Three Lives Three Worlds, The Pillow Book 2
Chapter 21 Part 4
Sumpah penuh ketulusan hanya dimiliki oleh para pria terhormat. Menghao Shenjun adalah seorang pria terhormat. Meskipun memegang lencana kristal itu selama ribuan tahun, ia tidak pernah sekali pun meminta apa-apa dari Dijun.
Satu-satunya hal yang dipintanya sebelum meninggal adalah agar Dijun menjaga putrinya, Jiheng. Menghao baru bisa bertemu Jiheng ketika ia sekarat. Tidak memiliki hal lain di sampingnya selain lencana kristal itu, ia memutuskan untuk memberikannya kepada Jiheng sebagai kenang-kenangan.
Namun, entah bagaimana, Jiheng berhasil mengetahui kalau kristal ini mewakili sebuah janji dari Dijun.
Di ambang kematian, Jiheng menangangis tersedu-sedu menyatakan perasaannya kepada Dijun, mengucapkan hal-hal seperti, hidup tidak ada artinya jika ia tidak dapat berada di sisi Dijun, atau Fengjiu tidak akan pernah mencintai Dijun sebanyak dirinya, atau ia bersedia mati demi Dijun, berapa banyak orang yang bersedia melakukan hal semacam itu?
Jiheng memohon pada Dijun agar, walaupun ia mati, selama Dijun berjanji untuk meninggalkan sebuah tempat untuknya di dalam hatinya, ia akan beristirahat dengan tenang.
Bahkan sebongkah batu pun akan tergerak bila dihadapkan pada pernyataan semacam ini. Sayang sekali, apa yang paling dibenci oleh Dijun adalah orang yang menempel dengan menggunakan kematian untuk mengancamnya. Itu hanya membuat Dijun semakin jijik padanya.
Oleh sebab itulah, terhadap pernyataan tulus Jiheng, Dijun hanya mengerutkan dahinya dalam diam. Jiheng akhirnya pingsan. Ia menuduh Dijun, bahkan tidak bersedia menerima satu permintaan kecil terakhirnya.
Ia telah membuang nyawanya demi Dijun, ia tidak mengira kalau Dijun akan menyakitinya seperti ini. Sebelum ayahnya meninggal, ia meninggalkan kristal itu untuknya, kristal yang mewakili janji Dijun.
Hari ini, Jiheng ingin Dijun membalas apa yang diutangkannya kepada sang ayah untuknya dan menghormati janjinya.
Apa yang diinginkan oleh Jiheng adalah agar Donghua menceraikan istrinya dan bersumpah untuk membiarkan posisi Ratunya tetap kosong, tidak akan pernah menikah lagi.
Donghua akhirnya berbicara: “Ayahmu tidak akan pernah menduga kau akan menggunakan kristal yang kuhadiahkan kepadanya untuk membuat permintaan semacam ini.”
Mengamati wajah bersimbah air mata milik Jiheng, ia menambahkan, “Meskipun kristal ini mewakili janjiku kepadanya, tetap terserah padaku akan seperti apa janjinya itu. Aku akan menyelamatkan nyawamu dan menyembuhkan racun dalam tubuhmu. Kemudian, aku akan membawamu kembali ke Klan Iblis dan mengatur agar kau dapat tinggal dalam damai di sana. Itu akan menjadi caraku membalas utang kehormatanku kepada ayahmu. Berikan kristalnya kepadaku. Mulai sekarang, hidup dan matimu tidak lagi ada hubungannya denganku. Aku tidak ingin bertemu denganmu lagi.”
Jiheng tercengang dalam waktu yang cukup lama. Pada akhirnya, ia mulai menangis dengan menyedihkan.
Hanya ada dua cara untuk menyembuhkan racun Qiushui, bisa lambat atau cepat. Cara lambat adalah menggunakan sihir bersamaan dengan obat-obatan ajaib untuk menyembuhkan bagian yang terkena racun, menstabilkannya, kemudian membawanya ke Lembah Fanyin untuk memulihkan diri seperti yang dilakukannya lima ratus tahun yang lalu saat Jiheng terkena racun pertama kalinya.
Cara cepat adalah dengan menarik keluar racun dalam tubuhnya ke dalam tubuh seseorang, kemudian merawat tubuh orang tersebut nantinya. Racun dalam tubuh Jiheng saat ini hanya bisa disembuhkan dengan metode kedua.
Karena racunnya tidak dapat dibiarkan berada dalam tubuh Jiheng terlalu lama, menyembuhkannya akan membutuhkan paling tidak enam sampai tujuh hari. Membawanya kembali ke Klan Iblis Merah akan memakan satu hari lagi.
Menurut perkiraan cermat Dijun, sihir Diezhou tidak dapat digunakan di Laut Biru, jadi ia menuliskan dua surat dan mengutus Yan Chiwu untuk mengantarkan mereka ke Laut Biru.
Satu untuk diberikan kepada Fengjiu, yang lainnya kepada perencana pernikahan, ibu Fengjiu dan Zhonglin.
Kisah ini dijelaskan secara singkat di masing-masing surat. Surat yang tertulis untuk ibu Fengjiu dan Zhongling pun menyarankan agar tidak perlu mengumumkan pengunduran kepada para tamu, kalau tidak mau pernikahan mereka menjadi bahan tertawaan.
Mereka semestinya menjelaskan kalau ini adalah tradisi Laut Biru untuk mengundang para tamu mereka dengan kunjungan selama seminggu lamanya.
Perjamuan selama seminggu lamanya di dalam istana batu adalah bagi para tamu yang memiliki undangan. Setelahnya, akan diadakan sebuah perjamuan di pintu masuk Laut Biru bagi mereka yang tidak menerima undangan.
Resepsi utamanya akan diadakan saat ia kembali dalam delapan hari.
Pengaturannya tidak kurang dari perhatian. Sayangnya, surat penuh perhatian itu tidak tiba di Laut Biru tepat pada waktunya.
Zhonglin mendadak berkata, “Hamba dengar, Anda sudah tahu kalau Dijun mengubah ingatan Anda. Lalu, apakah Anda tahu mengapa Dijun melakukannya? Mohon maafkan hamba karena memberanikan diri untuk menebak. Ketika Anda mengetahui Dijun telah mengubah ingatan Anda, Anda pastilah sangat marah, Anda pasti mengira Dijun kurang ajar dan hanya melakukan apa pun yang dikehendakinya, dan pasti berpikir kalau Anda tidak akan pernah bisa memaafkan Dijun dan Anda akan mengakhiri semua dengannya, benar kan? Ah, bukan, bukan hanya Anda berpikir demikian, Anda telah melakukannya.”
Ia mendesah dan berkata, “Saat Yang Mulia masih seekor bayi rubah di Istana Taichen, hamba selalu berada di sisi Anda, jadi hamba tahu bagaimana temperamen Anda. Namun, pernahkah Anda berpikir kalau Dijun mungkin saja memiliki kesulitan yang tak dapat diceritakannya?”
Pada akhirnya, Zhonglin tersenyum sedih.
“Dijun bertanya kepada Takdir, dan Takdir mengatakan, Dijun dengan Yang Mulia sebenarnya tidaklah ditakdirkan. Dijun mengetahui, kalau ia tidak mengubah ingatan Anda, sepertinya ia tidak akan bisa berbaikan dengan Anda lagi. Karena Takdir sudah dituliskan, Dijun hanya menggunakan metodenya sendiri untuk melindungi cinta ini. Mungkin, caranya salah, tetapi bukankah ia sudah berusaha melakukan yang terbaik sebisanya? Namun pada akhirnya, siapa yang dapat benar-benar melawan takdir?”
Ekspresi Fengjiu jadi mengerikan. Air mata baru menutupi yang lama bersamaan dengan dirinya yang menggigiti bibirnya.
Takdir mengatakan kalau takdir mereka terlalu rapuh. Memang begitulah adanya.
Yan Chiwu bergegas menuju Laut Biru dengan surat Donghua. Tanpa diduga, ia bertemu dengan seorang musuh di perjalanan dan setelah pertarungan yang sulit, Xiao Yan kalah di menit terakhir dan jatuh ke Gunung Jinwo. Ia diselamatkan oleh dewa gunung itu dan berakhir koma selama beberapa bulan.
Setelah ia membawa kembali Jiheng ke Klan Iblis, Donghua baru menyadari kalau suruatnya tidak pernah diantarkan ketika Zhonglin membawakan pesan Fengjiu kepadanya.
Ia langsung bergegas menuju Qingqiu, tetapi di saat ia meninggalkan perbatasan Klan Iblis Merah, ia merasakan perubahan di dunia. Setelah menstabilkannya tiga ratus tahun yang lalu, Alam Miaoyi Huiming akan segera runtuh.
Memang Takdir yang memilih tepat di saat ini untuk runtuh.
Di dalam aula tamu yang diterangi cahaya redup dari beberapa mutiara malam, Zhonglin pelan-pelan menjelaskan apa itu Alam Miaoyi Huiming dan berkata, “Lima ratus tahun yang lalu, Alam Miaoyi Huiming mulai menunjukkan tanda keruntuhannya. Dijun menghabiskan separuh penempaan dirinya untuk menstabilkan alam itu, dan setelahnya tertidur sepanjang seratus tahun lamanya. Pada saat itu, bukankah ada rumor yang mengatakan kalau Dijun telah bereinkarnasi ke dunia manusia demi mengalami penderitaan duniawi? Dengan kepribadian Dijun, mengapa dirinya bertingkah aneh dengan ingin mengalami penderitaan manusia?
"Istana Taichen menyebarkan rumor semacam ini untuk menutupi fakta bahwa Dijun sedang tertidur. Setelah terbangun dari tidur panjangnya, Dijun selalu bersiap untuk memurnikan Alam Huiming. Alam Miaoyi Huiming ini telah mengumpulkan tiga racun selama ribuan tahun. Walaupun ini adalah Dijun, akan sulit untuk memurnikannya. Ia perlu menggunakan seluruh penempaan dirinya dan paling tidak, separuh dari esensi kedewaannya. Mulanya, seorang dewa tingkat tinggi seperti Dijun hanya perlu mempertahankan segumpal esensinya dan pergi tidur selama beberapa ribu tahun.
"Di saat dunia berevolusi, ia masih bisa kembali ke dunia dewa. Alam Miaoyi Huiming memilih tepat di saat ini untuk runtuh. Cara terbaik bagi Dijun adalah dengan sepenuhnya memurnikan alam itu sekarang, menyimpan separuh dari esensinya, dan tertidur selama sepuluh ribu tahun.”
Dalam keheningan yang menakutkan, Zhonglin melembutkan suaranya: “Tetapi Dijun memerintahkan hamba untuk segera bergegas menuju Langit ke 36, mengambil Cermin Lianxin dari Aula Qing Yun. Cermin Lianxin merupakan benda suci yang digunakan untuk menstabilkan Alam Miaoyi Huiming. Berhadapan dengan hidup dan mati, Dijun tidak memilih untuk memurnikan alam Miaoyi tetapi menstabilkannya lagi. Menurut Anda, mengapa beliau memilih rute ini? Apakah Anda tahu apa konsekuensinya bila Dijun memilih ini?”
Aula Yuhe masih diselimuti keheningan mutlak, satu-satunya suara adalah helaan napas pelan Zhonglin.
“Memperbaiki Alam Miaoyi Huiming telah menguras setengah penempaan diri Dijun. Mulanya, beliau hanya perlu tidur selama seribu tahun untuk kembali pulih, tetapi pada saat itu, Dijun telah mengarahkan seluruh racun Qiushui dari Jiheng ke dalam tubuhnya sendiri. Racun Qiushui akan menyebar ke dalam esensinya. Apabila beliau ingin mendapatkan kembali penempaannya yang hilang, akan dibutuhkan waktu paling tidak lima kali lipat lebih lama.
"Tetapi, sekalinya Alam Miaoyi Huiming distabilkan, hanya akan bertahan selama beberapa ratus tahun, pada dasarnya, tidak ada cukup waktu bagi Dijun untuk memulihkan penempaannya. Di saat Alam Miaoyi Huiming runtuh lagi, Dijun hanya bisa menggunakan sisa penempaan dirinya dan seluruh esensinya untuk menahan itu. Jalan yang menanti di depan Dijun ....”
Zhonglin menatap ke langit, tidak mampu menyelesaikan kalimatnya.
Ia beralih untuk mengatakan, “Karena Dijun jauh lebih cerdas dari hamba, bagaimana mungkin ia tidak tahu mana cara yang lebih baik? Beliau memilih untuk menstabilkannya lagi karena, karena beliau tidak mampu menahan bayangan tidak dapat bertemu lagi dengan Anda ketika beliau akhirnya kembali ke dunia dewa sepuluh ribu tahun lagi dari sekarang. Dijun mencemaskan, tanpa dirinya di sini melindungi Anda, Anda tidak akan bisa melewati cobaan ilahi dan tidak akan bertahan hidup sampai saat itu. Daripada begitu, jika beliau meninggal, beliau masih memiliki beberapa ratus tahun kebahagiaan bersama Anda sebelum beliau meninggal dunia. Tetapi ....”
Zhonglin tercekat, berkata, “Tetapi Anda pergi selama dua ratus tahun.”
Bibirnya berdarah, tetapi Fengjiu tidak menyadarinya.
Zhonglin melanjutkan serangannya: “Apakah Anda tahu bagaimana Dijun menjalani hidupnya selama dua ratus tahun ini? Anda pasti tahu sekarang mengapa Dijun menyalahgunakan kekuasaannya untuk menutup Kolam Giok hanya demi memaksa Anda di sini? Semua itu adalah karena itu akan jadi saat terakhirnya beliau dapat bertemu dengan Anda. Namun, sudah terlalu banyak kesalahpahaman yang tak dapat lagi dijelaskan atau harus dijelaskan karena beliau takut Anda akan menyalahkan diri sendiri.
"Dijun ... awalnya berniat untuk memurnikan Alam Miaoyi Huiming dan setelahnya tidur panjang bersama Anda. Bahkan sekarang, beliau masih memikirkan hidup panjang di depan Anda dan tidak ingin Anda merasa bersalah seumur hidup Anda. Apakah Anda tahu seberapa sulitnya untuk melakukan hal itu? Akan tetapi, di Menara Kristal ketika Dijun memberitahu Anda, beliau mengalami masa sulit dua ratus tahun belakangan, apa yang Anda katakan pada beliau?”
Mana mungkin Fengjiu melupakan apa yang dikatakannya pada Donghua?
“Aku tidak membutuhkan benda-benda yang kau berikan padaku. Kau sungguh tidak perlu memberikanku satupun dari benda-benda ini. Aku rasa semuanya sudah jelas di antara kita berdua sekarang.”
Fengjiu tanpa sadar meletakkan tangan di atas dadanya, tetapi tidak ada air mata lagi yang dapat berjatuhan.
Xie Guchou berkata, “Zhonglin Xianguan, cukup.”
Seolah seluruh tenaganya telah terkuras habis, Zhonglin dengan kaku mengeluarkan sehelai saputangan dari lengan jubahnya dan meletakkannya di atas telapak tangan Fengjiu.
Saat Fengjiu membukanya, di dalamnya terdapat cincin kristal yang Donghua hadiahkan untuknya. Bunga vermilion phoenix di atas permukaan cincin bernoda merah keemasan itu secemerlang matahari terbit.
Zhonglin menurunkan suaranya.
“Dijun telah memerintahkan hamba untuk memberikan ini pada Anda setelah beliau meninggal dunia, tetapi ....”
Ia tertawa tak berdaya.
“Semua hal yang telah hamba sampaikan dan lakukan hari ini telah melawan perintah Dijun, tetapi tak ada satu pun dari hal itu yang penting sekarang. Dijun bilang, Kurungan Tianchang yang dihadiahkannya padamu di masa lalu akan berubah jadi abu ketika beliau meninggal. Beliau takut, itu tidak akan mampu melindungi Anda lagi, jadi beliau meninggalkan cincin kristal ini untuk Anda. Cincin ini terbuat dari separuh hati Dijun. Walaupun dirinya sudah tidak ada di sini lagi, cincin itu tidak akan menghilang. Akan selalu ada untuk melindungi Anda.”
Separuh hatinya. Ingatan Fengjiu datang membanjir seperti gelombang pasang. Samar-samar ia mengingat itu adalah ketika pertama mereka memasuki Mimpi Aranya.
Sementara ingatannya kusut, Donghua membohonginya dan mengatakan dirinya memaafkan semua kesalahannya di masa lalu karena Donghua berlutut di hadapannya.
Apa jawabannya?
“Dijun, kau pastinya melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar berlutut di hadapanku, kan? Walaupun aku tidak mengingat banyak, kau pasti melakukan sesuatu yang jauh lebih memalukan, benar kan?”
“Jangan coba-coba membohongiku hanya karena aku tidak bisa mengingatnya. Aku mengubah pikiranku hanya karena kau berlutut di hadapanku? Jangan menganggap remeh diriku. Aku tidak mempercayaimu!”
Bagaimana jawaban Dijun padanya?
“Jika aku ingin kau memaafkanku, apa yang harus kulakukan, Xiao Bai?”
Apa katanya?
“Ukir hatimu keluar. Kudengar, saat seseorang ingin menyatakan perasaannya, tidak ada yang lebih tulus daripada mengukir keluar hatinya. Manusia mati ketika hati mereka dikeluarkan, jadi saat kematian dibuat jadi suatu kenangan, ingatan semacam itu tidak akan gagal menjadi signifikan ataupun gagal menjadi suatu ketulusan.”
Tangisan manis mengalir ke tenggorokannya; Fengjiu menelannya susah payah, suaranya tak lagi dapat dikenali oleh telinganya sendiri: “Ia tidak bisa pergi begitu saja seperti itu. Zhonglin, aku masih punya sangat banyak hal yang belum kusampaikan padanya, aku harus bertemu lagi dengannya, aku ....”
Ekspresi Zhonglin dipenuhi duka.
“Sudah terlambat. Apakah Anda tidak melihat hujan meteor yang memenuhi langit, Yang Mulia?”
Di luar sana, kebanyakan bintang di langit memang berjatuhan. Fengjiu terhuyung setengah langkah. Tanpa menunggu Xie Guchou menangkapnya, Fengjiu sudah menegakkan dirinya. Matanya memerah. Sudah jelas, satu kalimat saja cukup sulit untuk diucapkan, tetapi Fengjiu mengucapkan tiap barisnya begitu jelas, seolah ia sedang menggertakkan giginya:
“Apa maksudmu sudah terlambat? Apa hubungannya kehancuran dunia denganku? Bukankah kau mengatakan ia ingin aku menemaninya dalam tidur panjangnya? Sekarang ia berjalan menuju ajalnya, bukankah ia akan lebih menginginkan diriku bersamanya? Apa maksudmu ia ingin aku hidup dengan baik karena aku masih memiliki kehidupan panjang di depanku? Ia tidak akan pernah menginginkanku hidup dengan baik. Apa yang benar-benar diinginkannya adalah agar aku ikut mati bersamanya.”
Fengjiu akhirnya runtuh dan menangis seperti anak kecil yang sedang membuat ulah: “Kalau tidak, maka ia akan berada dalam masalah denganku. Takdir mengatakan kami tidak ditakdirkan hidup bersama. Maka tidak masalah bukan, kalau kami mati bersama?”
Di tengah tangisan Fengjiu, Xie Guchou maju dan berkata pada Zhonglin, “Meskipun Dijun sedang memurnikan Alam Miaoyi Huiming, pastinya ada satu tempat dimana ia melakukan hal itu. Zhonglin Xianguan, dimana tepatnya Dijun berada sekarang?”
Zhonglin memejamkan matanya.
“Ada sebuah danau berair biru dekat Laut Biru suci. Juga ada sebuah rawa. Danaunya terletak di dalam sementara rawanya di luar. Pada saat ini, Dijun seharusnya berada di dalam rawa di sebelah Laut Biru. Kalau kau pergi sekarang, mungkin masih bisa bertemu dengannya untuk yang terakhir kalinya.”
0 comments:
Posting Komentar