan suara gemerincing.

Pencahayaan di sekitar sangat redup. Selagi Su Xi-er melihat sekeliling dan dengan hati-hati mengamati keadaan sekitarnya, ia kagetkan oleh suara seorang pria yang tiba-tiba saja terdengar entah darimana.

"Wanita, kemarilah."

Suaranya dalam dan rendah, dipenuhi dengan kekuatan meneror.

Wajah Su Xi-er menggelap. Ia mampu mengetahui dari suaranya, itu adalah Pangeran Hao!

Akan tetapi, ia tahu, sudah pasti ia tidak boleh membiarkannya tahu kalau ia mengenali Pangeran Hao.

Su Xi-er sengaja memperlihatkan ekspresi ketakutan. "Siapa ... siapa kau?"

Pei Qian Hao terkekeh. "Kemarilah."

Tidak ada pilihan. Aku harus berpura-pura menjadi seorang dayang yang lemah dan malu-malu sekarang.

Oleh karenanya, ia berjalan menuju Pangeran Hao selagi tubuhnya bergetar.

Meski begitu, sebelum ia berhasil berada sangat dekat dengannya, lengan panjang tiba-tiba saja meraih dan memeluk pinggangnya.

"Kau ... Tidak pantas bagi pria dan wanita untuk melakukan kontak fisik." Su Xi-er mengutuknya lusinan kali di hatinya tetapi masih berpura-pura memasang penampilan ketakutan.

Pei Qian Hao menundukkan kepalanya, napasnya memercik di ujung hidungnya. "Kau ada di hutan di sebelah Istana Samping semalam."

Nada bicaranya penuh keyakinan dan mendominasi.

"Jangan memfitnah hamba. Hamba bukanlah orang yang menyinggung Pangeran Hao. Siapa sebenarnya dirimu?" Su Xi-er menahan dirinya mencoba mendorong pria itu menjauh dan sebaliknya, sengaja membuat tubuhnya bergetar.

"Bagaimana kalau kau mengikuti pangeran ini ke Istana Kecantikan?"

Su Xi-er sengaja melebarkan matanya. "Kau ... kau adalah Pangeran Hao?"

"Bukankah luar biasa bagimu bisa melayani pangeran ini bersama dengan saudari baikmu?" Pei Qian Hao terkekeh rendah dan memeluk pinggangnya erat.

"Hamba tidak menyinggung Anda. Aku tidak ingin pergi ke Istana Kecantikan dan tidak ingin bertemu He Xiang Yu."

"'Aku tidak ingin' yang luar biasa." Kilatan berbahaya muncul di mata Pei Qian Hao. Ia hanya memancingnya saja barusan.

Wanita ini begitu ketakutan, semantara wanita di hutan sangat pemberani.

Kedua orang ini tidak mirip di aspek ini.

"Pangeran Hao, ada suara seorang wanita yang menangis dari luar sana." Su Xi-er sengaja mengubah topiknya.

Pangeran Hao mendengarkan dengan saksama. Memang ada suara seorang wanita menangis.

"Istana Dingin tidak jauh dari sini. Kau akan mendengarkan suara wanita-wanita menangis di malam hari." Pangeran Hao menjelaskan perlahan dan mengamati Su Xi-er.

Di setiap kerajaan, sudut barat laut istana merupakan tempat yang paling muram dan suram; alasannya adalah karena Istana Dingin selalu terletak di sana.

"Yang terkurung di sana adalah para selir dari Kaisar Shin Min. Banyak Selir Kekaisaran mati di sana tanpa kejelasan maupun alasan. Di malam hari, akan ada ..." Ia berhenti dan menatapnya. Su Xi-er memejamkan matanya ketakutan.

Su Xi-er mengetahui Kaisar Shin Min adalah Kaisar Bei Min sebelumnya.

Kaisar ini terampil memerintah kerajaan, satu-satunya kelemahannya adalah ia mempercayai hal-hal gaib. Ia merasa ada Teknik Mempertahankan Keawetmudaan, agar ia dapat mempertahankan masa mudanya selamanya dan tidak pernah menua ataupun mati.

Anginnya jadi lebih kencang. Pada akhirnya, meniup pintunya terbuka. Tidak lagi ada suara wanita menangis, tetapi malahan suara Mu Tao.

"Aku. Akulah yang berada di hutan sebelah Istana Samping semalam!"

Ia baru saja menyelesaikan pernyataannya ketika sebuah anak panah cepat dan ganas melayang dan langsung menembus jantung Mu Tao.

Pei Qian Hao mengernyitkan alisnya dan melepaskan Su Xi-er. Ia berjalan keluar ruangan dan tiba di halaman.

Apa yang sebenarnya terjadi di ruangan lainnya? Mengapa Mu Tao tiba-tiba saja berlari keluar dan menyatakan kalau ialah wanita yang ada di dalam hutan sebelah Istana Samping semalam?

Su Xi-er berjalan keluar dari ruangan. Saat pandangannya mendarat di wajah Mu Tao, tubuhnya tanpa sadar menegang saat ia menatap kosong ke luka panahnya. Panah tajam itu menembus tepat di jantung Mu Tao.

Menembak dengan presisi yang luar biasa. Panah Penembus Jantung ... Berbagai adegan menyerbu pikirannya. Lautan api yang menyala dan Panah Penembus Jantung!

Related Posts:

0 comments:

Posting Komentar