Three Lives Three Worlds, The Pillow Book 2
Chapter 19 Part 1
Upacara Bingcang Qingqiu jelas meninggalkan dampak yang besar. Setelah cukup beruntung untuk menghadiri upacara tersebut, Cheng’yu Yuanjun kembali ke Jiuchongtian dan mendirikan sebuah kios bercerita di Langit ke-33.
Sesi gosipnya selalu laris selama setengah bulan mengenai detail dari upacara Bingcang. Tidak perlu dikatakan lagi, itu sukses besar di antara para makhluk abadi.
Bagian favorit para dewa-dewi adalah dimana Yang Mulia Donghua Dijun memukul pedang besi dari tangan Nie Chuyin hanya dalam satu gerakan.
Legenda mengatakan bahwa, Nie Chuyin mengintimidasi Fengjiu, si ratu muda Qingqiu, dalam sebuah kompetisi berpedang. Donghua Dijun naik ke atas panggung dan menampakkan dirinya demi sang ratu muda.
Tidak tahan lagi dengan ocehan Nie Chuyin, ia menarik pedang dari sarungnya setelah memberinya tiga pukulan yang terhitung sopan dan mengalahkan pedang besinya hanya dalam satu gerakan.
Di detik pedang besi itu mendarat ke atas tanah, Dijun langsung memberikan serangan kilat. Dalam sekejap mata, ia membelah pedang besi berat itu dengan mudahnya menjadi dua bagian seolah ia tengah memotong batang bambu.
Sebuah hulu pedang mengayunkan dua belah pedang itu dan memintal mereka ke udara. Pedang Canghe Dijun tepat berhenti di depan dada Nie Chuyin. Satu gerakan saja tiba-tiba menunjukkan ilmu berpedang mahatinggi yang terus berubah tidak peduli kuatnya gerakan tersebut.
Dikatakan bahwa, para dewa beruntung yang hadir semuanya tercengang waktu itu. Di satu sisi, mereka terpesona oleh rahmat Dijun. Di sisi lain, mereka merasa agak tidak sebanding dengan para dewa kuno.
Di tahun-tahun terakhir ini, kemampuan sihir mereka tidak unggul dimanapun. Beruntungnya, ilmu sihir Klan Iblis pun tampaknya tidak banyak berkembang juga. Paling tidak mereka bisa mendapatkan sedikit penghiburan dalam hal ini.
Kalah telak, Nie Chuyin pergi meninggalkan Qingqiu dalam kepanikan, terlalu malu untuk meneruskan omong kosong soal ilmu berpedang antar klan. Si ratu muda Qingqiu pun akhirnya dapat menyegel pedangnya dan menyelesaikan upacaranya.
***
Bisnis mendongeng ini sedang booming di Langit ke-33. Melalui penghormatan yang dimiliki para makhluk abadi terhadap Dijun, Cheng’yu Yuanjun berhasil menembusnya.
Yang Mulia Kecil, si buntalan A Li, menerima beberapa batang emas sebagai upahnya setelah membantu Cheng’yu mengumpulkan uang teh selama beberapa hari. Cheng’yu Yuanjun sedang dalam suasana hati yang luar biasa. A Li pun sedang dalam suasana hati yang sangat baik sementara ia menggigiti batangan emasnya.
Namun untuk setiap orang-orang yang berbahagia, akan ada yang bersedih. Upacara Bingcang telah benar-benar menghancurkan hati banyak orang, termasuk serentetan dewi-dewi berperingkat tinggi di Langit.
Di masa lalu, para dewi tidak berani melabuhkan perasaan apa pun terhadap Dijun. Karena Yang Mulia sendiri adalah sang legenda, mereka tidak pernah mengira kalau suatu hari ia akan menikahi seorang ratu. Atau mereka mereka mungkin mengira bahwa jikalaupun Dijun ingin menikahi seorang ratu, itu hanya mungkin salah satu dari mereka, oleh sebab itu mereka jarang sekali memiliki pemikiran tidak sopan terhadapnya.
Setelah upacara Bingcang, Putri Zhi’he dalam hiruk-pikuknya berlari mendatangi Istana Taichen. Ketika Zhonglin Xianquan melihat wajah kuyunya, ia tidak tega mengusirnya pergi. Berpikir bahwa Dijun juga sedang tidak berada di sana, dan membiarkannya tinggal di sana selama beberapa hari akan jadi suatu kebaikan, ia mempersiapkan sebuah kamar untuknya ditinggali.
Putri Zhi’he minum-minum untuk menghilangkan kesedihannya sementara ia menanti Dijun kembali. Kapan saja ia bertemu dengan seseorang, ia akan menangkapnya dan bertanya bagaimana tepatnya Fengjiu dari Qingqiu itu lebih baik darinya.
Di hari ketiga, Zhi’he tanpa sengaja menangkap Zhonglin Xianguan yang kebetulan lewat.
Menjadi seorang yang sangat jujur, ia menatap mata bengkak Zhi’he sesaat sebelum mengungkapkan: “Dijun menyukai seorang wanita cantik yang dapat memasak, yang unggul dalam berpedang, dan juga seseorang yang tahu bagaimana caranya bertarung. Putri, Anda tidak dapat melakukan satupun dari hal-hal ini. Selain itu ....”
Zhonglin Xianguan benar-benar tulus: “Walaupun Anda dapat dianggap cantik, dibandingkan dengan Yang Mulia Fengjiu, Anda sebenarnya ... agak jelek.”
Dikatakan bahwa, Putri Zhi’he muntah darah di tempat, terbatuk panjang sebanyak tiga kali, terjun cepat ke dalam kereta yang ditepikan oleh Zhonglin Xianguan, dan, tanpa menoleh kembali, meninggalkan Jiuchongtian untuk kembali ke gunung dimana ia diasingkan.
***
Perayaan Tahun Baru di Jiuchongtian cukup meriah. Meskipun begitu, karena pabrik rumor di Qingqiu tidak pernah sekuat di Jiuchongtian, musim semi datang dengan cukup damai.
Hanya teman sekelas Fengjiu yang baik, Adik Serigala Abu-abu, yang sedikit tertekan. Kelas tetap dibuka di akademi klan, dan Fengjiu sudah meninggalkan satu ton pekerjaan rumah.
Adik Serigala Abu-abu sudah berbaik hati membantunya mencatat. Berpikir Fengjiu akan kembali ke Qingqiu untuk upacara Bingcang, Adik Serigala Abu-abu merasa senang akhirnya bebannya akan terangkat. Ia mendatangi Gua Rubah untuk mencarinya ketika ia mendengar Donghua Dijun dan Bai Zhi Dijun sedang berdiri di dalam, berbincang setelah upacaranya selesai.
Kemudian setelah secangkir teh, Fengjiu dibawa pergi. Adik Serigala Abu-abu mengangkut buku-buku catatan berat yang dibawakannya untuk Fengjiu saat ia menghela napasnya pasrah.
Namun setelah dipikirkan lagi, buku-buku catatan berat ini sebenarnya bisa dihadiahkan pada Fengjiu sebagai hadiah pernikahan. Dengan begini, ia tidak perlu lagi menghadiahkan pasangan ini uang selamatan. Ia pun mendadak bahagia kembali.
Dewa Agung Zheyan sudah beradai di Qingqiu selama beberapa hari terakhir semenjak ia menonton bagian keriuhan yang terjadi selama upacara Bingcang. Sangat penasaran tentang apa yang akan dikatakan oleh Donghua dan Bai Zhi terhadap satu sama lainnya, ia pun secara sengaja tak sengaja, mengintip dari waktu ke waktu.
Hari itu, Bai Zhi Dijun memanggil Bai Yi dan istrinya ke Gua Rubah untuk berbicara. Zheyan tahu pembicaraan ini pastinya soal urusan rumah tangga, dan urusan rumah tangga pasti ada hubungannya dengan Fengjiu. Jika itu ada hubungannya dengan Fengjiu, maka sudah jelas ada hubungannya pula dengan Donghua.
Zheyan menempelkan dirinya di atas sebuah kursi di rumah Bai Zhe tanpa bergerak seinci pun. Bai Zhi Dijun harus mengangumi tekad luar Zheyan dan pada akhirnya menyerah dan membiarkannya ikut mendengarkan.
Menurut perkataan Bai Zhi, ia dan Donghua memang datang ke suatu tempat yang sunyi hari itu untuk membicarakan soal sebuah masalah penting.
Walaupun Dijun hanya berdiri sederhana di sana seperti biasa, posturnya penuh dengan supremasi yang agung. Namun, dengan sikap rendah hati, ia mengakui bahwa ia telah jatuh cinta pada cucunya, Fengjiu, pada pandangan pertama, dan berniat menikahinya sebagai ratunya.
Donghua awalnya berencana untuk melamar, bertunangan, dan kemudian menikah sesuai dengan peraturan. Tetapi karena mereka berdua baru-baru ini jatuh ke dunia mimpi, dikarenakan berbagai kemalangan, Donghua pun menikahi Fengjiu demi mempersingkat segalanya. Ia merasa sangat bersalah terhadap Fengjiu dan juga para tetua di Qingqiu.
Dijun kemudian mengatakan ada hal lainnya yang juga selalu mengganggunya. Ia tadinya berencana untuk datang bertamu ke Qingqiu setelah mereka meninggalkan dunia mimpi, namun ia mengetahui bahwa Qingqiu sangat ketat dalam memilih calon menantu lelaki mereka.
Harus berasal dari sebuah keluarga yang mapan dan memiliki kekuasaan. Donghua takut ia tidak dapat melakukan apa pun soal latar belakangnya, tetapi ia dapat sedikit berdiskusi dengan Tianjun jika itu masalah kekuasan.
Donghua juga berkata, karena Xiao Bai takut menantu lelaki sepertinya tidak akan disukai oleh para tetua, Xiao Bai sudah banyak mengalami ketakutan akan hal-hal yang belum tentu terjadi.
Donghua pikir tidak akan baik baginya untuk terburu-buru berkunjung. Namun, sekarang seluruh dunia sudah tahu ia adalah menantu lelaki Qingqiu, bahkan jika ia tidak disukai oleh semua orang, ia hanya bisa meminta mereka memaklumi kekurangannya dan menerimanya.
Terakhir, Dijun mengatakan kalau Xiao Bai sebenarnya menikmati perayaan. Jika Qingqiu setuju merestui Fengjiu dengannya, mereka akan mengadakan sebuah resepsi pernikahan dan mengundang para mahkluk abadi untuk datang.
Dijun meminta bantuan Qingqiu dan Istana Taichen demi mempersiapkan perjamuan pernikahan itu bersama-sama. Zhonglin akan mengurus bagian di Istana Taichen. Sementara untuk Qingqiu, ia merasa kalau ibu Xiao Bai akan menjadi kandidat yang sangat baik.
Pernikahannya diadakan setengah bulan kemudian. Lokasinya adalah di Laut Biru suci.
Karena Dijun telah mengunjungi tempat Dewi Nuwa setelah mereka meninggalkan dunia mimpi untuk memasukkan namanya dan Xiao Bai dalam daftar pernikahan, mereka tidak perlu lagi melakukan upacara pernikahan.
Dijun meminta ibu Xiao Bai untuk mengurusi soal persiapan pernikahan semenjak Xiao Bai kelelahan setelah usaha kerasnya selama upacara Bingcang. Ia akan membawa Xiao Bai lebih dahulu ke Laut Biru untuk liburan pemulihan.
Setelah Bai Zhi Dijun mendengarkan pidato ini, ia merenungi ini sekian lama sebelum akhirnya bisa menebak kalau ‘Xiao Bai’ ini maksudnya adalah cucu perempuannya.
Bai Zhi Dijun sangat kecewa, meyakini bahwa, satu-satunya cucu perempuannya telah dicuri oleh Donghua, dan ingin menentangnya. Akan tetapi, Bai Zhi dan Donghua telah mengenal satu sama lain selama puluhan ribu tahun.
Pidato Donghua hari ini lebih panjang ketimbang semua yang pernah diucapkannya selama puluhan ribu tahun itu jika digabungkan.
Tercengang untuk sesaat, Bai Zhi Dijun kehilangan kesempatannya untuk menyuarakan keberatannya. Di saat ia tersadar, Dijun sudah membawa Fengjiu pergi dari Qingqiu.
Zheyan sudah lama mengetahui soal kegilaan Fengjiu untuk Donghua. Ketika ia mendengar bahwa Donghua dan Fengjiu sudah memasukkan daftar pernikahan mereka kepada Dewi Nuwa, ia merasa sedikit lega.
Karena Fengjiu dapat dianggap sebagai keponakannya, itu berarti Donghua akan menjadi keponakan ipar lelakinya. Ia tidak akan pernah bisa mengalahkan Donghua dalam ilmu sihir, tetapi ia lebih unggul dalam senioritas kali ini. Zheyan sangat senang.
Ibu Fengjiu juga merasa sangat senang, tetapi bukan karena rasa senioritas yang didapatkannya. Ibu Fengjiu tidak jauh berbeda darinya. Ia tumbuh mendengarkan legenda Dijun semenjak ia masih muda, hatinya dipenuhi kehormatan yang abid.
Tidak sekali pun dalam jutaan tahun ia mengira bahwa ia akan menjadi ibu mertua Dijun suatu hari nanti. Ketika mereka pertama tiba di rumah ayah mertuanya dan mendengar secara personal Dijun mengatakan ia adalah pilihan yang tepat sebagai perencana pernikahan, ibu Fengjiu yang tidak pernah merencanakan sebuah pernikahan sebelumnya, mendadak merasa sangat gembira.
Dalam hati ia memutuskan untuk merencanakan pernikahan ini dengan sangat baik agar ia tidak mengecewakan kepercayaan Dijun.
Akan tetapi, Dewi Tetua Fumi, nenek Fengjiu yang berjarak ribuan mil jauhnya, sedikit lebih berakal sehat. Dikatakan bahwa ia terkesima dengan kemampuan berpedang Dijun sejak hari itu.
Sepanjang hari ia akan menopang keningnya dan mendesah: “Beritahu aku sesuatu, Jiu-er tidak mencari seorang suami jadi ia tidak menemukan siapa pun. Tetapi sekalinya ia mencari, ia menemukan seorang pria yang dahsyat. Bagaimana mungkin ia bisa lebih unggul dari suaminya mulai dari sekarang? Bahkan jika ia menelan kesedihannya dan pulang ke rumah dalam keadaan menangis, bagaimana mungkin keluarganya bisa mendukungnya saat itu? Aku tadinya ingin mencarikannya seseorang yang sebanding atau keluarga yang sedikit di bawahnya, sehingga, apabila ada kejadian ia menderita di keluarga suaminya, Jiu-er masih memiliki dukungan kakeknya. Sekarang, kalau ia menikahi keluarga Donghua Dijun, kemana lagi ia harus pergi ketika ia diperlakukan tidak baik?”
Menantu perempuan tertua Dewi Tetua Fumi dengan berbakti menanti sembari bersujud dan menghiburnya dengan berkata: “Tanpa menyebutkan kecantikan alami gadis itu, hanya dengan mulut manisnya saja sudah cukup untuk membuat orang lain bahagia. Bukankah Fengjiu selalu membuat Ibu terpesona? Terlebih lagi, pasangan yang menikah belum tentu bertengkar sepanjang waktu.
"Gadis itu masih sangat muda. Setelah menikah, aku yakin Yang Mulia Dijun akan lebih memanjakannya. Dan melihat ke gambaran yang lebih besar, karena Fengjiu mewarisi takhta Wilayah Timur di usia semuda ini, memiliki bantuan Dijun akan mengurangi bebannya. Menurut pendapatku, ini sebenarnya adalah pernikahan yang sangat menguntungkan.”
Dewi Tetua Fumi mendengarkan menantu perempuan tertuanya. Terbujuk oleh wawasannya, setengah dari kekhawatirannya akhirnya berkurang.
Setelah menyerahkan pernikahan ini pada Bai Yi dan istrinya, Bai Zhi Dijun dengan santainya pergi berkeliling dengan istrinya tanpa rasa bersalah sama sekali karena meninggalkan putra dan putrinya untuk menjadi tuan rumah Gua Rubah.
Beruntungnya, Zhonglin Xianguan dari Istana Taichen mengurus segalanya di dalam dan luar. Di hari yang sama, sekelompok dewa tetua tiba di Qingqiu untuk membantu ibu Fengjiu.
Kabar pernikahan pun lambat laun menyebar. Di hari ketiga, undangan yang terbuat dari giok yang diukir dikirimkan ke berbagai alam. Terkadang, para makhluk abadi dapat terdengar mengatakan bahwa sebuah pesta yang diadakan oleh Dijun memang luar biasa. Bahkan undangannya pun diukir di atas giok.
Zhonglin Xianguan sangat senang saat dalam hatinya ia memberi tepuk tangan untuknya sendiri atas kekreatifitasannya.
Orang tua Fengjiu sedang sibuk-sibuknya selama beberapa hari belakangan, tetapi Fengjiu benar-benar bahagia dan bebas di Laut Biru suci.
Saat Dijun muncul demi dirinya hari itu selama upacara Bingcang, reaksi pertama Fengjiu adalah memindai para penonton yang duduk di bawah. Mukanya adalah muka Qingqiu. Tidak peduli apa pun, ia harus tetap tenang. Dan ia tenang.
Akan tetapi, sebenarnya, satu ledakan sudah meledak di kepalanya, seolah ia sedang berhadapan dengan lahan ranjau peledak. Di saat seperti ini, seorang gadis bisa diharapkan merasa tersentuh atau malu-malu. Fengjiu tidak merasakan keduanya.
Satu-satunya hal yang mampu ia pikirkan adalah: Langit selamatkan dirinya, ini dia pernikahan rahasianya dengan Dijun!
Fengjiu tadinya berniat untuk pelan-pelan membawa masalah ini kepada tetua klan. Dijun baru keluar karena Nie Chuyin terlalu sombong, tetapi kakeknya sendiri mungkin saja mendepak Fengjiu keluar dari Qingqiu.
Fengjiu merasa gelisah sepanjang pagi sampai Dijun akhirnya melangkah keluar dari Gua Rubah kakeknya. Dijun dengan tulus memberitahunya kalau kakeknya, Bai Zhi, tidak mempermasalahkan pernikahan mereka sama sekali.
Bai Zhi begitu bergembira, bahkan menawarkan untuk mengadakan sebuah resepsi untuk mereka. Ia sangat senang untuk mengurus semua perencanaan pernikahan, dan karena ia juga merasa kasihan karena Fengjiu telah bekerja sangat keras beberapa hari ini, Bai Zhi secara khusus meminta Dijun untuk membawa Fengjiu pergi berlibur.
Ternyata kakeknya sangat memerhatikannya. Hati Fengjiu, yang telah tergantung tak jelas di udara, mendadak melayang kembali ke tanah. Ia sekarang merasa santai dan tenang.
Di saat mereka tiba di rumah Donghua, Laut Biru yang suci, Fengjiu sudah menempel di lengan Dijun selagi ia memerhatikan pemandangan yang spektakuler. Matanya berkelip penuh kegembiraan. Mempercayai kalau ia datang kemari untuk memulihkan diri atas keinginan kakeknya, Fengjiu merasa bebas seolah ia telah menyelesaikan ujian terakhirnya. Tidak ada apa pun dalam benaknya; hanya ‘bersenang-senang’ yang ada di dalam kepalanya.
0 comments:
Posting Komentar