Consort of A Thousand Faces
Chapter 8 : Menendang Pangeran Ini
Su Xi-er merasakan rasa sakit yang tajam di punggungnya sebelum seluruh tubuhnya menjadi lemas. Sebelum ia bisa bangun, tubuh tinggi pria itu sudah menjulang di hadapannya.
Baru saja
terlempar ke tanah, Su Xi-er masih berjuang keras mendapatkan kekuatannya,
apalagi sanggup menahan berat tubuh seorang pria yang tampaknya akan
menekannya. Ia mengangkat kepalanya dan mengerutkan bibirnya, matanya sedingin
es.
Daripada
menekan tubuhnya, pria itu malah menopang dirinya di atas tanah dengan satu
tangan dan menggunakan yang satunya untuk mengangkat dagunya.
"Dengan
sifat pemarah sepertimu, suatu keajaiban karena kau masih bisa bertahan hidup
di istana ini."
Su Xi-er
menyentakkan kepalanya bebas sebelum memelototinya lagi, tangannya yang
terkepal erat menggali masuk ke dalam tanah. Meskipun orang ini mabuk,
kewaspadaannya masih tetap tinggi. Bagaimana aku bisa kabur?
Saat ia
sedang merenung, pria itu melepaskan bajunya dan tampak seakan ia akan langsung
melakukannya di tempat itu.
Ekspresi di
mata Su Xi-er berubah. Tangannya kebetulan merasakan sebongkah batu dengan
tepian yang berbeda. Tidak bisa membuang waktu lagi. Ia segera mengangkat
batunya dan menghantamkannya ke kepala pria itu.
Clang! Batunya jatuh ke tanah. Ia cepat-cepat mencengkeram pergelangan tangannya dan dengan paksa memutarnya ke arah luar. Kerchak! Tulangnya terkilir.
Ia hampir
saja menangis kesakitan. Tubuh ini lemah, dan tidak mampu menahan rasa sakit
seperti ini.
"Wanita
yang tidak menginginkan nyawanya, meskipun Pangeran ini mabuk, jangan pernah
bermimpi untuk melarikan diri!" Sudut mulut pria itu terangkat dan matanya
agak menyipit. Di bawah cahaya bulan, ia kelihatan jahat dan mengerikan.
Angin
semilir menggoyang dedaunan pepohonan dan menyebabkan jubah tak terikatnya
terbang ke atas, memperlihatkan kulit kencang dan kuatnya. Tidak ada lemak
berlebih di pinggang dan perutnya. Diperindah oleh cahaya terang bulan, ia
tampak indah hingga menyebabkan orang berhenti bernapas.
Siapa yang
menyangka kalau seorang pria dengan penampilan seperti ini sebenarnya adalah
orang yang tak berguna?
Napas
panasnya cukup dekat untuk terasa di leher Su Xi-er. Segera setelah itu, bibir
hangat dan lembap yang membawa aroma kuat dari anggur mendarat di atas
bibirnya. Saat bibir itu bergerak maju-mundur di bibirnya, kehangatan dan
kelembutannya terasa familer tetapi juga terasa asing.
Dalam
sekejap, senyum lembut Yun Ruo Feng menerobos benaknya. Beberapa detik
kemudian, ia melihat adegan di malam itu lagi. Obor yang menerangi
langit. Panah Penembus Jantung mendesing. Kematian tragis Lü Liu.
Seperti ada
sebongkah batu besar di hatinya, menekannya hingga ia tidak mampu menarik
napasnya. Api amarahnya yang terakumulasi melonjak dengan hebatnya.
Tepat saat
pria itu menundukkan kepalanya lagi untuk menciumnya, ia mendadak membuka
mulutnya dan mengigit bibir pria itu dengan ganas. Darah segar mengalir keluar
dan mewarnai bibir mereka.
Ia
mengernyitkan alisnya dan matanya tampak dalam.
Su Xi-er
mengambil kesempatan ini untuk mengangkat tangannya dengan cekatan dan
menargetkan sebuah serangan kejam di lehernya. Di bagian belakang leher, titik
akupuntur dan tulang belakang terhubung. Selama ia tepat dan memanfaatkan
kekuatan yang cukup, ia akan pingsan.
Dengan itu,
ia sudah menghabiskan seluruh tenaganya dalam serangan ini.
Ketika ia
melihat pria di depannya masih memandanginya, jantungnya berdegup
kencang. Aku sering menggunakan gerakan ini untuk menghadapi musuh dan
selalu berhasil. Tetapi mengapa dengan pria ini, tidak berhasil lagi?
"Kau
ini ... tidak mau nyawamu ..." Suaranya jadi semakin pelan. Pada
akhirnya, ia merosot ke depan dengan kepalanya terbaring di ceruk lehernya, tak
sadarkan diri.
Su Xi-er
mengembuskan napas lega. Ia mendorong kepalanya menjauh dan bangun. Ia harus
cepat-cepat mengobati pergelangan tangannya yang terkilir dan mengoleskan
obat.
Ia tahu
bagaimana caranya memperbaiki patah tulang, tetapi dimana ia bisa menemukan
obat itu di Istana Samping?
Ia memungut
sapunya dan menggertakkan giginya saat ia dengan paksa memutarkan pergelangan
tangannya ke arah dalam. Ditemani dengan rasa yang sakit parah, tulangnya sudah
kembali ke posisi awalnya. Ia cepat-cepat berjalan kembali ke Istana Samping
setelah ia selesai. Alasan aku bertemu pria itu adalah karena area yang
kusapu barusan ini di belakang perbatasan Istana Samping.
Selagi ia
sedang merenung, ia melihat Mu Tao berjalan menghampiri.
"Kau
meninggalkan Istana Samping barusan ini. Mungkinkah kau pergi keluar untuk
bertemu dengan seorang pria?" Nada suara Mu Tao sengit dan ia terus saja
mengelus tusuk rambut yang dianugerahkan oleh He Xiang Yu.
"Kau
tidak ingat pelajaranmu sebelumnya? Kau masih ingin mencuci pispot malam
ini?" Su Xi-er langsung berjalan ke depan dan tidak lagi meladeninya.
Mu Tao tertawa
terbahak-bahak. Tangannya kebetulan dengan gesit menangkap pergelangan tangan
Su Xi-er yang terkilir yang baru saja ia perbaiki posisinya, menyebabkan
pergelangan tangannya berdenyut sakit.
Sebelum Mu
Tao dapat bicara, Su Xi-er langsung menginjakkan tumitnya di atas kaki Mu Tao
tanpa berpikir dua kali, menyebabkan yang diinjak pun menjerit kesakitan.
Su Xi-er
memberengut. "Jika kau berteriak lagi, kau akan menarik Dayang Senior Zhao
kemari. Saat itu, yang sial adalah dirimu sendiri."
"Omong
kosong! Jelas-jelas kau yang meninggalkan Istana Samping. Kenapa aku yang akan
dihukum?"
"Kalau
kau tidak mempercayaiku, silakan teriak saja." Su Xi-er menaikkan alisnya,
nada suaranya mengancam.
Mu Tao
ketakutan sampai terdiam. Ia hanya bisa menggertakkan giginya saat Su Xi-er
menghilang di kejauhan. Hmph! Tunggu dan lihat saja! Kau diam-diam
pergi dengan berpura-pura menyapu Istana Samping. Akan kupastikan kau akan
menanggung akibatnya!
Ketika ia
teringat akan menggosok pispot, Su Xi-er menghela napas. Dayang Senior
Zhao adalah orang yang bertanggung jawab di Istana Samping. Aku belum bisa
mengecewakannya. Kurasa, aku harus sengaja membuat mata kakiku terkilir dan
memintanya memberikanku obat.
Dengan hal
itu dalam pikirannya, Su Xi-er segera berjalan ke arah dimana ia mencuci
pispot. Ia baru saja mulai ketika ia menyadari rerumputan yang tak begitu jauh
letakknya.
Ia
memandanginya dan merasa senang. Itu adalah tanaman obatnya!
Sesungguhnya, itu paling cocok untuk jatuh dan terkilir!
Su Xi-er
segera mencabutinya. Ia menggunakan jarinya untuk mematahkannya dan
mengoleskannya di pergelangan tangannya. Olesan menyegarkan itu menyebar di
sekitar pergelangan tangannya dan terasa sangat nyaman.
Dengan
tanaman obat ini, aku bisa sembuh paling lama dalam lima hari. Aku tidak menyangka
akan bertemu dengan tanaman obat sehebat ini di sini!
Tugasnya
mencuci pispot menghabiskan sepanjang malamnya. Di saat ia selesai
meletakkan pispot di kabin kayu Istana Samping, sudah waktunya untuk
sarapan.
"Ia
benar-benar cocok untuk mencuci pispot. Ia sungguh bisa berhasil tepat waktu
untuk sarapan." Dayang lain memandangnya menghina, hingga mengitarinya
saat mereka membawa mangkuk mereka.
"Ia
benar-benar bau. Ayo, jauh-jauh darinya." Setelah dayang lain melihat Su
Xi-er, ia juga segera membawa mangkuknya ke meja lain.
Dalam
sekejap, tidak ada seorang pun di meja itu. Su Xi-er tertawa diam-diam. Aku
mendapatkan seluruh mejanya.
Sarapan sangat sederhana. Terdiri dari semangkuk bubur beras putih, satu roti kukus, dan sepiring kecil lobak kering.
![]() |
Roti kukus atau mantou. |
![]() |
Tumisan lobak kering. |
Di kehidupan lalunya, perang menelurkan kerusuhan sipil dan serangan asing memaksanya kelaparan selama setengah bulan. Dibandingkan itu, kesulitan di Istana Samping tidak berarti banyak.
Saat ia
sedang makan, seorang dayang berlari terengah-engah dan berpura-pura misterius.
"Tebak.
Kabar apa yang kudengar?"
Banyak
dayang menatapnya berturut-turut, kebingungan tertulis di wajah mereka.
"Karena
kalian semua bersemangat untuk mengetahuinya, akan kuberitahu. He Xiang Yu
dipanggil ke Istana Kedamaian Penuh Kasih. Ia membuat Ibu Suri geram, dan
dihukum dengan dua puluh kali pukulan dengan papan!" Saat ia mengabarkan
berita ini pada mereka, ia menggesturkan angka dua puluh dengan tangannya.
"He
Xiang Yu adalah selir kesayangan Pangeran Hao. Dengan hukuman seperti ini,
bahkan walaupun ia tidak mati, paling tidak ia bisa jadi lumpuh. Apa yang
dikatakan Pangeran Hao?"
Dayang itu
mengangkat bahunya. "Memangnya kenapa kalau ia adalah selir kesayangan. Ia
bahkan bukanlah Wang Fei Pangeran Hao. Keberadaan Pangeran Hao
saja tidak diketahui sampai sekarang!"
(T/N: Wang
Fei : istri resmi seorang pangeran. Atau kalau dibandingin mah, sekarang istri pertama, istri paling tua.)
Ekspresi Su
Xi-er tidak berubah dan melanjutkan makannya. Seorang selir pada
akhirnya hanyalah seorang selir. Ia tidak akan bisa memanjat naik ke langit.
Mungkin memang ada hubungan yang tidak pantas, hubungan jubah-dan-belati di antara Ibu
Suri dan Pangeran Hao. Karena He Xiang Yu sedang dalam sorotan sekarang,
mengapa Ibu Suri tidak menjadikannya sebagai target serangan pertamanya?
Begitu ia
memprovokasi Ibu Suri, meskipun Pangeran Hao mendukungnya, tetap akan sangat
berbahaya bagi He Xiang Yu, belum lagi karena Pangeran Hao tidak menganggapnya
serius sama sekali.
"Hei,
Su Xi-er, apakah kau senang sekarang? Saudari dekatmu tertimpa musibah semacam
ini." Dayang itu mendadak mengalihkan topik percakapannya pada Su Xi-er.
Su Xi-er
tidak mendongak maupun merespon. Ia hanya terus menyantap sarapannya diam-diam.
"Jangan bertanya lagi padanya. Sudah pasti ia senang. Akan tetapi, walaupun He Xiang Yu jatuh, paling tidak, ia pernah mencicipi kejayaan satu kali. Setidaknya, ia pernah melayani Pangeran Hao dan berada di atas ranjang pria tampan nomor satu di Bei Min. Ia bahkan bisa mengenangnya sebelum ia mati."
0 comments:
Posting Komentar