Consort of A Thousand Faces
Chapter 12 : Serahkan
Panah
Penembus Jantung. Aku tidak menyangka, orang selain Yun Ruo Feng akan
mengetahui gerakan ini. Ia belum lama terlahir kembali, sebelum diingatkan lagi akan kekuatan
luar biasa dan tak berperasaan dari Panah Penembus Jantung.
Suara
Pei Qian Hao dingin dan kuat. "Karena kau sudah ada di sini, kenapa tidak
menunjukkan dirimu? Ia hanya seorang dayang dari Istana Samping, tetapi ia
sampai membuatmu mengeluarkan Panah Penembus Jantung?"
Su
Xi-er mengepalkan tangannya selama beberapa saat sebelum menenangkan
diri. Jika Mu Tao tidak mengucapkan kalimat itu, apakah ia masih hidup?
Ini berarti, orang itu sebenarnya ingin membunuh dayang yang berada di hutan
sebelah Istana Samping dan terkait dengan Pangeran Hao!
Mu
Tao menjadi kambing hitamnya ...
"Su
Xi-er, apa kau masih baik-baik saja?" Ketika ia melihat keningnya dibasahi
oleh keringat dingin, Pei Qian Hao mengerutkan alisnya.
"Siapa
yang membunuh Mu Tao?" Suara Su Xi-er benar-benar bergetar saat ini. Kali
ini, ia tidak berpura-pura.
"Aku
tidak tahu."
Su
Xi-er kaget. "Mu Tao mati karena kalimat itu."
"Su
Xi-er ..." Pei Qian Hao mendadak menurunkan volume suaranya. Kemudian, ia
melanjutkan, "Apakah orang yang ada di hutan adalah dirimu?"
"Hamba
hanya ingin menjalani seumur hidup hamba dengan aman dan selamat. Aku tidak akan
terlalu banyak memikirkan hal lainnya. Selain itu, dengan figur seperti hamba,
sudah pasti tidak akan sanggup menyerang Anda." Su Xi-er menundukkan
kepalanya dan tampak merasa sangat diperlakukan tidak adil.
"Benarkah?"
Pei Qian Hao menaikkan intonasinya saat ia menjawab, wajahnya penuh pertanyaan.
Su
Xi-er menggertakkan giginya. Kalau aku mengakuinya, orang yang
bersembunyi di kegelapan akan membunuhku dengan sebuah panah.
Masih
ada begitu banyak hal yang belum kucapai. Aku tidak tahu bagaimana keadaan
Istana Kekaisaran Nan Zhao juga Lian Chen sekarang. Aku tidak boleh mati!
"Pangeran
Hao, hamba hanya ingin terus hidup dengan hidupku ini." Ia menengadahkan
kepalanya. Pinggiran matanya penuh dengan air mata, ia tampak sangat
menyedihkan.
Penampilan
ini mampu menarik hati sanubari pria mana pun.
"Sesorang
akan mengirimkan makan malam untukmu nanti." Pei Qian Hao mengirimnya
masuk ke dalam kamar.
Sementara
untuk orang yang bersembunyi di kegelapan, sudah pasti ia akan mengurusnya.
Su
Xi-er duduk saat pintu kamarnya tertutup, kesunyian yang memekakkan telinga
sebagai satu-satunya latar dalam pikirannya. Meskipun intuisinya mengatakan
bahwa ia sudah berada dalam masalah besar, ia bahkan tidak mengetahui siapa
yang menyerangnya.
Terhenti
di sini, ia tidak bisa menahan diri selain menjadi kesal. Jika aku
tidak berjalan ke tempat yang salah semalam, aku tidak akan tanpa sengaja
bertemu Pangeran Hao, dan aku tidak akan terkena banyak masalah merepotkan
sekarang.
Sialan
Pangeran Hao, kenapa kau pergi ke hutan di sebelah Istana Samping tanpa alasan!
Kerchak! Pintunya
terbuka dan seorang dayang masuk membawakan makan malam. Matanya dipenuhi
kebencian saat ia bergumam tanpa henti, "Masih menyuruhku untuk melayani
seseorang yang sudah mau mati."
Su
Xi-er memperhatikan dayang itu meletakkan makan malamnya dan sengaja bertanya,
"Siapa yang akan mati?"
Dayang
itu mendengus dingin. "Tentu saja kau. Dayang lainnya yang datang
bersamamu baru saja dibuang mayatnya. Kau pun akan segera mengikutinya.
Orang-orang yang datang kemari tidak berumur panjang."
"Bisakah
kau memberitahuku, tempat apa ini?" Istana ini sangat dekat dengan Istana
Dingin. Meskipun sekarang ini bobrok, ia bisa menduga dari desain interiornya
kalau pemilik sebelumnya pastilah memiliki status tertentu.
"Setelah
Permaisuri terdahulu dimakzulkan, ia tinggal di sini. Setelah itu ..."
Suara dayang itu tanpa sadar menjadi ketakutan. "Ia bunuh diri dengan
menggantung dirinya dari sebatang tiang langit-langit. Saat langit menjadi
gelap, kau mungkin bahkan bisa melihat hantu Permaisuri terdahulu." Dayang
itu tertawa kering sebelum ia berbalik dan pergi.
Tempat
di mana Permaisuri terdahulu, istri pertama Kaisar Shin Min, tinggal setelah dimakzulkan
... mengurungnya di sini benar-benar "sangat lancang". Mungkin jika
aku mengutarakannya dengan cara lain, Pangeran Hao-lah yang memiliki kekuasaan
luar biasa.
Ia
memilah-milah pikirannya dan menuliskan dua kata di atas meja dengan
jarinya—'Pei' dan 'Xie'.
Saat
ini, Bei Min dikendalikan baik oleh Keluarga Pei dan Keluarga Xie. Kepala
Keluarga Pei adalah Pangeran Hao dan Ibu Suri, sementara Commandery
Prince Xie adalah perwakilan Keluarga Xie.
Berapa
banyak pangeran kekaisaran yang ada di Bei Min? Jangan bilang padaku kalau
pangeran-pangeran kekaisaran ini mengabaikan saja ketika kekuasaan kekaisaran
dirampas?
Alis
Su Xi-er bertautan. Tangannya perlahan-lahan mengetuk bagian atas meja.
"Sebenarnya,
kau adalah seorang gadis yang cantik. Sayang sekali karena kau akan segera
mati." Suara dalam, rendah, dan seram seorang pria tiba-tiba saja
terdengar.
Su
Xi-er berhenti mengetuk mejanya saat matanya menyipit. Ia tidak mendengarkan
satu pun suara, ataupun melihat orangnya.
"Temanmu
baru saja mati, dan segera, kau yang berikutnya. Karena aku merasa kau cantik, aku
akan mengizinkanmu untuk memilih cara matinya." Tepat setelah kata-kata
ini diutarakan, seorang pria yang sepenuhnya dikaburkan oleh penutup kepala dan
jubah hitam pun memasuki ruangan.
Su
Xi-er berdiri dan menjawab tenang, "Kau akan menyetujui apa pun cara
kematian yang kupilih? Apakah kau sungguh-sungguh dengan ucapanmu?"
"Tentu
saja."
"Baiklah,
kalau begitu. Aku memilih untuk mati karena usia tua."
Pria
berjubah hitam itu tercengang selama beberapa waktu. Setelahnya, ia tertawa
terbahak-bahak. "Kau ... wanita ini. Bukan hanya kau cantik, tetapi kau
juga menarik. Aku selalu sungguh-sungguh dengan apa yang kukatakan, tetapi kau
tidak bisa menyalahkanku karena kau tidak memainkan kartumu dengan cara biasa
dan membuat sebuah pilihan yang benar."
Ia
mengangkat tangannya dan sebuah serpihan kayu bakar yang tajam diarahkan ke
hatinya.
Su
Xi-er mengelak lincah. "Kau bisa menggunakan Panah Penembus Jantung."
"Cantik,
kau memang berpengalaman dan berpengetahuan. Teknik panahanku bahkan jauh lebih
hebat daripada Yun Ruo Feng dari Nan Zhao."
Akan
tetapi, perempuan ini benar-benar mengelak darinya!
"Kau
ingin membunuhku, sudah pasti karena ada seseorang yang menyuruhmu. Siapa? Aku
tidak ingin mati tanpa mengetahui alasan jelasnya."
Ia
mengatakan ini sepenuhnya dengan tujuan untuk mengulur waktu. Aku harus
tetap hidup!
"Kau
merusak pemandangan. Alasan ini cukup." Pria itu lalu berteriak dan
menerkamnya dengan tangan yang mengarah untuk mencengkeram lehernya dengan kuat
dalam satu gerakan.
Su
Xi-er beruntung karena berhasil merasakan sebuah tusuk rambut di laci dari meja
panjang tersebut, dan baru saja akan menggunakan senjata pembunuhnya saat ia
mendengar jeritan pedih pria itu.
Ketika
ia menatapnya lagi, ia melihat pundak pria itu terluka, pria lainnya,
mengenakan jubah putih berdiri di belakangnya.
Pria
itu berdiri di bawah sinar bulan dengan rambutnya yang dibiarkan terurai.
Rambutnya yang tak terikat sikapnya yang tenang menyatu, memberinya aura
seorang bangsawan.
"Hehe,
jadi kau." Suara pria yang berpakaian hitam itu dalam dan rendah. Ia
melirik Su Xi-er sesaat sebelum segera menghilang, dalamnya kemampuan pria itu
masih tidak diketahui.
Selagi
Su Xi-er memandangi pria yang berjalan ke arahnya, ekspresinya agak
termangu. Auranya sangat mirip dengan Yun Ruo Feng.
Hanya
saja, pria ini tidak segagah Yun Ruo Feng.
"Serahkan."
Pria yang berdiri di hadapannya berkata acuh tak acuh.
Serahkan? Kebingungan
tertulis di wajah Su Xi-er.
"Tusuk
rambut yang ada di tanganmu."
"Ini
milikmu?" Tepat setelah ia mengajukan pertanyaan itu, Su Xi-er menyadari
kalau ia sudah mengatakan sesuatu yang salah.
Ini adalah tempat dimana Permaisuri terdahulu tinggal. Menemukan tusuk rambut ini di laci, bagaimana bisa benda ini milik orang ini? Apakah ia mempunyai hubungan dengan Permaisuri terdahulu?
0 comments:
Posting Komentar